22.Bad

213 43 8
                                    

Jihyun's POV

Dalam pejaman mataku, sinar yang cukup terang sudah mencapai retinaku. Dan memerintahkan kelopak mataku untuk terbuka. Kubuka mataku yang terasa sedikit sulit, namun aku tetap berusaha melakukannya.

Saat aku dapat membuka mataku dengan sempurna, aku melihat seseorang tengah berlari keluar dari kamar. Tunggu! Kamar.

Pandanganku mengedar keseluruh ruangan, dan aku dapat mengenali ruangan ini dengan jelas. Beberapa pertanyaan dalam benakku tengah melayang-layang, salah satunya adalah "kenapa aku bisa berada di sini? Di kamar Jimin?"

Kucoba untuk bangun dari tidurku. "Ahh...," erangku saat kurasakan kepalaku sangat berat dan sakit. Namun, aku tak peduli dengan itu.

Aku berjalan menuju pintu kamar sambil memukul kepalaku beberapa kali. Sesekali, aku juga dapat merasakan sesuatu di dalam perutku ingin keluar. Dan itu membuatku semakin jijik dengan diriku sendiri.

Saat aku sudah keluar dari kamar itu, pandanganku mengedar ke seluruh tempat di bawah. Dan alangkah terkejutnya aku, saat aku melihat ibu tiri Jimin tengah menghantam kepala Jimin dengan tangannya yang ia kepalkan.

"Samsi sekki!" umpatku dengan penekanan saat aku melihat kejadian itu. Kulangkahkan kakiku secepat yang kubisa untuk mencapai tempat itu. Tempat berdirinya wanita tidak waras itu.

Walaupun dengan tubuhku yang masih tidak dapat kukontrol, aku tetap berusaha untuk mencapai tempat itu. Beberapa langkah sebelum kucapai tempat itu, tangan wanita itu sudah akan melayang lagi.

Namun, saat pandangannya tertuju padaku. Ia mebulatkan matanya dan menghentikan apa yang ingin ia lakukan.

Melihat kejadian itu, Jimin dan Nara membalikkan tubuhnya dan menatapku setengah terkejut. Mereka tampak tak percaya jika aku berada di depan mereka saat ini.

"Ya! Beraninya kau memukul temanku," ucapku setengah sadar dan mulai menggulung lengan t-shirtku. (Hei)

Wanita itu tidak berkata atau melakukan apapun, ia hanya menatapku seakan ingin membunuhku saat itu juga.

"Berani sekali kau memukulnya!" teriakku sambil berjalan mendekatinya. "Aigoo..." sambungku kemudian. Tanpa berpikir panjang, aku pun memukul kepalanya seperti yang ia lakukan pada Jimin sebelumnya.

Kurasakan sesuatu menarik tubuhku ke belakang. Dan kudapati, tangan Nara yang melakukannya. Nara memeluk tubuhku dengan erat. Tidak tau apa yang sedang terjadi pada diriku, aku mendorong tubuh Nara begitu saja.

Kemudian, aku kembali berjalan mendekati wanita tidak waras tadi. Kali ini, yang kulakukan hanya berdiri di hadapannya. Ia juga tak melakukan apa pun padaku, dan hanya sibuk dengan mengelus kepalanya.

Kami bertahan dengan keadaan itu untuk beberapa saat. Sampai wanita itu menarik rambutku dan mendorongku ke lantai. Rasanya kulit kepalaku akan lepas saat ia melakukan itu.

"Wanita gila!" teriakku begitu saja.

Ia tersenyum bengis melihatku tersungkur di lantai. Melihat itu, aku berdiri dari dudukku dan mencoba untuk menggapai rambutnya untuk melakukan hal yang sama. Hanya saja, sebuah tangan menarikku ke belakang.

Masih tidak terfokus dengan tangan itu, aku mencoba melepaskan genggaman tangan itu. Namun, tetap saja tidak bisa. Cengkraman tangannya lebih kuat dari usahaku untuk melepaskan diri.

Wanita itu melangkahkan kakinya mendekatiku, dan ia berhenti tiga langkah di hadapanku. "Waeyo? Min Jihyun-sshi! Kau lemah sekarang?" (Kenapa)

Otakku benar-benar tidak dapat bekerja dengan baik saat itu. Dan kali ini, aku berhasil melepaskan tanganku dari cengkraman tangan tersebut. Kulangkahkan kakiku mendekatinya. Dan tanpa aba-aba sedikit pun, aku menarik rambutnya.

The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang