Keheningan malam, tanpa ada nya bintang yang bertebaran di langit sana, menggambarkan perasaan X saat ini, ia tidak tahu bagaimana cara menghadapi masalah nya saat ini, ia mencoba untuk tetap tenang walau hati nya sangat gelisah, ia mencoba untuk bersikap baik-baik saja, tapi tidak dengan perasaan nya yang semakin sakit karna terus menerus membuat seseorang ia cintai menangis.
Alena..
Nama wanita yang sangat ia cintai, begitu menyedihkan bukan, jika di kehidupan X ia lihai menyakiti Alena, Bukan kah ia seorang yang sangat kejam dulu, Tapi kenapa ia tidak bisa melakukan hal yang menyakitkan kepada Alena. X kembali meneguk botol yang ada di dalam genggaman nya, Pikiran nya yang lagi kacau membuat nya ingin mabuk malam ini.
" Apa yang kau lakukan.?"
Sapaan itu terdengar begitu saja, sehingga X harus memalingkan wajah nya untuk melihat seseorang. " Aku tidak ingin di ganggu, pergilah." Usir X kepada ayah nya.
Brain menghela nafas nya merasa bersalah atas kejadian ini. " Maaf kan aku, tapi aku tidak bisa meninggalkan dirimu yang sedang kacau."
X mendengus sinis merasa ucapan Ayah nya itu tidak berguna sama sekali. " Apa kau lupa ingatan, bahkan kau sudah meninggalkan aku sewaktu kecil."
Brain tersenyum kecut, karna jawaban anak semata wayang nya begitu mengenai hati nya. X benar, bahkan ia tidak benar-benar tau apa yang slama ini X rasakan.
" Aku tau." Jawab Brain yang sekarang sudah berada di samping X
" Kau tau, hidup ini sangat singkat Nak. Jangan mengulangi kesalahan ku yang dulu, jangan menyakiti wanita yang kau cintai." Ujar Brain dengan kepala yang mengadah ke langit.
X melirik sebentar. " Apa kau tau rasa nya."
Brain tersenyum kecut. " Aku tidak tau rasa sakitmu ketika menyakiti Alena, apakah sesakit aku menyaksikan orang yang aku cintai berada di titik nafas terakhir nya."
X menghadap ayah nya sepenuh nya, X mengamati wajah Brain yang sudah keriput bahkan slama ini X tidak tau bagaimana masa lalu ayah nya. Dengan suara getir X ingin mengetahui kebenaran tentang ibu nya. " Apa. It. Itu ibu." Gugup X dengan sekuat tenaga menahan sebuah detakan jantung yang menggila.
Brain mengangguk samar. " Dulu, aku dan ibu mu sepasang kekasih, aku sudah ingin menikahi nya. Tapi marissa datang menghancurkan semua nya, aku bahkan tidak tahu jika marissa slama ini menyimpan rasa terhadapku padahal aku hanya lah pegawai biasa." Ucap brain lalu menghadap X sepenuh nya, sudah saat nya ia harus mengatakan yang sebenar nya.
" X, aku hanya pria biasa tapi rasa sayang ku pada ibu mu sungguh sangat lah tulus. Aku sudah menolak Marissa berkali-kali karna aku sudah mempunyai seorang wanita yang teramat aku cintai. Tapi, dengan kekuasan dan harta Marissa aku harus rela mengorbankan rasa cinta ku kepada ibu mu, demi menyelamatkan ibu mu." Brain menepuk bahu X berkali-kali seakan menguatkan perasaan putra semata wayang nya itu. " Begitu pun rasa sayang ku kepada mu Nak, slama ini Marissa tidak tahu jika kau adalah putra ku dengan ibu mu, Marisa hanya tau bahwa dirimu di ambil dari panti, dan saat ia tau bahwa Aggelina memgetahui semua nya dan ia membantu ku, Marisa sangat lah marah." Ucap nya lagi.
" Marissa gelap mata, sehingga ia menghancurkan semua nya."
" Termasuk membunuh Ibu ku." Jawab X dengan mengepalkan tangan nya.
Brain mengangguk. " Iyah, pada saat itu lah Ayah harus melihat ibu mu untuk terakhir kali nya. Bahkan kejadian di New york kemarin Ayah sempat tidak percaya jika Andreas di sekap oleh Marissa."
" Sialan.." X membanting Botol bir yang ia genggam sedaŕi tadi. " Dia itu bukan lah Wanita tapi Monster. " Sinis X dengan Nafas yang memburu.
" Kumohon, jagalah Alena jangan menyakiti nya. Aku tidak mau kau mengulangi kesalahan ku yang dulu, dengan melindungi Alena dan Andreas kita bisa balas budi atas kebaikan Anggelina selama ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
I love Mr. X
RomanceJangan baca di awal saja,, lanjut kan baca nya kalian pasti bakal ketagihan... Jangan lupa Vote dan komen nya ya.... Terimakasih... Semangat bersama.!! Sinopsis. Alexander Brain Twyford atau bisa disebut dengan Nama X. Pemuda Tampan yang slalu kes...