PART 45

59 4 0
                                    

Setelah pergi dari kantor, disini lah Alena sekarang. hanya bisa berdiri mematung di depan gerbang panti asuhan yang slama ini ia tinggali. yang memberikan kenangan pahit dan juga indah. Yang mana ia mendapatkan sebuah keluarga baru dan juga sahabat terkedekat nya.

" Kamu Alena?"

Alena tersentak ketika mendengar suara, ia lalu menoleh dan menemukan seorang ibu paruh baya yang sedang membawa belanjaan. Alena tersenyum manis lalu mengangguk seraya berkata. " Iya buk, ini Alena. sini saya bantu buk." balas Alena dengan sopan lalu mengambil barang belanjaan yang berada di tangan ibu paruh baya itu.

" Kamu itu kenapa hanya berdiri di sini saja, kenapa gak masuk dari tadi.?" kata ibu itu lalu membuka gerbang nya.

Alena hanya tersenyum lalu berjalan memasuki panti asuhan itu dengan ibu Maya.

Ibu paruh baya itu adalah ibu maya, penjaga panti asuhan ini. sejak kecil Alena dan juga teman-teman yang lain di rawat ibu maya, sehingga Alena tidak merasa kesepian.

" Ibu kok belanja sendirian sih, Nanti kalau pungung ibu encok gimana." Goda Alena yang setelah memasuki dapur dan meletakkan barang belanjaan nya.

" Ibu gini-gini masih kuat kok. lihat ini otot ibu masih besar-besar gini." balas Ibu maya dengan menunjukan lengan nya yang berisi.

" Iya, iya deh percaya.." sahut Alena sambil tersenyum.

" Kenapa jarang kesini Al?"

" Maaf Bu. akhir-akhir ini saya sedikit sibuk di kantor."

" Oh gitu.. lalu Jenny kemana Al? tumben kamu gak bareng sama dia kesini.?"

Alena yang tadi mengeluarkan belanjaan dari kantong plastik tiba-tiba tangan nya berhenti begitu saja..

" A..apa Jenny tidak datang kemari.?" Kata Alena dengan bibir yang gemetar.

" Setau ibu.. kalau Jenny kesini ya pasti juga ada kamu Al."

Alena hanya mengangguk pelan.. memang kebiasaan mereka berdua, jika Alena pergi ke panti asuhan, pasti Jenny juga ikut. persis seperti kuda yang tidak penah kehilangan buntut nya.

" Kamu marahan sama Jenny."? tanya Ibu maya dengan mengkerut kan kening nya menatap Alena.

" Ti..tidak kok buk, aku sama Jenny baik-baik saja kok."

" Syukurlah, semoga kalian baik-baik saja ya.."

" Iya.." balas Alena dengan tersenyum canggung.

" Kak Alena!!?" Teriak beberapa anak kecil lalu menghambur kepelukan Alena.

" Hey.. gimana kabar kalian hemm..?"

" Kami baik kak.." balas mereka bersamaan.

" Kak kok lama gak kesini?"

" Kak, kenapa kak Jenny gak ikut?"

" Kak bawah coklat gak..?

" Kak ayuk kita main bola...

" Enggak.. main boneka aja sama kita ya kak.."

Alena hanya bisa mengeleng-geleng kan kepala nya, melihat anak-anak kecil itu. " Sudah cukup jangan bertanya lagi ok.. mari kita bermain di depan saja, nanti kakak traktir bakso gimana." kata Alena

" Yeyyy.. makan bakso mau.!!"

" Ya sudah kita sekarang ke depan dulu ya.." bujuk Alena, setelah mereka semua sudah keluar Alena berpamitan kepada ibu maya lalu menyusul anak-anak lain untuk main di depan teras rumah.

Alena tersenyum ketika melihat beberapa anak-anak main dengan riang nya. Namun yang sebenar nya adalah semua anak-anak yang berada di panti asuhan sangat lah malang karna mereka tidak mendapat kasih sayang  kedua orang tua nya. mungkin kebersamaan teman-teman yang slalu menghibur memberikan pengalihan terhadap perasaan itu, Tapi terkadang tidak bisa di sangkal jika mereka juga butuh sosok kedua orang tua yang bisa menyayangi dan juga bisa membimbing mereka.

Tak terasa air mata Alena menetes, karna ia juga merasakan hal yang sama kekosongan yang slama ini belum pernah ia isi dengan kehadiran orang tua nya. Namun ia harus tetap tegar untuk menempuh hidup nya yang sangat pahit. Alena melayangkan kaki nya ke tempat ayunan yang slama ini ayunan itu tempat untuk Alena bermain waktu kecil bersama Jenny.

Ketika mengingat Jenny senyum Alena pudar begitu saja. betapa bodoh nya Alena karna sudah mengusir sahabat nya yang slama ini yang sudah menjaga nya. rasa bersalah dan penyesalan kembali bersarang di hati dan juga pikiran Alena.

Alena duduk di ayunan itu, Alena menghela nafas nya karna tiba-tiba rasa rindu kembali menghampiri nya, rasa rindu dengan ayah nya dan juga Jenny lalu sekarang X. Alena mengambil ponsel nya lalu melihat foto X yang tertidur pulas di meja nya, waktu itu X tidak tahu jika Alena mengambil foto nya karna Alena diam-diam mengambil foto X.

Alena sudah mencoba untuk menghubungi X namun selalu gagal, setidak nya X bisa menghubungi Alena hanya untuk menanyakan kabar nya saja. hanya itu yang Alena inginkan.

" Aku merindukan mu.." bisik Alena dengan memandang foto X.

" Alena..."

****

Semoga suka ya..

Jangan lupa Vote and komen..

Terimakasih..

    I love Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang