PART 43

70 4 0
                                    

" Oh sepupu, kau belum tau ya? tadi malam dia berangkat ke New york." balas Jeff dengan enteng nya.

Lidah Alena terasa kelu, ketika mendengar penuturan Jeff. tubuh Alena menegang dan tak terasa berkas yang ia bawah jatuh begitu saja, dengan suara lirih ia berkata. " Tapi dia tidak memberitahu ku semalam."

Mata Alena berlinang air mata, hati nya terasa begitu sesak dengan jantung yang terasa di peras dengan sangat kuat.

Kenapa X tidak memberitahu ku jika ingin pergi ke New york?

Pikiran Alena berkecamuk dengan berbagai pertanyaan, namun ia meneguhkan hati nya untuk tetap percaya kepada X, Alena melihat cincin yang melingkar di jari manis nya. seketika itu senyuman terbesit dari bibir manis nya.

" Ya, ya aku tau, jika sepupu ku itu kurang waras karna meninggalkan kekasih nya sendirian disini" kata Jeff tersenyum manis kepada Alena.

Alena bahkan tidak sadar jika sekarang Jeff sudah berada di depan nya saat ini.

" Apa dia menitipkan sesuatu?" tanya Alena penuh harap.

" Sebentar,!! seperti nya dia menitipkan sesuatu" balas Jeff dengan mengetuk-ngetuk kepala nya dengan gaya orang yang lagi berpikir keras.

" Saat itu aku sedang mabuk, tapi aku yakin dia mengatakan kalau..." ucapan Jeff menggantung lalu menatap lekat kepada Alena.

" Kalau.." ulang Alena penasaran

Jeff mendekatkan wajah nya kepada Alena membuat Alena harus memundurkan wajah nya, lalu ia berkata dengan yakin nya. " Kalau kau, tidak boleh terpesona dengan ketampanan ku." kata Jeff dengan mengerlingkan mata nya.

Alena menghela nafas nya, dan mencebik kesal. bagaimana mungkin kadar ke PD an nya Jeff menjadi super tinggi. Ah Alena lupa jika sepupu X ini memang kadar kewarasan nya hanya seperempat.

" Apa kau juga yang menerima surat pengunduran Jenny?" tanya Alena mengalihkan pembicaraan.

" Jenny? siapa dia?"

Alena mengkerutkan kening nya sambil menjawab. " Kau tidak mengenal nya?"

Jeff mengedikkan bahu nya, lalu berjalan ke arah sofa. " Aku slalu lupa dengan nama wanita." kata Jeff sembari duduk di sofa.

Alena memutar bola mata nya, merasa sangat kesal kepada Jeff. ia merasa percuma jika bertanya atau pun berbicara dengan Jeff, jika meladeni orang seperti Jeff, bisa-bisa otak Alena ikut-ikutan mengsle.

" Jika benar kamu tidak menerima surat pengunduran dari Jenny, lalu siapa? apa mungkin X?" tanya Alena kembali karna merasa masih kesal atas pengunduran diri jenny.

Alis Jeff mengkerut dengan menatap Alena dengan pandangan yang bertanya-tanya. " Apa yang kau maksud serigala betina itu.?"

Alena kembali menghela nafas kasar nya, Oh tuhan.. Jeff benar-benar tidak bisa bahasa manusia.

" Dia nama nya Jenny, bukan serigala betina." bela Alena yang tidak terima.

Yang benar saja, Jenny adalah sahabat nya. mana mungkin Alena bisa terima jika Jeff terus-terus an memanggil sahabat nya itu serigala betina.

" Ah ya.. Aku baru ingat!! wanita itu sudah aku keluarkan" seru Jeff dengan tersenyum kemenangan.

" Apa!!" lantang Alena yang terkejut.

" Tidak usah terkejut seperti itu, seharus nya kau merasa bersyukur jika sampah seperti itu sudah di keluarkan dari kantor ini."

Alena mengepalkan tangan nya, menahan emosi yang mendesak ingin keluar, ketika mendengar perkataan Jeff. Mana mungkin Alena terima jika Jenny di hina seperti ini. memang ini bukan pertama kali nya Jenny dan Jeff bermusuhan, mengingat pertemuan mereka yang slalu tidak akur. Namun Alena tetap diam ketika Jeff slalu menghina sahabat nya, Namun kali ini Alena merasa tidak terima.

Karna Alena juga merasa bersalah sama Jenny.

" Jangan pernah katakan sahabat ku itu sampah, karna kau tidak pernah mengenal nya" desis Alena lalu pergi begitu saja dengan menutup pintu dengan keras.

Sedangkan Jeff hanya menatap heran, dengan mengedikkan bahu nya acuh ia berkata pelan. " Memang nya aku peduli."

****

Ini sudah kesepuluh atau puluhan kali nya Alena mencoba untuk mengirim pesan. Memang Alena tidak punya Nomor X yang sedang berada di New york. tapi mungkin jika ada keajaiban X bisa membaca pesan Alena melalui E-mail yang ia kirim.

Tapi sampai saat ini, E-mail itu belum terkirim-kirim. Alena juga lupa tidak meminta Nomer nya kepada Jeff. Alena yang merasa kesal sangat enggan untuk meminta Nomer X yang berada di New york. Apalagi Jeff slalu membuat ia marah dan kesal, ternyata bukan hanya Jenny yang merasa kesal terhadap orang itu, Alena juga merasakan hal yang sama.

Alena mendesah frustasi menatap komputer nya sekarang. kenapa X tidak memberitahu nya.? Itulah pertanyaan yang kembali menghampiri pikiran Alena. Apa sesulit itu sampai-sampai Alena tidak di beri tahu. Apalagi kejadian semalam membuat Alena kembali merasa ragu-ragu terhadap X.

Semua nya membingung kan, memang lamaran X terkesan terburu-buru, bahkan tidak ada kata romantis. tapi jika dilihat dari mata nya X begitu sunguh-sunguh. Namun tidak bisa di pungkiri jika Alena merasa ada yang janggal, Tapi karna perlakuan lembut yang di buat X. membuat Alena tidak bisa berpikir apa-apa sehingga dia begitu terbuai dalam bisikan setan yang menyesatkan.

" Kumohon, bacalah pesan ku jangan membuat ku semakin khawatir." lirih Alena dengan mata yang berkaca-kaca memandang komputer yang menampilkan semua pesan nya.

****

Semoga suka ya part ini..

Jangan lupa Vote and komen..

Terimaksih..

    I love Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang