26.Special

217 47 3
                                    

  "Tapi, aku merasa menyukai orang lain juga," sambungnya.

**-**

  Dalam perjalanannya kembali, Jihyun selalu memikirkan tentang apa yang telah ia katakan pada Jungkook itu benar atau tidak. Pasalnya, sebelum ini. Ia hampir setiap saat, saat ia bertemu dengan Jungkook. Ia menunjukkan gelagat bahwa ia menyukainya.

   Namun, ia juga tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya setelah itu. Karena secara berkala, ia menjadi orang yang tidak peka dengan perasaannya sendiri. Ia menganggap semua orang, terlalu spesial untuknya.

   Ketika ia sudah mencapai tempat yang ia tuju, ia bergegas merapikan seluruh barang-barangnya tanpa membuka pembicaraan apapun dengan Taehyung yang juga ada di sana. Bahkan ia melakukan itu, tampak seperti orang yang tengah dikejar penjahat.

   Dan Taehyung, ia hanya menatap Jihyun yang sepertinya ingin segera pergi. Ia juga membantu merapikan beberapa buku yang tergeletak di atas meja.

   "Mau kuantar?"

   Kini, Taehyung mencoba membuka pembicaraan. Walaupun Jihyun tidak menanggapi ucapannya.

   "Ibayo, mau kuantar?" tanyanya sekali lagi, kali ini dengan mengayunkan kalimatnya. (Permisi)

   Jihyun terdiam dari aktivitasnya, dan kembali merapikan barang-barangnya. Setelah semuanya selesai, ia berdiri dari duduknya. "Terima kasih, aku pulang dulu," ucap Jihyun sembari menutup pintu apartemen dengan diselingi senyuman.

   Taehyung berpikir sejenak dengan perilaku Jihyun yang menurutnya cukup aneh. Namun, setelah itu. Ia hanya menggedikkan bahunya tak peduli, dan pergi menuju kamar.

   Saat Jihyun sudah mencapai halte, bahkan ia tak tau ia akan pergi kemana sekarang. Karena untuk saat ini, ia sedang tidak ingin kembali ke asrama. Beberapa bus juga ia lewatkan karena terlalu banyak berpikir, untuk masalah yang tidak begitu penting.

   Sebenarnya, ia sangat ingin menemui Jimin. Namun, untuk saat ini Jimin masih dalam jam kerja. Sesekali, ia memandang langit yang sudah gelap. Dan tanpa berpikir terlalu lama, ia memutuskan untuk segera pergi dari halte itu.

   Dengan membawa dua tas di sisi kanan dan kiri lengannya, ia terdiam di tempat. Menatap sebuah bangunan yang tidak begitu besar di hadapannya, ia juga melihat sosok yang ia kenali lewat pintu kaca yang ada pada bangunan tersebut.

   Sosok yang ia kenali itu, tiba-tiba menatapnya. Dan Jihyun pun memutuskan untuk memasuki bangunan itu saja.

   Ia mengambil tempat duduk yang berada di pojok ruangan, karena hanya tempat itulah yang kosong untuk saat ini. Seorang pelayan datang padanya dan menanyakan menu apa yang ingin ia pesan. Alih-alih menjawab, ia malah memberikan pertanyaan pada si pelayan tersebut.

   "Bisakah kita bicara?"

   Pelayan itu mengehembuskan napas berat, "Apa yang ingin anda pesan, nona?"

   Jihyun menutup wajahnya sendiri menggunakan kedua tangannya. Lalu ia menatap pelayan itu dengan wajah memelas, "Jimin-ah jebal, jangan marah padaku!" ucapnya sambil menyatukan kedua tangan. (Tolong)

   Pelayan yang sudah diketahui namanya itu, menurunkan tangan Jihyun dengan gerakan tergugup. "Ya! Apa yang kau lakukan?" ujarnya dengan suara setengah berbisik. (Hei)

   "Jebal... jangan marah padaku!" ucap Jihyun dengan konten yang sama, namun kali ini ia sudah tidak menggunakan tangannya untuk memohon.

   Jimin menghela napas pasrah, "Katakan apa yang ingin kau pesan! Kita akan bicara, jika pelanggan sudah mulai kosong nanti." ucap Jimin sembari memberikan daftar menu kepada Jihyun.

The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang