"Aku mengatakan semua yang ingin kukatakan. Dan untuk kata terakhir itu, adalah kata yang paling ingin kusampaikan."
**-**
"Apa maksudmu, kau..." Taehyung menghentikan ucapannya sambil menatap Jihyun. Seakan gadis itu memahami kalimat yang ingin diucapkan Taehyung, ia mengangguk. Pipinya benar-benar seperti tomat yang sudah masak, ia juga meneguk sekali salivanya sendiri.
Taehyung tak kalah gugupnya, bahkan ia bungkam saat itu. Ia masih tak percaya dengan apa yang ia dengar. Pasalnya, setau Taehyung. Jungkook lah yang Jihyun sukai, begitu juga sebaliknya.
Ia tak mungkin akan dengan semudah itu mengambil Jihyun dari Jungkook. Walaupun ia tau, Jihyun dan Jungkook tak memiliki hubungan apa pun. Tapi, siapa yang tega melakukannya. Jungkook selalu menceritakan perasaan yang ia pendam kepada Jihyun, bahkan Taehyung mengatakan akan membantu mempersatukan mereka juga.
Sedingin-dinginnya Taehyung, ia tak akan membiarkan hatinya membeku juga.
"Jihyun-ah," panggil Taehyung setelah ia mencoba menstabilkan emosinya.
Jihyun menoleh untuk menanggapi. Namun, tak mengeluarkan sepatah kata pun. "Kau sadar dengan apa yang kau katakan?"
Nyali Jihyun ciut saat mendengar pertanyaan Taehyung. Ia merasa seperti wanita yang tidak memiliki harga diri, karena telah menyatakan perasaannya sendiri pada orang yang jelas-jelas tidak menyukainya.
Jihyun terdiam di tempat, dadanya terasa lebih sesak saja saat Taehyung mengeluarkan kalimat selanjutnya. "Kau tau Jungkook menyukaimu, dan kau melakukan ini padaku."
Mengingat fakta bahwa ada orang lain yang menyukainya, membuat Jihyun merasa bersalah. Tak seharusnya ia melakukan ini. Lagi pula, lelaki yang ia sukai juga tak begitu peduli padanya.
"Kenapa diam saja?" Taehyung menambahkan pertanyaannya, karena Jihyun hanya terdiam saat Taehyung menanyakan semua pertanyaan tadi. Bahkan, Jihyun tak berani untuk menatap mata Taehyung.
"Aku mengingat sesuatu, ada yang harus aku lakukan," jawab Jihyun dengan terburu-buru meninggalkan tempat duduknya.
Ia merasa ditusuk, tepat pada jantungnya. Sekarang, siapa wanita yang tidak merasa sakit sekaligus malu. Saat ia telah menyatakan perasaannya dan lelaki itu tidak memperdulikannya sama sekali.
Sebelum Jihyun melewati pintu dapur, Taehyung menahan tangannya. Posisi mereka bertahan cukup lama, sampai Jihyun membalikkan tubuhnya sembari melepas genggaman tangan Taehyung.
"Ada apa?" Suara Jihyun sudah terdengar sedikit bergetar. Namun, ia masih mencoba mengontrol dirinya.
"Kenapa kau mengatakan itu padaku? Kau tau benar Jungkook menyukaimu, 'kan?" Taehyung mengulangi pertanyaannya sebelumnya, namun dengan tatanan kata yang berbeda.
Jihyun terdiam tipis, lalu ia memutuskan untuk menjawab. "Karena aku menyukaimu, apa aku salah?"
Tanpa jeda sedikit pun, Taehyung langsung membuka suara. "Nde, kau salah. Bagaimana mungkin kau bertanya hal yang kau juga sudah tau jawabnnya?" (Iya)
Gadis itu semakin merasa sakit saja. Bahkan, air matanya sudah menumpuk di pelupuk matanya. Dagunya bergetar, menahan tangis. Ia hanya bisa mengepalkan tangannya untuk menahan itu semua.
Taehyung tau dengan benar, bahwa Jihyun tengah menahan tangisnya. Namun, Taehyung tak bisa melakukan apapun. Karena ia masih tidak tega, menghianati sahabatnya sendiri.
Untuk beberapa saat, Jihyun tersenyum hambar. "Bagaimana mungkin aku tau, bahwa aku salah? Yang kutau, aku hanya menyukai seseorang," ia menggantungkan kalimatnya sejenak.
"Dan kaulah orangnya," sambungnya.
Sudah cukup bagi Taehyung untuk mendengar semua pengakuan dari Jihyun. Mendengar saja sudah membuatnya merasa bersalah, apalagi untuk terus menatapnya. Jadi, ia putuskan untuk menghindari kontak mata Jihyun.
"Wae? Kenapa kau tak menatapku? Apa aku terlihat sangat buruk di matamu?" tanya Jihyun masih dengan senyuman hampa yang bertengger pada bibirnya. (Kenapa)
Taehyung berdecak, "Aku tidak akan membuat diriku bertindak lebih jauh," ucapnya tanpa mengubah pandangannya.
Jihyun menghela napas lelah, "Aku pergi dulu."
Mendengar suara Jihyun, Taehyung menolehkan kepalanya dan meraih tangan Jihyun. Kini, posisi mereka hanya ada pada jarak beberapa senti saja. Bahkan, mereka dapat merasakan deru napas satu sama lain.
Mereka mengunci panndangan mereka, menatap manik satu sama lain sampai Taehyung membuka suara. "Apa kau percaya jika aku mengatakan, aku menyukaimu juga?"
Jantung Jihyun berdetak semakin cepat, karena posisi mereka yang jika saja dilihat orang lain. Itu bukan posisi yang bagus. Dengan Taehyung yang melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Jihyun.
Gadis itu terdiam, ia tidak menjawab pertanyaan Taehyung. Ia tidak tau apa yang ingin ia katakan. Karena ia yakin, Taehyung juga menyukainya. Namun, karena Jungkook saja. Ia memutuskan untuk menolak Jihyun.
Taehyung melepaskan salah satu tangannya. Dan membiarkan tangan itu tetap menggantung di samping tubuhnya.
"Aku harus pergi, tolong lepaskan aku!" pinta Jihyun dengan mendorong tubuh Taehyung perlahan. Namun, Taehyung masih saja menahannya.
Kali ini, pandangan Taehyung fokus pada mata Jihyun yang sudah penuh dengan tumpukan air mata. Rasanya, ia tak bisa membiarkan air mata itu mengalir saat ini. Jika ia membiarkan Jihyun menangis, maka komitmennya untuk menjaga Jihyun juga tidak akan berarti lagi.
Setelah sudah berpikir panjang, ia membuka suaranya. "Nado sarangheyo chagiya." (I love you too bae)
Mulut Jihyun terkatup, ia tak percaya dengan apa yang sudah ia dengar. Sedangkan Taehyung, ia menurunkan pandangannya. Yang semula menatap mata Jihyun, kini menatap sebuah bibir merah muda dengan pemilik yang sama.
Ia menggerakkan tangan kanannya perlahan untuk menggapai dagu Jihyun, dan ia juga mulai memejamkan matanya. Perlahan, ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jihyun. Namun, sebelum bibir mereka sama-sama menyatu. Satu kata yang terucap dalam hati Taehyung, "Mianhae Jungkook-ah." (Ma'af)
Setelah itu, bibir Taehyung mendarat sempurna. Ia mempertahankan kecupan lembut itu sesaat, sampai ia melepaskan ciumannya. Taehyung tau benar, kesan pertama akan sangat membekas.
Ia menatap mata Jihyun yang masih terpejam. Lalu, sebulir air mata jatuh dari salah satu mata indah itu. Seketika Taehyung mengecup bibir itu lagi, kali ini bukan hanya sekedar kecupan saja. Tapi, Taehyung juga melumat lembut bibir kecil itu. Sebelumnya, Jihyun hanya diam. Namun, setelah beberapa saat. Ia membalas ciuman itu.
Air mata Jihyun mengalir semakin deras. Namun, dengan membiarkan adegan mereka tetap berlangsung. Ciuman mereka terlihat sangat lembut, seakan hanya didasari oleh rasa cinta saja.
Tak terlihat ada banyak kenafsuan, hanya rasa cinta, ketulusan, dan pembuktian.
Love is never going wrong, if it has a right controller. And love will goes wrong, if it becomes a blind love.
-TBC-
A/N
Love you so bad, love you so bad 😅
Ini part terpendek yang pernah aku tulis. Ada yang ngena bacanya? Sorry kalo nggak dapet feelnya, aku tipe orang yang jaramg nulis sesuatu yang berbau romance. Sekali lagi, I'm sorry I'm sorry I'm sorry my readers.
Di sini ada yang auto nyanyi? 😂
Seperti biasa, Thanks to all of my readers. I love you guys, you all are so precious to me. 💜
Terima kasih banyak 🙏
So, selamat berjumpa di chapter selanjutnya.
Purple love,
Audi.🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]
FanfikceIni adalah cerita tentang seorang gadis yang memperjuangkan orang-orang yang ia miliki di dalam hidupnya; keluarga; sahabat dan; cinta. Akankah ia berhasil dalam memperjuangkan semuanya? Atau mungkin ia akan kehilangan salah satunya? Hal terburuknya...