"Saranghamnida." (Aku mencintaimu)
**-**
Untuk beberapa saat Taehyung membatu. Seluruh gerakan tubuh juga pikirannya, semuanya. Bahkan hanya membalas pelukan Jihyun pun ia tak sanggup. Otaknya terus berusaha mencerna lebih dalam lagi, tentang apa yang dikatakan Jihyun.
Sesuatu terbesit dalam pikirannya. Mungkin saja, Jihyun asal mengatakan itu karena ia sedang mabuk. Atau mungkin, Jihyun benar-benar menyukainya seperti yang ia katakan.
Dengan cepat, Taehyung membuang opsi kedua dalam pemikirannya. Karena, itu hal yang mustahil. Setau Taehyung, Jihyun dan Jungkook menyukai satu sama lain. Jadi, tidak mungkin perkataan Jihyun sebelumnya itu sesuatu yang benar. Ia yakin, bahwa itu hanya bualan orang yang tidak dalam kesadaran yang sempurna.
Merasa bahwa lingkaran tangan Jihyun pada punggungnya semakin merenggang, ia mencoba sekuat mungkin untuk membuat dirinya tenang. Karena ia tau, dirinya tidak melakukan itu sekarang.
Setelah Jihyun melepaskan pelukannya, ia memposisikan tubuhnya membelakangi Taehyung. Kemudian, tanpa ragu. Ia merebahkan tubuhnya pada pundak Taehyung. Dan tak berselang lama setelah itu, ia memejamkan matanya.
Taehyung masih terkejut seperti sebelumnya. Jadi, ia diam di tempat sampai kesadarannya kembali.
"Taehyung-sshi!" sapa seseorang dari balik tubuh Taehyung.
Tanpa mengubah posisinya, ia hanya menolehkan kepalanya sedikit ke belakang untuk melihat siapa yang sudah menyapanya. Dan ia mendapati bahwa sang pemilik kedai yang ada di sana.
"Kami akan segera tut-"
Sebelum sang pemilik kedai menyelesaikan kalimatnya, Taehyung menyelanya. "Sstt... " gumamnya sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir. "Kami akan pergi, aku juga akan membayar makanan gadis ini," sambungnya dengan setengah berbisik.
Sang pemilik menganggukkan kepalanya, lalu memberikan dua lembar kertas kecil kepada Taehyung. Setelah ia merasa selesai dengan urusannya, ia pergi meninggalkan Taehyung di sana.
Satu hal yang Taehyung pikirkan saat ini. Kemana ia harus membawa Jihyun pulang. Ia mendapat beberapa opsi untuk itu.
Opsi pertama, meminta bantuan Jimin, dan itu cukup beresiko untuknya. Pasalnya, pertemuannya dengan Jimin saat terakhir kali. Bukan dalam keadaan yang baik.
Opsi kedua, jikalau gerbang asrama milik Jihyun memang masih terbuka. Apa mungkin ia membiarkan Jihyun berjalan ke kamarnya dalam keadaan mabuk, apa yang akan dipikirkan orang lain tentang Jihyun. Gadis yang pulang tengah malam dalam keadaan mabuk.
Opsi ketiga, mungkin dari sekian banyak opsi. Ini yang paling mudah untuk dilakukan. Walaupun ia tau, akan mendapat ekor yang cukup panjang.
Membawa Jihyun ke apartemennya, itulah yang ia pikirkan. Setelah beberapa saat berpikir, ia memutuskan untuk membawa gadis itu ke apartemennya.
Sebelum Taehyung berdiri dari duduknya, seorang pelayan datang kepadanya dan memberikan bungkusan makanan dan juga dua botol soju. Sebelum ia pergi, ia berkata, "Kami membungkusnya, kau belum menyentuh makananmu sama sekali."
Taehyung hanya tersenyum untuk menanggapi. Kemudian, setelah si pemilik kedai itu pergi. Taehyung mengangkat tubuh Jihyun ala bridge style, lalu membawanya menuju mobilnya yang tidak terparkir jauh dari kedai itu.
Dalam perjalanan menuju tempat tujuan, ia sesekali melihat Jihyun yang tengah tertidur pulas. Dan setiap kali ia melihat wajah Jihyun, ia selalu mengingat perkataan Jihyun padanya tadi. Dan setiap itu juga, ia akan menggelengkan kepalanya untuk membuat pemikiran itu mejauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]
Fiksi PenggemarIni adalah cerita tentang seorang gadis yang memperjuangkan orang-orang yang ia miliki di dalam hidupnya; keluarga; sahabat dan; cinta. Akankah ia berhasil dalam memperjuangkan semuanya? Atau mungkin ia akan kehilangan salah satunya? Hal terburuknya...