21.지민 엄마

212 47 3
                                    

   Malam sudah cukup larut saat aku dapat mencapai rumahku. Lebih tepatnya, rumah ayahku. Bahkan yang paling benar, ini sudah pagi jika dilihat dari angka yang tertera pada mobilku. Pukul dua lebih sepuluh pagi.

   Sesekali, aku menatap Jihyun yang masih terlelap. Ia sama sekali tidak berkutik dari tidurnya, dan bau alkohol sangat menyengat dari tubuhnya. Beberapa kali aku berpikir untuk membawanya masuk sekarang atau tidak, karena aku hanya tidak ingin wanita gila itu melihat kami. Ia benar-benar tidak menyukai Jihyun.

   Karena Jihyun adalah orang yang akan selalu membelaku di saat ayahku marah, karena hasutan wanita gila itu.

   Setelah beberapa kali berpikir, aku mengambil keputusan untuk membawanya masuk saja. Karena, melihatnya tidur dengan posisi yang seperti itu terasa tidak nyaman bagiku.

   Kuangkat Jihyun di atas punggungku dan membenamkan kepalanya pada pundakku, kulakukan itu pasti karena ada alasan yang jelas.

   Dan sudah kuduga, saat aku masuk ke dalam rumah. Aku melihat wanita itu masih berada di depan TV, ia melakukan itu karena ayahku sedang tak ada di rumah sekarang. Mungkin ia akan kembali besok pagi.

   Kulanjutkan langkahku tanpa memperdulikan keberadaan wanita itu. Namun, ketika aku akan menaiki tangga menuju kamarku. Ia bertanya, "Siapa yang kau bawa? Sudah berani membawa gadis rupanya."

   Rasanya malas sekali membalas ucapannya, namun jika aku tidak menjawab. Masalah akan lebih besar nanti. "Nara," jawabku kemudian. Kutunggu jawaban dari dirinya sesaat, namun ia tak membantah perkataanku sama sekali. Jadi, kulanjutkan langkahku setelah itu.

   Setelah membaringkan tubuh Jihyun, aku mengganti pakaianku agar lepas dari bau alkohol yang berasal dari tubuh Jihyun. Kutatap wajahnya yang damai dalam tidurnya. Gadis itu benar-benar mabuk berat kurasa, karena tak akan seperti ini jika ia tidak minum banyak soju.

   Tak pernah kupikirkan bahwa Jihyun akan tidur di sini, di rumah ayahku. Ia tak pernah melakukannya selama kami berada di Seoul. Rasanya aneh, melihat seorang gadis yang kusukai tidur di atas ranjang kamarku. Walaupun ia sering tidur di rumahku saat kami di Busan dulu, tapi ini terasa aneh.

   Saat di Busan, ketika kami menginap di rumah satu sama lain. Kami tak pernah tidur dalam satu ruangan berdua. Biasanya, ibuku atau ibu Jihyun akan tidur bersama kami.

   Dan kali ini, kami akan tidur di ruangan yang sama. Walaupun, Jihyun tidur di ranjang dan aku di sofa. Tapi tetap saja, aku merasa sedikit tidak nyaman.

   Setelah beberapa saat aku menatap wajahnya, aku mencoba untuk memejamkan mata. Dan berharap, aku akan bermimpi sesuatu yang lebih baik dari kehidupan nyata. Di mana Jihyun akan menyukaiku juga, salah satunya. Kurasa, itu terdengar lucu. Tapi itulah kenyataan yang kuinginkan.

   Sebelum aku benar-benar terlelap, kuhubungi Nara dan mengatakan bahwa Jihyun di tempatku sekarang. Setelah kejadian tadi, Nara cukup enggan menatapku dan ia terlihat kecewa. Namun, aku benar-benar tak tau apa penyebabnya.

**-**

Author's POV

   Seorang gadis tengah terburu-buru dalam paginya, ia merapikan banyak hal pagi itu. Dimulai dari tugas yang ia kerjakan semalam, sampai persiapannya untuk pergi ke kampus hari itu.

   Sesekali ia mengecek jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya, karena ia memiliki janji dengan seseorang pagi itu. Seseorang yang meneleponnya di tengah malam, yang membuat jantungnya berdegup saat hendak mengangkat telepon.

   Namun, harapannya sia-sia. Seseorang itu meneleponnya hanya untuk memberi tahu bahwa sahabatnya tengah bersama seseorang itu, di rumahnya. Bukan perasaan senang yang ia dapatkan, namun kecewa sekaligus khawatir.

The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang