Seorang gadis masih terlelap dalam tidurnya atas pengaruh obat, wajahnya terlihat damai dan deru napasnya pun teratur. Ia tidak sendiri. Ia ditemani oleh seorang lelaki yang sejak kehadirannya di ruangan yang saat ini ia tempati, lelaki tersebut tak pernah sekalipun meninggalkannya. Bahkan ia juga belum tidur sama sekali.
Ruangan itu hanya berisi beberapa ranjang, tirai, meja kecil, dan kursi yang berada di setiap samping ranjang. Di sanalah tempat di mana laki-laki itu sekarang. Ia hanya duduk dan menatap wajah damai gadis tersebut.
Suara terbukanya pintu menggema di seluruh ruangan, suaranya semakin keras saja karena ruangan itu hanya di isi satu pasien dan satu orang yang tengah bersamanya.
Seorang lelaki lain datang dari arah pintu dan berjalan menuju ranjang gadis tersebut. Ia tampak tak mengerti dengan apa yang sedang ia lihat, dari cara memandang kondisi gadis di hadapannya dan sesekali memberikan tatapan meminta penjelasan kepada lelaki yang sedari tadi duduk di samping ranjang.
"Jungkook-ah, apa yang sebenarnya terjadi? Kau menyuruhku datang kemari untuk melihat Jihyun dengan kondisi yang seperti ini?"
Jungkook hanya tersenyum pahit sambil mengelus punggung tangan gadis yang sudah diketahui namanya itu, Jihyun. "Kau lihat hyung! Ia begitu tenang ...." Sebelum Jungkook melanjutkan kalimatnya, ia menatap lelaki tersebut meyakinkan. "Dan aku tidak akan membiarkannya masuk ke tempat ini lagi," sambungnya dengan memberikan penekanan di beberapa kata.
"Kau sama sekali tak menjawab pertanyaanku," ucap lelaki itu dengan malasnya.
"Kau terlihat sangat khawatir hyung, kau mengatakan kau membencinya, 'kan? Atau jangan-jangan kau meny-"
"Tidak, aku hanya penasaran. Berhenti berkata bahwa aku menyukainya!"
Mendengar jawaban lelaki yang ia panggil dengan sebutan 'hyung' itu, ia memberikan senyum meremehkan. Karena bagi Jungkook, mendengar apa yang disampaikan lelaki itu dan apa yang tergambar dari sorot matanya, semuanya berkebalikan.
"Kuharap kau tidak berbohong dan berpikir akan mengambilnya dariku."
Lelaki itu mengernyitkan dahinya saat mendengar penjabaran Jungkook, ia berdecak dengan nada meremehkan dan menatap Jungkook dengan tatapan mengintimidasi. Walaupun Jungkook tak sedang menatapnya sekarang. "Jika kau menyukainya, lalu kenapa kau menolak pertunangan itu?"
Tanpa jeda sedikit pun setelah lelaki itu menyelesaikan pertanyaannya, Jungkook menjawab, "Aku tidak menyukai perjodohan."
Kini, lelaki itu berkacak pinggang dan bernapas angkuh. "Egois! Kau sangat egois Jungkook-ah." Itulah kalimat yang diucapkan lelaki tersebut setelahnya. Dan jungkook, ia hanya memberikan senyuman dan ekspresi yang sulit untuk diartikan.
Sebelum lelaki tersebut akan melanjutkan perkataanya, ia melihat mata gadis di hadapannya bergerak. Gadis itu terlihat berusaha untuk membuka matanya. Jemari tangannya pun ikut bergerak kecil, usahanya itu ibarat seperti ingin keluar dari penjara besi bawah tanah. Setelah ia berhasil membuka matanya, pandangannya mengedar ke seluruh ruangan yang dapat ditangkapnya.
Matanya mengerjap beberapa kali dan menatap Jungkook lesu, kalimat pertama yang diucapkan gadis tersebut, "Apa Nara baik-baik saja?"
Dengan cepat Jungkook menganggukkan kepalanya dan tersenyum simpul, kemudian gadis itu pun sedikit mengangkat ujung bibirnya. Sedangkan lelaki yang tengah berdiri di samping ranjang gadis tersebut, hanya menatap jungkook dan gadis tersebut bergantian.
Pandangan gadis tersebut berpindah kepada lelaki tersebut, ia berusaha memberikan senyumannya dan lelaki itu juga memberikan senyuman kepada gadis tersebut. "Aku senang melihatmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]
FanfictionIni adalah cerita tentang seorang gadis yang memperjuangkan orang-orang yang ia miliki di dalam hidupnya; keluarga; sahabat dan; cinta. Akankah ia berhasil dalam memperjuangkan semuanya? Atau mungkin ia akan kehilangan salah satunya? Hal terburuknya...