44.고맙다

142 21 2
                                    

Flashback On

   Sudah hampir tiga hari ini, Jihyun menghabiskan waktu dan jadwalnya di tempat kelahirannya. Busan.

   Sejak ia datang, ia memindahkan ibunya dari rumah sakit ke rumah. Jihyun lebih memilih rumah, karena rumah adalah tempat pengobatan dan juga tempat paling nyaman bagi semua orang.

   Kondisi ibu Jihyun juga semakin membaik, ia sudah bisa memasak makanan untuk Jihyun dan ayahnya. Dua hari yang lalu juga, ayah Jihyun dinyatakan bebas bersyarat dari kantor polisi.

   Keluarga Jihyun membayar uang denda dan sang pelapor juga sudah mencabut tuntutannya, dan hal ini adalah salah satu obat bagi ibu Jihyun untuk sembuh. Mulai pagi tadi, ayah Jihyun sudah bisa bekerja lagi. Seluruh aset yang dimiliki, juga kembali lagi kepada keluarga Min tersebut.

   Jihyun senang melihat ibunya yang sudah tampak membaik karena masalah ini, ia senang bahwa ia masih bersama mereka sekarang. Jihyun tak pernah membayangkan, jika hari itu ia benar-benar mengakhiri hidupnya. Ia pasti, tak akan pernah melihat senyuman orang-orang yang ia sayangi lagi.

   "Jihyun-ah, sudah siap semuanya?" seru ibu Jihyun dari arah dapur.

   Jihyun terdiam sejenak, meneliti setiap menu yang tersaji di atas meja makan. Lalu ia mengangguk puas, "Teh," teriaknya.

   Setelah ia meneriakkan itu, seorang pelayan datang menghampirinya dengan membawa satu nampan teh lengkap dengan teko dan gelasnya. Ia berdiri di depan Jihyun dan membiarkan Jihyun mencicipi teh yang sudah ia buat itu.

    Jihyun mengambil satu gelas kecil dan menuangkan tehnya, lalu meminumnya sedikit demi sedikit. Ia terdiam sesaat sambil merasakan rasa teh itu. Namun, di tengah kegiatannya berpikir. Suara bel terdengar menggema, yang langsung membuatnya bergegas untuk membuka pintu.

   "Tambahkan sedikit gula lagi, ia suka manis," ucap Jihyun kepada sang pelayan, kemudian pergi dari sana.

   Saat pintu terbuka, ia dapat melihat orang - orang--satu lelaki muda, satu pria baruh baya dan satu wanita seusia Ibu Jihyun--tengah tersenyum menatapnya. Lalu, ia mempersilahkan orang - orang tersebut untuk masuk.

   Seorang wanita di antara mereka mencubit pipi Jihyun. "Pasti ibumu yang menyuruhmu berdandan, aku yakin itu," ucapnya sambil terkekeh kecil.

   Jihyun hanya tersenyum untuk menanggapi, "Akan kupanggilkan Eomma dulu."

   Ketika Jihyun meninggalkan mereka, seorang wanita di antaranya berbisik kepada anaknya. "Ia cantik, 'kan?"

   Yang ditanya hanya terdiam, dan terus bermain ponsel yang ada di tangannya. Sampai, ibunya mengambil ponsel tersebut dan ia masukkan ke dalam tas miliknya.

   Orang - orang ini, memang sudah sering datang ke rumah Jihyun selama ibu Jihyun sakit. Karena, salah seorang tersebut adalah sahabat ibu Jihyun sejak SMP dulu.

   Lebih tepatnya, mereka adalah keluarga Jungkook. Jungkook mempunyai liburan di sekolahnya, jadi ia memutuskan untuk menghabiskan waktunya di Busan.

   Saat pertama kali Jihyun dan Jungkook bertemu, mereka terlihat seperti manusia asing yang dipertemukan. Namun, setelah beberapa cerita yang mereka jalani dan juga perkataan Jihyun yang disampaikan kepadanya. Membuat keadaan mereka berdua kian membaik.

   "Ma'afkan aku, membuat kalian lama menunggu," seru ibu Jihyun yang langsung memeluk sahabatnya itu.

   Keadaan di sana tidak cukup baik, karena dulu mereka juga pernah melakukan tindakan ini. Tetapi, hasilnya gagal.

The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang