PART 46

67 4 0
                                    

" Alena.."

" Jenny.!!?" seru Alena

Tanpa menunggu lagi Alena segera bangkit dari duduk nya lalu menghambur ke dalam pelukan Jenny sambil menangis terisak.

" Maaf kan aku, aku bersalah maafkan aku Jen!!"

" Apa maksud mu Al, kenapa meminta maaf.." Kata Jenny dengan menepuk pungung Alena yang gemetar.

" A..aku sudah..

" Diamlah, jangan menangis aku sangat membenci air mata." sela Jenny sambil melepaskan pelukan Alena.

" Hemm.. maaf aku lupa jika kau tidak suka air mata." balas Alena dengan mengangguk sambil menyeka air mata nya.

Jenny menghela nafas nya lalu kemudian ia mengambil pundak Alena dan membantu Alena untuk duduk kembali di ayunan itu. " Ada apa dengan mu Al.?" Tanya Jenny

" Aku merasa bersalah karna sudah membentakmu dan berkata kasar kemarin." Jujur Alena

" Hanya itu?"

Alena mendongak dan menatap lekat ke arah Jenny dengan mengangguk pelan.

" Ya ampun, kenapa kau seperti anak kecil sih, menggelikan." balas Jenny dengan mengusap baju nya yang basah karna tangisan Alena.

" Aku kira kau marah Jen."

Jenny kembali menghela nafas lalu berkata. " Seperti nya kau belum mengenal ku Al."

" Lalu kenapa kau resign Jen?" tanya Alena bersungut-sungut tiba-tiba ia merasa kesal begitu saja, memang nya ada apa hari ini sehingga Alena cepat sekali berubah Mood.

" Aku resign? Yang benar saja, dia yang tiba-tiba memecatku." Kata Jenny yang menggeram marah lalu dengan santai nya ia mengedikkan bahu nya lalu berkata kembali. " Tapi tidak apa-apa, ada bagus nya dia memecatku karna aku merasa muak jika yang menjadi Bos kita itu Hidung babi yang menjijikan."

" Jadi kau di pecat Jeff,!!?

" Iya.. aku sangat membenci nya dan juga begitu muak dengan tingkah laku nya." Sahut Jenny yang merasa marah ketika mengingat ia di pecat begitu saja.

Bukan Jenny yang resign tapi dengan sengaja Jeff memecat nya dengan alasan jika Jenny tidak terlalu cantik untuk bekerja.. Oh tuhan.. alasan macam apa seperti itu.

" Aku akan berkata kembali kepada Jeff supaya dia menarik kembali keputusan nya." Ujar Alena sambil berdiri.

" Tidak usah Al, lagi pula aku juga merasa bosan hidup di kantor."

" Lalu kau akan bekerja dimana Jen, aku tau kau pasti membutuh kan biaya besar jika hidup di jakarta ini."

" Percayalah padaku Al, aku bisa menghidupi kebutuhan ku sendiri meskipun tidak bekerja di kantor itu."

" Lalu kemana saja kau slama ini? aku mencari di kontrakan mu tapi tidak ketemu?" cerca Alena

" Aku pindah Al, sekarang aku tinggal di cafe Zhuan Qi."

Alena menghela nafas nya lalu menepuk kening nya ketika ia mengingat jika ia begitu bodoh karna tidak mencari di cafe Zhuan Qi, padahal tempat itu adalah tempat mereka berkumpul.

" Kenapa kau kemari.?" tanya Jenny

" Aku kesepian Jen, mangkanya aku kemari."

" Memang nya kemana X,?

Tiba-tiba tubuh Alena merosot begitu saja, ketika mendengar nama X.

" Apa dia melakukan kesalahan?" tanya Jenny penasaran karna melihat raut wajah Alena yang tiba-tiba redup.

" Dia pergi ke New york." balas Alena lirih.

Sudah ku duga.. Batin Jenny

" Tapi dia tidak pernah mengabari ku sejak dia pergi ke New york." Lanjut Alena

" Aku tau, jangan di pikirkan dia pasti akan kembali."

Alena menatap Jenny dengan kening berkerut. " Kau tau?" kata Alena bertanya-tanya.

Jenny menepuk kening Alena sembari berseru. " Aku tau dari kamu kan tadi."

Alena tersenyum tipis lalu mengaruk rambut nya dengan memasang tampang bodoh nya.

" Jen, seperti nya aku harus kembali ke kantor sekarang juga." Kata Alena sambil melihat arloji nya.

Jenny mengangguk pelan dengan menjawab. " Pergilah Al."

" Baiklah, aku akan pamitan dulu ke anak-anak dan ibu maya."

Alena segera berpamitan kepada ibu maya dan Anak-anak. awal nya Alena merasa kesulitan karna anak-anak tidak mau di tinggal tapi dengan bujukan dan rayuan maut akhir nya Anak-anak panti itu mengerti. Alena harus cepat pulang ke kantor karna Alena sudah meninggalkan kantor cukup lama.

*****

" Maaf Nin, aku lama ya." Kata Alena yang setelah sampai di kantor.

" Tidak apa-apa Al.. lagi pula Bos sudah sadar kok."

" Maksudmu Jeff.?"

" Iya, sekarang dia sedang di ruangan nya, aku heran kenapa secepat itu dia sadar ya.." balas Nina dengan pandangan yang bertanya-tanya.

" Baiklah, aku akan keruangan nya sekarang."

Setelah berbincang kepada Nina Alena melangkah kan kaki nya untuk pergi ke ruangan X yang di tempati Jeff saat ini. Namun pintu itu tidak tertutup rapat sehingga Alena dengan tidak sengaja mendengar percakapan Jeff di telfon.

" Come on.. aku sudah melakukan yang terbaik, aku ini sangat berbakat dalam hal itu."

" Aku akan melaksanakan yang terbaik.. kau tenang saja, aku akan membuat dia malu."

" Bersenang-senang lah di sana dengan wanita seksi itu sepupu."

Sepupu....?

Itu berarti Jeff sedang bertelfon dengan X. Tangan Alena tiba-tiba gemetar begitu saja.. meskipun ia tidak mengerti apa yang di maksud Jeff, Namun Alena merasa dialah yang  sedang di bicarakan tadi. Apa ini alasan kenapa X tidak memberi kabar apapun.. Tapi kenapa X melakukan itu, apa kesalahan Alena sehingga dia meninggalkan Alena ke New york.

Alena menggelengkan kepala nya menepis semua pertanyaan yang bersarang di otak nya. ia harus tetap percaya kepada X. Alena yakin X pasti akan baik-baik saja dan tidak akan pernah meninggalkan Alena.

Alena percaya akan hal itu, dan Alena akan tetap percaya kepada X, Alena percaya akan cinta nya dan juga Alena percaya akan ketulusan nya. Bukan kah hubungan itu harus di landasi dengan kepercayaan. dan Alena sudah membangun sebuah tembok yang sangat kuat yang sudah mendasar di hati nya dengan landasan kepercayaan nya kepada X.

****

Semoga suka ya..

jangan lupa Vote and komen ya..

Terimaksih..

    I love Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang