25.Jihyun's Feeling

222 50 9
                                    

    Sudah hampir dua jam, Jihyun dan Taehyung berkutat dengan laptop dan beberapa video yang telah mereka siapkan. Sejak awal Jihyun datang, tak ada  pembicaraan di antara keduanya. Kecuali pembicaraan yang berkaitan dengan tugas itu.

   Tugas yang hampir satu minggu ini mereka kerjakan bersama. Hari ini adalah hari terakhir untuk Jihyun berguru kepada Taehyung. Karena besok, adalah hari di mana Jihyun harus melihat sesuatu yang sangat ia dambakan, sebuah tulisan "diterima".

   Sejak awal ia mulai menunjukkan tugasnya pada Taehyung, yang ia pikirkan hanya sayembara. Tak ada hal lain yang ia pikirkan. Ia hanya ingin seperti Nara, yang tidak hanya bernaung pada harta orang tua. Tapi berprestasi juga.

   Selama Jihyun hidup, ia tak pernah merasakan membuat prestasi di bidang apapun. Ia merasa bodoh. Kadang, ia berpikir. Kenapa ia harus lahir ke dunia, jika ia tidak bisa melakukan apapun.

   Mulai dari akademik, ia sama sekali tak pernah menguasainya. Hanya satu pelajaran yang dapat ia kuasai, Bahasa Inggris dan Bahasa Korea. Selain itu, ia adalah yang paling bodoh.

   Sebenarnya, Jihyun cukup pandai dalam menggambar. Namun, ia tidak pernah mengikuti kontes yang berhubungan dengan itu. Ia selalu mengikuti kontes, yang tidak sesuai dengan kemampuannya.

   Jimin pandai menari, dan ia mengikuti kontes menari agar sama seperti Jimin. Yang ada dalam pikirannya saat itu, hanya untuk bersenang-senang.

   Namun, sekarang ia membuang jauh-jauh presepsi itu. Karena ia tau benar, ia tidak terlahir untuk menjadi bodoh. Ia hanya perlu belajar lebih keras untuk mendapatkan sesuatu. Dan hal yang paling membuatnya bersyukur, karena ia mengenal teman-teman yang selalu memberinya motivasi. Jimin, Taehyung, dan Jungkook.

   Rasanya berat, tidak mengatakan Nara dalam kalimat itu. Tapi, memang itu kenyataannya. Nara egois dalam hal prestasi, ia hanya memikirkan dirinya sendiri.

   Untuk beberapa saat, Jihyun ingin mengatakan sesuatu pada Taehyung. Tentang masalah kemarin. Sesuatu yang sangat ingin ia katakan, walaupun ia tau itu tidak benar. Namun, dengan tidak mengatakannya pun juga tidak benar.

   "Taehyung-ah," ucapnya pelan, yang lebih tepatnya berbisik.

   Taehyung hanya berdehem untuk menanggapi, karena ia tengah fokus pada layar di hadapannya.

   "Kita perlu bicara," sambungnya.

   "Apakah masih ada yang lebih penting selain tugasmu ini, Jihyun-sshi?" tanya Taehyung yang membuat nyali Jihyun ciut untuk melanjutkan pembicaraan.

   Ia lebih memilih diam, dan menunggu sampai tugas itu benar-benar selesai. Ia hanya menatap Taehyung yang sangat fokus memeriksa pekerjaannya.

   Sesekali, pandangannya mengedar ke seluruh ruangan. Dalam beberapa detik, ia dapat melihat seseorang berjalan dari dapur menuju sebuah ruangan di belakangnya.

   Seseorang yang cukup ia rindukan. Ia tersenyum simpul saat menyadari bahwa seseorang itu juga tersenyum padanya. Walaupun hanya sesaat, itu sudah cukup untuk mengobati rasa rindunya.

   "Kupikir kau akan menjadi yang terbaik pada kelasmu."

   Ucapan Taehyung membuat Jihyun tersadar dari kegiatan sebelumnya. Ia kembali melihat layar laptopnya yang masih menyala, dan tersenyum bangga saat ia dapat menyelesaikan itu semua.

The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang