Puisi 124 : Merah

1 0 0
                                    

Secaturwulan kita bertemu
Sedasawarsa aku menunggu
Hanya untuk menatap
sang pipi merah
Kembali bertamu
jarangnya beribu jangka

Haruskah aku menjadi
Manusia abadi
Bertapaknya di daratan
Berenangnya di lautan
Terbangnya di awangan
Hanya untuk menunggu kamu

Kata pujangga lama
Hanya dengan melepaskan
Dapat kita meneruskan
Tetapi bukankah terlalu lama
Hamba membiarkan
Mengapa masih diri ini
tersekat tiada batasan

Impian kala lama
Meluncuri jalan raya bersama
Berpegangan tangan
Menikmati usia tua
Tinggal cita tidak terjangkau mata
Gegayuhan tidak kesampaian
Malah mimpi tinggal khayalan

PUISI KATASKY Where stories live. Discover now