Detak jam dinding menggema di seluruh sudut ruangan.
Ruangan itu hanya berisi, seorang lelaki-Jungkook-dan seorang gadis-Jihyun-saja. Mereka terdiam satu sama lain.
Jungkook masih terfokus dengan permainannya pada layar besar di hadapannya. Dan Jihyun, ia tengah melihat aksi Jungkook bermain.
Sesaat setelah Jungkook menyapa Taehyung dan Jihyun tadi, Taehyung langsung melangkahkan kakinya dari tempat itu. Dan memasuki kamarnya. Ia memang sengaja meninggalkan Jihyun dan Jungkook berdua.
Jungkook berencana untuk memulai pembicaraan, setelah ia menyelesaikan permainannya. Karena jika ia menghentikan permainan itu di tengah jalan, sama saja ia menyerah. Dan kata "menyerah" tidak pernah ada di dalam kamus hidup Jungkook.
Sedangkan Jihyun, ia tak berani menatap Jungkook. Ia hanya menatap layar di hadapannya, namun pikirannya tidak fokus dengan itu semua. Kini, ia tengah menempatkan dirinya di posisi yang paling rendah dalam penglihatannya.
Karena ia berpikir, dirinya adalah seorang penjahat. Paling buruknya, yang ia jadikan objek kejahatan adalah remaja SMA. Seorang remaja yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang benar, dan selipan kisah cinta yang indah.
"Sudah lama ya, Jihyunie," ucap Jungkook yang sedang merubah posisinya. Yang semula duduk di bawah, kini berpindah ke atas sofa. Tepat, di samping Jihyun. "Tapi, tetap saja. Aku tak bisa melupakanmu," sambungnya sambil tertawa renyah.
Mendengar tawa Jungkook, semakin membuat Jihyun merasa bersalah. Dadanya terasa sesak. Karena seseorang di sampingnya ini, sama sekali tak tau apa-apa. Ia adalah orang yang dibohongi.
Jungkook berdehem, "Kenapa diam saja?" Pertanyaan itu ia lontarkan, di saat ia merasa gadis di sampingnya itu hanya terdiam dan tak menatapnya sama sekali.
Namun, usaha Jungkook sia-sia juga. Ia masih saja tak mendapatkan jawaban apapun. Jihyun, tetap bertahan dengan diamnya. Ia hanya tidak ingin, berbicara sesuatu yang benar dan membuat Jungkook merasa sakit.
Kali ini, Jungkook menggembungkan pipinya. "Jihyun-ah, apa Jungkookie melakukan kesalahan?" tanyanya dengan menambahkan unsur aegyo di dalam suaranya.
Bukannya malah terpesona atau bagaimana, Jihyun semakin merasa sesak saja. Suara Jungkook, terdengar seperti rengekan seorang adik kecil kepada kakaknya. Dan sayangnya, Jihyun dan Taehyung bukan kakak yang baik untuk Jungkook.
Jihyun menolehkan kepalanya sambil berusaha untuk tersenyum. "Aniyo, aku hanya merasa sangat lelah," jawab Jihyun. (Tidak)
Ia berusaha untuk tidak menatap mata itu, tapi hasilnya gagal. Ia masih saja menatapnya. Dan seketika itu, Jihyun memvonis dirinya sendiri sebagai orang yang paling jahat di dunia.
Ia tega mengubah pancaran mata cerah itu, jika saja semuanya telah terbuka. Jihyun hanya tidak siap, membuat Jungkook membencinya.
"Jungkook-ah," panggil Jihyun. "Bolehkan noona memelukmu?" sambungnya.
Jungkook membulatkan matanya sempurna, ia bahkan mengernyitkan dahinya bingung. "Mwo?" (Apa)
Jihyun menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Ani-ani. Pelukan kerinduan, noona merindukanmu," jawabnya tak kalah cepatnya. (Tidak)
Lelaki itu mengembangkan senyumannya, yang membuat gigi kelincinya terekspos. "Sejak kapan kau memanggil dirimu dengan sebutan noona? Aku geli," ucap Jungkook di selingi kekehan.
Jihyun berdecak, "Palli-wa!" (Cepat)
Seketika itu juga, Jungkook menarik Jihyun ke dalam pelukannya. Mereka mempertahankan posisi itu sejenak, lalu Jihyun melepaskannya. Mereka tersenyum satu sama lain, walaupun di dalam mata salah satu dari dua orang tersebut. Terdapat, sebuah rasa bersalah yang sangat besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]
FanfictionIni adalah cerita tentang seorang gadis yang memperjuangkan orang-orang yang ia miliki di dalam hidupnya; keluarga; sahabat dan; cinta. Akankah ia berhasil dalam memperjuangkan semuanya? Atau mungkin ia akan kehilangan salah satunya? Hal terburuknya...