Epilog

314 23 16
                                    

   Melepaskan sesuatu yang telah didapatkan dengan susah payah, itu tidak mudah. Tapi, bagaimana jika kita harus melakukannya. Harus, karena alasan yang memang mengharuskan kita.

   Daripada membiarkan hati dan juga jiwa, tersiksa untuk terus mempertahankannya. Aku tidak cukup bodoh untuk melakukan itu. Sebodoh-bodohnya aku, aku masih bisa membedakan yang mana yang tulus dan tidak.

   Jika ditanya, apakah aku marah. Jawabannya, tidak. Atau, apakah aku kesal. Jawabannya juga sama, tidak. Tapi, jika pertanyaan itu mengarah pada kekecewaan. Maka, aku akan berteriak keras. Dan menjawab, aku kecewa pada kalian semua.

   Bukan kecewa seperti biasanya, ini lain. Rasanya, sampai ingin pergi ke tempat yang jauh. Di mana aku tak akan menemukan orang seperti mereka. Orang-orang, yang tega hanya mempergunakanku sebagai alat kebahagiaan mereka.

   Kenapa aku sangat bodoh? Bahkan, bodoh sekali. Membiarkan diriku tertawa dalam kebahagian palsu, kebahagian yang tercipta atas dasar kedustaan. Kebahagian semu yang mereka ciptakan, untuk diriku yang nyatanya semu juga.

   Mereka bahagia, semua orang bahagia. Tapi, tidak denganku. Aku tertekan, tersenyum seperti orang bodoh untuk kebahagiaan mereka. Mencoba sekuat mungkin untuk berpura-pura baik-baik saja. Jangan lupakan, bahwa aku seorang namja di sini.

   Tapi, nyatanya aku berohong. Berbohong dengan perasaanku sendiri, membandingkannya dengan kenyataan. Suatu kebohongan besar, yang akan selalu menjadi sebuah kebohongan.

   Aku berharap, tidak akan ada yang mengalami hal sama. Tidak akan ada lagi, yang merasakan apa yang kurasakan. Cukup hanya aku, aku saja.

   Keputusanku sekarang hanya satu, pergi jauh. Jauh, ke tempat di mana aku tak akan pernah bisa bertemu dengan mereka. Menjalankan kehidupan baru, dan melupakan diriku yang mereka anggap sampah dan alat bantu untuk kebahagian mereka.

   Untuk yang terakhir kalinya, dapat kulihat dengan jelas mereka sangat bahagia. Tersenyum kepada satu sama lain, dan mempererat jarak antara keduannya.

   Untuk yang terakhir kalinya juga, aku akan merasakan ini. Sakit yang tidak pernah menunjukkan luka yang nyata, sakit yang hanya dapat dirasa oleh jiwaku sendiri. Ketika melihat mereka, sama-sama bermain satu sama lain. Dengan bibir dan juga lidah mereka.

   Yang benar-benar terakhir, aku akan pergi. Selamat tinggal.

-Jeon Jungkook-

____

Jungkook ok kok :)

Jungkook ok kok :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus (Jimin, Jungkook and Taehyung happiness)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus (Jimin, Jungkook and Taehyung happiness)

Bonus (Jimin, Jungkook and Taehyung happiness)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semoga mereka bahagia terus ya ☺
Semoga kita juga selalu bahagia ☺

So, Bye bye...
Sampai jumpa di work aku selanjutnya. 💜
Emang ada ya? Do'ain aja, ok 😙

Purple love,
Audi.🍁

The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang