Puisi 78 : Semut

39 3 0
                                    

Di sebalik luang kosong
Antara cahaya dan kegelapan
Aku merangkak bagai semut kecil yang buta dalam perjalanan

Terkapai-kapai
Terkiai-kiai
Meraba setiap butir pasir dan kerikil
Membiar titis-titis darah mengalir dari celahan kuku

Kerana aku saat itu
Tidak mampu membedakan
Antara terang dan pekat malam
Keduanya terlihat sama bagi aku sang semut buta

Jadi perjalanan itu sendiri menjadi penunjuk arah bagiku
Lebih sakit lebih perit
Itu yang harus aku tempuh

Kerana dunia ini perlu dilalui dengan sukar
Barulah di surga bisa ku hidu haruman mekar

PUISI KATASKY Where stories live. Discover now