PART 26

107 7 19
                                    

Amarah memang membuat orang kehilangan akal sehat nya, dan itu yang dirasakan seorang Alexander Brain Twyford. bagaimana mungkin dia mengucapkan kata kata yang begitu menyakitkan kepada Alena, wanita nya.

X memang mudah marah, ego nya yang tinggi menyesatkan nya atas apa yang tengah ia hadapi sekarang. X benar-benar menyesal atas apa yang telah ia ucapkan, lidah nya seperti mobil yang kehilangan kendali sehingga menabrak orang yang sangat di cintai nya. Dan X merutuki sikap nya saat ini.

" Alena," lirih X setelah beberapa menit tidak ada satupun di antara mereka yang berbicara.

Bahkan Zhuan Qi dan wanita sewaan Jeff pun ikut terdiam. jangan kan mereka, pengunjung yang tengah menikmati makanan nya pun ikut membisu, tidak ada yang berbicara bahkan dentingan piring saja tidak terdengar. setelah X membentak Alena dengan kata yang kasar, suasana disana menjadi begitu sunyi.

" A..aku." Lidah X terasa kelu ingin mengucapkan kata-kata nya.

" Apa, aku seburuk itu?" ucap Alena pelan terdengar seperti bisikkan. mata nya tetap menatap X dengan perih, air mata nya lolos begitu saja.

Sedari tadi waktu di kantor Alena berusaha mati-matian untuk tidak menangis, karna hujatan para karyawan. Tapi kali ini Alena sudah tidak bisa lagi menahan nya.

" A..aku... ma.maksut ku.."

" Selamat anda berhasil menyakitiku." Air mata Alena terus saja mengalir tanpa henti, seperti hati nya yang terus tersakiti oleh perkataan X.

Tidak ingin lama-lama disana Alena beranjak pergi. namun dengan cepat tangan nya di cekal oleh X.

" Maafkan aku." Mohon X

Dengan kasar Alena menghempaskan tangan nya sampai cekalan X terlepas, lalu Alena berlari sambil menyeka air mata nya yang tidak mau berhenti.

" Alena." Teriak X

X terus berlari mengejar Alena, sampai lift terbuka segera Alena memasuki lift itu, Namun sayang X terlambat untuk masuk lift. karna lift itu sudah tertutup.

X tidak mau menyerah begitu saja, dia menuruni tangga dararut dengan berlari kencang. tidak perduli jika dia ingin jatuh di tangga karna yang terpenting sekarang adalah mendapatkan maaf dari Alena.

Bodoh. Bodoh. Bodoh...

X terus merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa dia membuat kesalahan seperti itu. X tidak ingin lagi di tinggalkan atau pun melepaskan. untuk itu X sangat marah ketika ada pria yang ingin mendekati Alena.

Sungguh X merasa cemburu tadi, sehingga dia tidak sadar mengucapkan kata sialan itu.

Sesampai nya di lantai pertama Alena keluar dengan berlari, begitupun X yang berusaha terus mengejar Alena.

Seperti tidak terpengaruh hujan yang begitu deras Alena tetap berlari menerjang butiran-butiran air hujan yang membasahi tubuh nya. Alena terus berlari dan berlari entah ke arah mana, Alena tidak perduli. yang terpenting sekarang adalah Alena pergi dan tidak mau melihat Mr.X lagi.

Alena terluka.

" ALENA BERHENTI." Teriak X sambil mengusap wajah nya yang di banjiri air hujan, penglihatan nya pun mengabur karna deras nya air hujan.

Tapi X tidak perduli itu. X terus mengejar Alena sampai ke jalan raya. Namun Alena tetap tidak mau berhenti dia terus berlari, sampai X benar-benar kewalahan. Tapi ia tidak akan menyerah Alena terluka karna dirinya, dan X mempunyai tangung jawab untuk mengobati luka itu.

Sampai Alena benar-benar lelah, langkah nya melambat dan nafas nya yang ter engah-engah, namun tetap air mata nya terus mengalir meskipun air hujan yang menutupi air mata nya.

    I love Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang