Hati, pikiran dan juga tenaga hanya di pergunakan untuk satu nama. Kebencian yang di buat-buat kebohongan demi kebohongan yang ia ciptakan membuat nya hampir mati demi melakukan nya.
Alena..
Nama yang slama ini menghantui hidup X, sekarang Nama itu juga hampir membunuh nya setiap saat karna ia sudah menyakiti nya berkali-kali. Alasan itulah yang kuat membuat X membuladkan tekad nya untuk menyakiti wanita yang teramat ia cintai.
" Aku sudah melakukan apa yang kau mau. Sekarang lepaskan lah ayah nya." Kata X dengan tatapan tajam nya kepada seorang wanita.
Wanita yang tengah duduk dengan angkuh di sebuah loby hotel berbintang itu hanya tersenyum miring dengan ciri khas nya yang kejam. " Ayolah, kau hanya menyakiti nya secuil saja, aku ingin lebih." balas nya.
Tangan X terkepal dengan erat, bagaimana mungkin wanita seperti ini ada di dunia. Alena sudah tersakiti berkali-kali dan X tidak mampu lagi untuk menyakiti nya.
" Aku ingin, Kau memecat Alena dari kantor mu. Dan pastikan tidak ada pekerjaan satu pun yang ia dapatkan." ucap wanita itu kembali.
" sebenar nya apa masalah mu dengan Alena, dia tidak tahu apa-apa?" Bentak X yang sudah muak dengan perilaku wanita itu. Bahkan orang yang berlalu lalang di hotel itu tampak memerhatikan interaksi mereka berdua.
" Dia sudah membuat kesalahan, Karna sudah terlahir dari rahim Angelina. Ingat X ayah nya masih dalam genggaman ku jadi turuti apa yang aku mau." Wanita itu kembali tersenyum miring, Lalu meninggalkan nya dengan langkah acuh dan aura dingin nya.
Tersayayat hati, dan juga merasakan perih di seluruh tubuh nya ketika melihat Alena menangis. Ingin sekali X memeluk Alena ketika ia pulang dari New York. Ingin sekali X membunuh diri nya sendiri ketika semua ucapan yang menyakitkan terlontar begitu saja kepada Alena.
Semua itu adalah pilihan X yang harus ia ambil, Tidak ada pilihan lagi selain menyakiti Alena atau tidak Ayah Alena akan Mati.
Ya Tuhan.. Ini begitu sulit buat X. Ia seorang pria namun ia begitu lemah untuk melindungi wanita nya sendiri. X akan bersumpah akan melakukan apapun demi menyelamatkan hidup Alena, Tapi menyakiti nya sama saja membunuh Alena setiap saat.
****
Semua rasa bahagia, bimbang dan juga sedih harus Alena campur aduk kan dengan cara yang membingungkan. Ia tidak bisa berdiam diri untuk menerima kenyataan bahwa hubungan nya dengan X putus begitu saja. Tangan nya terasa sangat gatal, hati nya pun ikut ragu untuk mengatakan kepada X bahwa ia sedang mengandung anak nya.
Bayi.. Senyum Alena terbesit ketika mengingat ia akan menjadi seorang ibu. Alena tidak ingin Anak nya kelak tidak mempunyai seorang Ayah, ia tidak ingin anak nya kekurangan kasih sayang seorang ayah. Meskipun Alena percaya kepada dirinya sendiri bahwa ia sanggup membesarkan anak nya seorang diri meskipun X tidak mau mengagap nya.
Namun tetap saja, tidak memberitahukan kepada X adalah kesalahan yang besar. Bagaimanapun juga X berhak tahu. Mangka nya itu Alena tetap akan memberitahu sekarang juga atau tidak sama sekali Karna kesempatan hanya satu kali ini.
Alena mencoba untuk tetap tenang dengan cara nya yang biasa, senyum nya sekali-kali ia perlihatkan di depan cermin, penampilan yang sederhana adalah ciri khas seorang Alena, ia hanya mempoleskan sedikit bedak dan juga lipstik biasa. Serasa sudah cukup baik penampilan nya ia keluar dari toilet. Hari ini ia akan mengatakan semua nya.
Alena berjalan dengan meremas rok nya, ia tidak bisa menampik bahwa sesungguh nya ia sangat gugup bahkan teman-teman yang sedang berlalu lalang memperhatikan Alena dengan aneh. Ketika ia sampai di pintu ruangan X, tangan nya gemetar bahkan Alena sengaja datang telat supaya ia di panggil oleh X dan di tegur oleh nya. Tapi meskipun Alena datang terlambat Alena tidak di panggil.
Alena memberanikan diri mengetuk pintu, Setelah ia mendengar jawaban dari X ia membuka pintu dengan perlahan. sedikit demi sedikit pintu itu terbuka dan mata Alena sedikit terkejut karna ada Nina disana.
" Kebetulan sekali, kau datang di waktu yang tepat." Kata X dengan nada ketus nya. Mungkin permainan sudah di kembali putar. " Cepat masuk." ucap nya kembali.
Alena yang masih di ambang pintu, akhirnya ia berjalan ke arah samping nya Nina. Alena sedikit melirik Nina yang sedari tadi tunduk, seperti nya ia takut menghadap Alena.
" Mulai sekarang kau di pecat." Kata X yang membuat Alena langsung menoleh dengan cepat.
" Apa.." lirih Alena. " Tapi, kenapa?" Tanya nya yang masih tidak percaya.
X menggebrak meja nya dengan keras sehingga Alena maupun Nina terperanjat kaget. " Kau sudah beberapa kali ini masuk telat dan tidak masuk kerja tanpa seizin ku." Bentak nya
Alena terdiam menatap mata yang menyorot nya tajam, Sebegitu inginkah X mengusir nya di dalam hidup nya. Tanpansadar Alena mengusap perut nya yang masih sadar, dengan setetes air mata yang jatuh dan begitupula setetes harapan yang ia bangun pun ikut menjadi runtuh.
" Nina yang akan menggantikan mu sebagai sekretaris ku." Ucap X kembali.
" Aku di pecat, bagimana aku bisa menghidupi anak kita." Batin Alena tanpa mau melepaskan mata nya yang sedang menatap X.
" Apa kau mendengarkan ku.?" tanya X. " Ku rasa sudah cukup kekuarlah kalian berdua." tambah nya sambil mengacungkan jari nya ke arah pintu menyuruh mereka berdua keluar.
Nina yang lebih dulu paham, ia segera menunduk kan kepala nya dan segera keluar ruangan, sedangkan Alena hanya mampu berdiam diri dengan tangan yang sedari tadi di perut nya. " Kau memecat ku.?" Tanya Alena yang memberanikan diri sekarang.
" Apa kau tuli." balas X
Alena tersenyum hambar dengan air mata yang semakin deras, sebisa mungkin ia mengusap nya. Dan X segera memalingkan wajah nya dengan tangan yang terkepal dengan erat. " Keluarlah." titah X
" Aku ingin mengatakan sesuatu." kata Alena dengan nada lirih nya. " Tidak masalah, jika kau memecatku tapi tolong dengarkan ku sebentar saja, aku butuh waktu mu." Mohon Alena
X yang sedang menyibukkan diri dengan berkas-berkas nya seperti enggan untuk berbicara maupun menoleh kepada Alena. " Jika kau ingin membicarakan gaji mu, maka aku akan bayar 3 kali lipat nya." acuh X
Alena menggeleng dengan cepat. " Bukan itu, tapi..
" Sudah cukup, aku sudah muak dengan semua nya." Sela X dengan suara keras nya sambil menghamburkan berkas-berkas yang berada di tangan nya. " Apa kau tidak mengerti, jika aku tidak ingin kau berada di dalam hidup ku, Wanita seperti mu hanya akan menjadi benalu dalam hidup ku, Kau hanya bisa menyusahkan ku sejak pertama kali kita bertemu." Tambah nya dengan lantang.
Alena hanya terdiam, dengan kepala menunduk menyembunyikan air mata nya yang kembali deras seperti hujan, Ia membekap mulut nya sendiri agar suara tangis nya tidak bersuara. Namun sayang jarak antara X dan juga Alena begitu dekat, Sehingga X tidak mampu lagi untuk menyakiti nya kembali.
" Maaf kan aku." lirih Alena
Ucapan itu begitu meyayat hati, Sebelum Alena berlari meninggalkan nya. Setelah Alena menghilang dari balik pintu, barulah tubuh X merosot turun ke lantai ia mencambak rambut nya sendiri. " Seharus nya aku yang meminta maaf." Ia seperti seorang anak kecil yang sedang ketakutan kaki nya menekuk dengan kepala yang tunduk, tubuh nya gemetar. tanpa sadar X juga menangis sesegukan.
" Aku sunguh mencintai mu, sangat mencintaimu.." lirih nya dengan menangis.
****
Akhir nya aku bisa nyelesain ini part ini. Alhamdulillah meskipun di sela-sela waktu yang sempit aku bisa nulis. karna kerjaan yang terlalu banyak, maaf gak bisa bulan ini rampung nya mungkin bulan depan bisa tamat. Doain ya..
Semoga suka part ini..
Jangan lupa Vote dan komen nya..
Terimakasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
I love Mr. X
RomanceJangan baca di awal saja,, lanjut kan baca nya kalian pasti bakal ketagihan... Jangan lupa Vote dan komen nya ya.... Terimakasih... Semangat bersama.!! Sinopsis. Alexander Brain Twyford atau bisa disebut dengan Nama X. Pemuda Tampan yang slalu kes...