PART 48

69 4 0
                                    

Satu bulan kemudian..

" Al, kamu ini kemana aja sih?" tanya Nina dengan merengut kesal.

" Maaf Nin, biasa aku habis dari panti, Ini pesanan mu." balas Alena dengan menyodorkan bungkusan gorengan kepada Nina.

" Wahh.. ternyata kau tidak lupa dengan pesanan ku ya." seru Nina senang.

" Tentu, jika aku lupa. takut nya nanti kau yang akan memakan ku."

Nina tersenyum lebar.  " Kau mau." tawar nya sambil membagi gorengan.

" Makasih Nin, tapi aku sudah makan waktu di panti tadi." tolak Alena

" Ya sudah, aku habisin deh."

Alena mengangguk." Aku mau ke atas dulu ya, kerjaan udah numpuk ni."

" Ok." sahut Nina dengan jari membetuk bundar.

Alena tersenyum tipis dan melangkahkan kaki nya untuk pergi ke meja kerja nya. sebenar nya hari ini ia begitu tidak semangat perut nya terasa tidak enak, dan pagi ini ia muntah-muntah beberapa kali. ia tidak mengerti kenapa badan nya terasa remuk semua, padahal Alena tidak lembur sama sekali.

" Kenapa baru datang?" tanya Jeff yang sudah berada di meja kerja Alena

" Tadi masih ada keperluan." balas Alena dengan malas.

" Oh.. aku mau keluar dulu."

Alena hanya mengangguk pelan, dan Jeff sudah berjalan pergi dari hadapan nya. Alena menghembuskan nafas nya dan duduk di kursi nya. Alena mencoba untuk fokus terhadap pekerjaan nya, Namun pikiran nya sering terganggu. ini sudah satu bulan lama nya, Namun X tetap tidak pernah ada kabar, itu yang membuat Alena harus ekstra sabar, badan nya pun terlihat lebih kurusan. Jika seperti ini terus pasti Alena sudah terserang kurang gizi. pipi nya juga semakin tirus, bahkan tenaga nya slama ini hanya sia-sia saja, karna ia slalu memikirkan X.

Bahkan Alena tidak tahu, apa X disana memikirkan nya atau tidak.

Alena mendesah berat, kepala nya begitu terasa sangat berat, sehingga kepala ia taruh di atas meja. " Aku mohon kembalilah, aku sangat merindukan mu." lirih Alena.

Drttdrttdrtt

Getaran ponsel nya membuat Alena tersentak, dan mengangkat kepala nya dengan malas ia mengambil ponsel nya, dan melihat siapa yang menelfon. " Ya, ada apa Grace.?"

" Al, apa kau sudah bertemu dengan Jenny?" tanya Grace yang terdengar kebingungan.

" Kenapa kau bertanya kepadaku Grace, aku..

" masalah nya, dia akan ke kantor mu dan akan membuat kekacauan disana Al." sela Grace

" Dari mana kau tau Grace, jika Jen..

" Aku mendengar tadi percakapan nya, dia terlihat sangat marah sebelum pergi dari Cafe."

" Kau tenang saja, dia tidak akan membuat kekacauan, aku pastikan itu."

" Baiklah, setidak nya aku tidak terlalu khawatir sekarang. oh tuhan, kenapa Jenny slalu membuat kita semua khawatir." keluh Grace.

" Baiklah aku tutup dulu telfon nya Grace, kalau ada apa-apa cepat hubungi aku."

" Baiklah."

Setelah Grace menutup telfon nya, Alena menghembuskan nafas lelah nya, ia memijit kening nya yang terasa pening sekali.

Jenny memang slalu bikin ulah karna emosi yang tidak bisa ia kontrol. Namun Jenny bukan tipe orang yang slalu marah tanpa alasan. dan juga sampai saat ini Alena tidak pernah bertanya apapun tentang wanita-wanuta yang sengaja di temui oleh Jenny. sebenar nya Alena merasa penasaran namun ia harus pendam itu semua, karna Alena tidak ingin kembali berkata kasar seperti waktu itu.

" Al, gawat.. gawat.." Suara Nina membuyarkan lamunan Alena.

" Ada apa Nin? kenapa kau berlarian seperti itu.?" tanya Alena kebingungan karna melihat Nina yang ketakutan dengan nafas yang tersendat-sendat.

" Jenn..Jenny be..berantem d..deng..ngan B..bos." balas Nina sambil mengatur nafas nya.

" Apa!!"

" Cepalah turun."

Alena segera berlari ke lantai bawah, setelah ia sudah berada di lobby. langkah nya terhenti karna melihat Jeff yang sudah tersungkur di lantai.

" Oh shiitt.. apa-apa an kau ini.!!" seru Jeff yang tak terima.

" Kau sangat kurang ajar, jangan pernah mempermainkan sahabat ku brengsek." teriak Jenny.

" Astaga.. apa yang kau lakukan Jen?" kata Alena seraya membantu Jeff berdiri Namun saat itu juga tangan Alena di tepis oleh Jeff.

" Aku tidak perlu bantuan mu."

" Brengsek.." Jenny kembali ingin menghajar Jeff namun tangan nya terhenti oleh cekalan Alena.

" Jangan Jen, ku mohon berhentilah." mohon Alena.

Jenny menghela nafas nya dengan kasar. " Ingat ini hidung babi, jika kau sampai mempermainkan sahabat ku lagi, maka nyawamu akan jadi taruhan nya." desis Jenny penuh ancaman dengan jari yang menunjuk tepat di mata Jeff.

" Ayo Jen, kita pergi dari sini." ajak Alena lalu menyeret tangan Jenny untuk keluar dari kantor.

Sedangkan Jeff hanya bisa terdiam dengan amarah yang sudah meletup-letup, jika saja Alena tidak membawa Jenny pergi mungkin saja Jeff juga akan membunuh serigala betina itu.

" Awas kau serigala betina, tunggu pembalasan ku." batin Jeff dengan menyeka sudut bibir nya yang berdarah bahkan tatapan mata nya pun tetap tajam memandang pungung Jenny yang sudah menjauh.

" Ada apa Jen, kenapa tiba-tiba kau menghajar Jeff?" tanya Alena yang sudah berada di luar kantor.

" Dia patut mendapatkan nya" balas Jenny dengan acuh, terlihat kemarahan masih tercetak jelas di wajah nya.

" Tapi apa masalah nya?"

" Masalah!! dia itu biang masalah nya Al, jika saja dia tidak me..

Ucapan Jenny terpotong begitu saja, dengan kasar Jenny menghembuskan nafas nya dengan gusar.

" Kenapa kau tidak melanjutkan perkataan mu.?" tanya Alena yang semakin penasaran.

" Kau akan tahu secepat nya." balas Jenny lalu meninggalkan Alena begitu saja.

Berbohong lagi..

Alena hanya mampu diam, setiap masalah nya slalu saja tidak bisa terpecahkan. Kebisuan Jenny membuat Alena merasa tersudutkan, membuat Alena merasa sangat lemah dan juga tidak punya rasa percaya diri. semua nya menutupi nya dari Alena, di mulai dari hilang nya ayah nya, X dan juga sekarang kebisuan Jenny. membuat Alena merasa hidup nya tidak berarti bagi diri nya sendiri maupun orang lain.

Di saat seperti ini Alena merasa keadilan tidak pernah ia dapatkan. kesepian, kerinduan yang teramat meyayat batin Alena, membuat nya tidak mampu untuk berdiri tegak. Ia tidak pernah menyangka bahwa setiap permasalahan nya membuat ia menangis darah seperti ini.

" Al, kau di panggil Bos.?"

Suara panggilan itu membuat Alena kembali dari lamunan yang menyedihkan, dengan gontai Alena kembali berjalan memasuki kantor. setelah memasuki lift dan sudah berada di lantai teratas, dengan langkah malas Alena berjalan mendekati ruangan Jeff, dan mengetuk pintu nya.

Setelah mendengar Jeff menyuruh nya masuk, Alena segera memasuki ruangan itu. " Apa kau memanggil ku.?"

" Ya. ada sesuatu yang harus aku katakan."

" Katakanlah."

" X sudah kembali."

****

Semoga suka part ini ya..

Vote and komen nya..

Terimaksih..

    I love Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang