"Mel,"
Hening.
"Mel,"
Hening lagi.
"Neng Melo,"
Melodi bergeming.
"Melodi Hujan,"
Melodi mendongkak, "Apaan, Gema Guntur?"
"Main yuk,"
Dengusan keluar dari hidung Melodi. Itu adalah ajakan kesepuluh kalinya dari Gema sejak satu jam yang lalu. Dan Melodi belum mau mengabulkannya.
"Kelarin dulu tugasnya, baru pergi." sahut Melodi, mengalihkan lagi perhatiannya pada buku kimia yang berada di hadapannya.
Gema memajukan bibir. Kacau balau sudah liburan panjangnya di akhir minggu seperti ini. Padahal ini tanggal merah, libur nasional di hari Sabtu. Ia sudah berencana untuk mengajak Melodi pergi ke taman kota, atau pergi ke panti berdua. Sayangnya, saat ia mengutarakan rencananya untuk menjemput gadis itu tadi malam, Melodi malah menyuruhnya membawa buku pelajaran dan buku tugas kimianya. Gadis itu bilang tidak akan pergi kemana-mana sebelum ia dan Gema menyelesaikan tugas kimia yang diberikan Bu Kartika secara berjamaah ke kelas IPA-1 sampai IPA-4.
Kalau tahu begini, ia mending menerima ajakan Lea dan Ardi untuk mengabiskan waktu dengan mengurusi kegiatan OSIS di sekolah dibanding mengerjakan tugas kimia dengan Melodi.
Sungguh, bukan Melodinya yang bikin Gema enggan, tapi tugas kimianya. Gema tidak pernah suka kimia. Dan Melodi tahu itu.
Melodi melirik pemuda di hadapannya yang hanya memain-mainkan pensil di tangannya, tidak lagi berkutat dengan rumus-rumus senyawa yang dua jam lalu masih menjadi fokusnya. Sadar kalau Gema sudah mulai tidak fokus, akhirnya Melodi menutup bukunya.
"Udah selesai?" Gema melirik Melodi.
"Nggak minat ngerjain tugas sama orang yang nyebarin aura males."
Gema menyeringai, tidak merasa bersalah walau sudah merusak mood Melodi yang tadi bersemangat sekali untuk mengerjakan tugas kimianya.
"Buruan beresin. Kita pergi,"
Gema mengangkat tangan, meletakkan telapak tangannya melintang di depan dahi, "Siap, Komandan!"
Melodi tertawa-tawa melihat tingkah pemuda itu.
* * *
Kejutan menunggu Melodi di panti. Disana, anak-anak kecil itu sudah duduk melingkar di ruang tengah, sedang menyimak seorang gadis muda yang duduk bercerita di hadapan mereka. Di sudut ruangan, seorang pemuda ikut duduk khidmat, memperhatikan sang gadis yang sedang bercerita dengan pandangan sama fokusnya dengan anak-anak kecil yang mengelilingi gadis itu.
"Siapa?" bisik Gema pelan saat mereka masuk ke ruang tengah. Melodi mengajaknya untuk duduk tak jauh dari si pemuda. Gema melirik pemuda yang duduk di dekat mereka. Jika diperhatikan, sepertinya pemuda itu beberapa tahun di atas mereka. Dua puluhan, mungkin? Rentang dua puluh dua sampai dua puluh empat. Sedangkan usia gadis yang sedang bercerita itu, Gema tidak yakin. Ia sempat berpikir kalau usia gadis itu sama dengan si pemuda, tapi dari wajahnya yang baby face dan tubuhnya yang mungil, Gema yakin gadis itu masih terlihat seperti gadis SMA sepantaran Melodi.
"Itu kak Luna sama kak Langit," bisik Melodi. Ketika raut wajah Gema masih menunjukkan ketidakmengertian, Melodi kembali berbisik, "Alumni sekolah kita. Rumah mereka beberapa kompleks dari sini."
Melodi tidak lagi memperhatikan Gema yang masih penasaran. Ia mengalihkan pandangannya pada Luna yang sedang bercerita. Dongeng Cindelaras.
"Cindelaras tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan. Ia tumbuh dengan baik, berteman dengan penghuni hutan. Suatu hari, saat Cindelaras asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam. Cindelaras kemudian mengambil telur ayam itu dan merawatnya hingga menetas. Setelah tiga minggu, telur itu menetas menjadi seekor anak ayam yang sangat lucu. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan sayang. Semakin hari, anak ayam itu tumbuh menjadi seekor anak ayam yang gagah dan kuat. Ia pun bisa berkokok dengan nyaring. Namun, kokokannya berbeda dengan kokokan ayam lainnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/135476764-288-k957809.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor
أدب المراهقينBagi Melodi, guntur adalah salah satu pertanda hujan akan turun. Bagi Gema, hujan adalah caranya untuk menggugurkan rindu. Dua remaja. Dalam satu gerimis yang sama. Mereka tahu hujan tak selalu menyenangkan. Mereka tahu hujan membuat mereka basah. T...