PART 35

89 8 4
                                    

X mendesahkan nafas nya dengan berat, ketika Arsen orang kepercayaan nya itu. mengabari sesuatu yang begitu mengejutkan bagi nya. dia memijit kening nya yang terasa pening, pikiran nya pun berkelana dengan pembicaraan Arsen beberapa menit yang lalu.

" Aku akan pergi ke New york tuan, karna di indonesia aku tidak menemukan apapun. tidak ada satu pun bukti yang menunjukan tanda-tanda akan keberadaan anak dan suami nya Nyonya Anggelina. meskipun saya sudah menemukan makam nya, tapi itu belum cukup untuk menemukan keberadaan kelurga nya. maaf tuan, ini sungguh terasa sulit. saya tidak bisa meneruskan pencarian ini lagi."

Sekali lagi X menghembuskan nafas nya, mata nya pun terpejam dengan erat sehingga menghasil kerutan di sekitar mata nya. tangan nya terkepal dengan erat, menandakan amarah nya yang begitu kuat untuk meledak sekarang. dada nya begitu sesak seakan-akan ada batu besar yang menghimpit nya sekarang. bagaimana mungkin pencarian ini sesulit ini, bahkan X tidak segan-segan mencarikan detektiv seperti Arsen yang sudah terkenal pintar dalam pencarian, atau pun bisa dengan mudah memecahkan suatu masalah. X tidak pernah meragukan kemampuan Arsen selama ini. tapi mendengar suara putus asa dari Arsen meskipun hanya di seberang telfon sana. X bisa merasakan betapa frustasi nya orang kepercayaan nya itu.

" Apa kau tengah memikirkan sesuatu?" tanya Jeff yang ternyata sedari tadi memerhatikan X, yang rahang nya sudah mengeras setelah telfon itu di tutup.

X membuka mata nya dan kembali menatap Jeff yang kini sudah berdiri di hadapan nya. " Aku tidak ingin berdebat dengan mu. pergilah" balas X

Jeff tersenyum miring. " Apa kau butuh bantuan ku?"

Tanpa menjawab Jeff, X berjalan ke arah kaca besar, dengan kedua tangan nya yang di masukan ke dalam saku celana nya. seperti kebiasaan nya yang ingin memenangkan diri nya, X melihat gedung-gedung jakarta  yang tampak sangat indah. X bergumam pelan. " Sekalipun dalam mimpi, aku tidak akan pernah meminta bantuan mu."

" Ck, kenapa kau begitu gengsi sepupu." kini Jeff berjalan ke arah X dan bersejajar dengan sepupu nya itu, dengan menepuk bahu nya  pelan, Jeff kembali berkata. " Aku tau masalah mu, percayalah semua akan baik-baik saja"

X tetap mengarahkan pandangan kosong nya ke depan, dengan tersenyum miris.

" Mau aku kasih tau, solusi nya?" Kata Jeff

Kini X menatap Jeff dengan alis berkerut, pasal nya sepupu nya ini tidak pernah memberi solusi yang tepat. Jeff slalu memberikan candaan di setiap masalah nya. Ya, tidak bisa di pungkiri juga, terkadang kala X merasa terhibur dengan semua kekonyolan dari Jeff sepupu nya.

Jeff tersenyum lebar. " Kita pergi ke Club."

Tepat apa yang di perediksi kan X. bahwa tidak ada solusi yang tepat yang akan ia dengar jika itu keluar dari mulut Jeff yang geblek  itu. X mendengus sinis merasa percuma jika ia terus mendengar Jeff yang berbicara.
" pergilah, aku tidak ingin melihat mu lagi"

" Oh, ayolah sepupu. kau butuh menjernihkan otak mu saat ini" bujuk Jeff

" Pergilah Jeff. aku tidak ingin pergi ke Club"

" Tapi aku ingin pergi ke Club."

X menatap Jeff tajam. " Kalau begitu, pergilah sendiri. aku tidak akan pernah menginjakan kaki ku ke tempat seperti itu." X kembali berjalan ke arah kursi kebesaran nya. meninggalkan Jeff yang tengah mendengus sinis. " Sekali-kali kau harus merasakan dunia malam seperti Club."

" Kenapa kau begitu cerewet, pergilah sendiri." balas X dengan duduk di kursi kebesaran nya secara kasar.

" Kau hidup di jaman apa sepupu? bahkan sekalipun kau tidak pernah mau menemaniku ke Club." rayu Jeff kembali

    I love Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang