Kalian tau ga gue ngetik ini pake jari telunjuk gara2 jempol tangan gue yang kanan sakit:')
Jadi maaf kalo banyak typo:"Happy Reading💕
****
Sepi. Aisyah benci suasana itu. Kenapa? Karena sepi akan semakin membuatnya rindu dengan kehadiran seseorang. Seseorang yang selalu membuat hari harinya berwarna. Seseorang yang selalu membuatnya tertawa karena tingkah konyolnya. Seseorang yang selalu meminta maaf padanya berkali kali ketika membuat kesalahan padanya hingga membuat dia kesal. Seseorang yang menghibur Aisyah saat dia sedang sedih.
Tapi sekarang tidak ada lagi yang menghibur Aisyah ketika sedih. Karena orang yang selalu menghiburnya saat sedih saat ini menjadi alasan utama Aisyah bersedih.
Aisyah mengusap air matanya yang berkali kali jatuh sambil sesekali memijat keningnya yang pening. Sepulang sekolah Aisyah langsung datang menjenguk Ari setelah mendengar kabar kalau Ari sudah boleh di jenguk.
Dan sekarang disinilah Aisyah berada. Di kamar tempat Ari dirawat. Kamar yang sama dengan kamar tempat dulu Azka di rawat.
Aisyah menghembuskan nafas panjangnya. Berkali kali dia berdoa semoga keadaan Ari tidak akan sama seperti Azka. Ari harus bertahan.
"Ari kapan kamu bangun?" gumam Aisyah sambil menggenggam tangan kanan Ari yang tidak diinfus. Namun percuma Ari hanya diam. Semenjak kecelakaan Ari belum pernah sadar sama sekali.
"Pasti ini sakit ya" Aisyah mengusap lembut dahi Ari yang ditempeli perban untuk menutupi lukanya. Sebenarnya luka Ari tidak terlalu parah. Hanya beberapa lecet saja di tubuhnya. Selain itu tulang tulangnya juga hanya mengalami cidera ringan yang kira kira akan sembuh dalam beberapa minggu. Hanya saja benturan yang cukup kuat pada tubuh Ari membuat Ari tidak sadarkan diri sejak tiga hari lalu.
"Ri kamu kapan bangun si? Mana janji kamu. Kamu bilang kalo kamu bakalan perlakuin aku lebih romantis dari drama korea. Mana janji kamu?" Aisyah terdiam. Dia menggenggam tangan Ari lalu meletakkannya ke pipinya. Dia menghela nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya. "Mana Ri? Mana Ari yang ceria. Ari yang cerewet. Ari yang perhatian. Mana? Kenapa kamu sekarang jadi gini si Ri" lanjut Aisyah lirih di susul isak tangisnya.
"Ri kamu tau aku pengin banget denger secara langsung dari kamu tentang cerita masa kecil kamu. Kata kak isa dulu kamu nakal banget. Udah nakal jahil lagi" Aisyah tersenyum kecil di antara isak tangisnya ketika mengingat cerita kak isa kalau dulu sewaktu Ari kecil dia pernah mencukur kumis ayahnya sendiri ketika ayahnya sedang tertidur. Selain itu dulu Ari juga pernah meletakkan kecoa mati di dalam bak mandi isa ketika Isa sedang mandi.
"Ck nggak nyangka kalau kamu dulu nakal plus jahil banget. Eh tapi sekarang kamu juga masih nakal sama jahil juga ya" Aisyah mengingat ketika Ari mengerjainya saat membangunkannya tertidur saat hari anniv kesatu bulan mereka.
Mengingat itu semua membuar air mata Aisyah jatuh semakin banyak.
"Tuhkan kalo aku inget inget kamu aku jadi sedih lagi" Aisyah mengusap air matanya.
"Ri apapun yang terjadi nantinya. Aku bakalan tetep ada buat kamu. Aku sayang kamu" Aisyah mendekatkan wajahnya ke Ari lalu mencium pipi Ari.
Blush!
Reflek pipi Aisyah memerah karena malu walaupun dia tau kalau Ari tidak akan menyadarinya. Aisyah berpikir kalau Ari sadar pasti akan menggoda Aisyah habis habisan.
"Untung kamu masih tidur" Aisyah mengusap usap pipi Ari yang tadi dia cium. Lalu tangannya membenarkan rambut Ari yang berantakan.
Tiba tiba tangan Ari yang digenggam Aisyah bergerak. Aisyah membulatkan matanya. Apa Ari sudah sadar?!

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MONYET
Fanfiction[END] [ARSYAH] Cuma cinta monyet anak smp bukan cinta sejati. Lo belum tahu arti sebenarnya cinta. Termasuk gue.-Ari. Ada alasan kenapa aku tidak berani mengungkapkan rasa ini. Bukan karena friendzone. Tapi ada alasan lain yang suatu saat akan kamu...