PART 54

68 3 0
                                    

Mata yang sedari tadi tertutup dengan rapat, perlahan-lahan terbuka sedikit demi sedikit, cahaya lampu yang terang benderang membuat wanita itu mengernyitkan kening nya. rasa sakit dan juga pusing di kepala nya masih sangat terasa.

" Akhir nya kamu sadar juga." ujar seseorang yang berada di samping Alena.

Ketika mata Alena terbuka dengan sempurna, Alena melihat seorang wanita cantik meskipun umur nya sudah tidak muda lagi, ia melihat sekeliling ingin memastikan bahwa ia masih hidup.

" Jangan terlalu di paksakan, kamu masih lemah." kata dokter itu kembali.

Alena mencoba untuk duduk, dan segera di bantu oleh perawat. " Apa saya ada di rumah sakit dok?" tanya Alena yang duduk dengan bersandar.

" Tadi malam, kamu korban tabrak lari untung saja banyak warga yang langsung menolong mu dan membawa kamu kesini." papar Dokter itu.

Alena masih mengingat jelas bagaimana kronologis nya sehingga ia tertabrak. " Sekarang jam berapa dok?" tanya nya

Dokter itu melihat jam tangan nya. " Sekarang jam 5 sore."

Alena membelalakan mata nya. " Apa saya pingsan sangat lama dok.?"

Dokter itu tersenyum." Iya, tapi beruntung sekali janin yang ada di dalam kandungan mu sangat kuat."

Alena terdiam sebentar untuk mencerna perkataan dokter itu. " Janin siapa?" tanya Alena yang ingin memastikan kembali.

Tiba-tiba jantung nya berdebar begitu kencang, ia tidak siap menerima apa yang di katakan oleh dokter itu.

" Apa kamu tidak tahu, kamu sedang hamil sekarang."

Hamil...

Untuk sesaat Alena merasa mati, untuk sesaat Alena merasa mempunyai kehidupan lain, untuk sesaat perkataan dokter itu membuat nya bingung antara hidup atau mati.

Alena tidak pernah membayangkan sebelum nya, jika ia akan mengandung. dengan refleks ia mengusap perut nya yang masih rata. " A..aku ha..hamil." gumam nya yang masih tidak mempercayai nya.

" Ya, usia kandungan mu sudah 4 minggu. jagalah dia dengan baik, jangan terlalu setres dan juga perbanyak makanan yang bergizi ya." papar dokter itu dengan tersenyum lembut. " Aku akan memberi mu vitamin." kata nya kembali setelah itu ia keluar dengan perawat yang membuntuti nya.

Alena masih termenung dengan ketidak percayaan ini, hati nya terasa bimbang dan juga.... Ahhh, Alena bahkan tidak mengerti apa yang harus ia lakukan, Bayi ini milik X. tapi jika X tidak mau mengakui nya apa yang harus Alena lakukan?

Pikiran itu muncul begitu saja, mengingat keadaan nya yang tidak memungkinkan untuk mengatakan nya kepada X, bahwa Alena sedang mengandung anak nya. Alena dan
X sudah putus, bahkan X sudah bertunangan dengan orang lain, lalu bagaimana Alena harus menjelaskan nya.?

Berbagai pertanyaan di otak nya membuat kepala Alena semakin berat, ia meringis ketika sakit di kepala nya kembali berdenyut.

" Apa yang harus aku lakukan." gumam Alena sambil menatap perut nya yang masih rata. " A..apa kau baik-baik saja." gugup nya dengan berbicara kepada janin nya saat ini.

Mungkin rasa keibuan nya saat ini mulai muncul, Alena tersenyum lembut. Ia bahagia sangat bahagia, Alena hanya terkejut di awal karna ia tidak tahu jika slama ini ia sedang hamil. Ada satu nyawa yang harus Alena lindungi di dalam rahim nya, Anak itu adalah titipan dari tuhan meskipun Alena sudah melakukan nya dengan tidak sah tanpa ikrar yang suci. Tapi Alena tidak akan mengulangi dosa besar untuk yang ke dua kali nya. Dan kali ini Tuhan mempercayai Alena dengan kehadiran seorang bayi.

Alena hanya mempunyai sedikit harapan, X akan senang mengetahui bahwa ia sedang hamil, Alena akan membulatkan tekad nya untuk memberitahu X bahwa ia sedang hamil, bagaimana pun juga X adalah ayah dari anak yang ia kandung saat ini.

" Ayah, Ibu. Alena hamil." Lirih nya dengan penuh haru dengan menitikkan air mata bahagia nya.

" Mbk, tolong ke ruangan dokter Neila  sebentar." ucap perawat itu.

Alena segera menghapus air mata nya, dan tersenyum lembut. " Ya, aku akan kesana." balas nya dan segera turun dari ranjang mengikuti perawat tadi.

Setelah sampai di ruangan Dokter Neila, Alena segera masuk dan duduk. di kursi. " Nama kamu siapa?" tanya Dokter Neila yang tersenyum lembut kepada Alena.

" Alena."

" Nama yang cantik." puji Dokter itu." Oh ya Alena, ini vitamin buat kandungan mu jangan lupa diminum." ulang nya sambil memberi  sebuah vitamin kepada Alena.

Alena menyambut nya dengan penuh haru. " Terimakasih dok."

" Suami kamu pasti senang mendengar mu hamil."

Senyum Alena hilang seketika mendengar perkataan dokter tadi..

Suami.. bahkan Alena tidak pernah menikah sebelum nya, Alena hanya bisa menunduk dengan sedih, dengan senyum yang sangat di paksakan Alena kembali tersenyum tipis ke Dokter itu. " Terimakasih dok, saya akan meminum ini."

Setelah itu Alena berpamitan untuk pergi dari rumah sakit Ia sudah membulatkan tekad nya untuk menemui X sekarang di Apartement nya. Ia akan memberitahu bahwa ia sedang mengandung anak nya. dengan penuh harapan dan keyakinan Alena menaiki taxi dengan meramalkan doa nya setiap saat, Sejujur nya ia juga takut menemui X saat ini tapi mau bagaimana lagi ia harus mengatakan kebenaran nya.

Alena terdiam mematung. memikirkan apa yang dilakukan nya saat ini benar apa tidak, ia hanya bisa berdiri di bassement Apartement nya X, lalu dengan tangan yang gemetar ia mengusap perut rata nya.

" Ini demi anak ku, Pasti kamu bisa Alena." gumam nya sendiri.

Dengan keyakinan yang ia pegang dan juga langkah yang mantap Alena segera berjalan menuju lift yang akan menganterkan Alena ke Apartement milik X. Persis seperti di taxi tadi Alena hanya mampu berdoa semoga aja X mau menerima kedatangan nya.

Pintu lift terbuka, dan Alena segera melangkah keluar sampai di depan pintu Apartement X, tangan nya  berkali-kali gemetar dan ragu antara memencet bel atau tidak. Namun saat ia memikirkan bayi di kandungan nya kekuatan Alena kembali tumbuh.

Ia akan berkata yang sejujur nya kepada X, dan mengatakan bahwa ia sedang mengandung anak nya. keyakinan atas penerimaan X terhadap calon buah hati nya membuat Alena mengembangkan senyuman nya.

Namun disaat pintu Apartement itu terbuka, membuat penguat rasa keyakinan itu runtuh dan juga senyum Alena hilang seketika..

" Mau apa kau kemari?" tanya Bianca yang tidak suka menatap Alena

Sedangkan Alena hanya bisa menunduk dengan air mata yang kembali menetes. Alena hanya merasa sangat sedih karna yang membuka pintu adalah Bianca. kekuatan untuk mengatakan nya kepada X sudah hilang sekarang. Dan Alena mungkin melupakan sesuatu jika X sudah bukan milik nya lagi..

****
semoga suka part ini ya..

rencana nya aku mau namatin cerita ini bulan oktober ini, tapi masih belum tau juga soal nya aku harus kerja jadi gak bisa kayak nya harus namatin cerita ini di bulan ini. Tapi aku usahain cepet kok soal nya aku buat cerita ini udah lama banget...

Aku mau pingin cepet2 pindah ke lapak Jeff.. Siapa yang ingin Jeff dan  jenny di buat cerita komen ndek sini ya..👉👉

Kalau gak ada komen ya aku gak akan buat cerita nya Jeff dan juga Jenny..😁😁😁

Terimakasih jangan lupa Vote dan komen ya..😄😄😄

    I love Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang