19.Save

232 40 3
                                    

   Seorang gadis dan seorang lelaki tengah berjalan menyusuri jalanan kota Seoul dengan saling menutup kata untuk satu sama lain, mereka hanya berjalan biasa. Atau bahkan seperti berjalan seorang diri, dengan diri mereka masing-masing.

   Angin yang tidak begitu kencang namun cukup dingin, tengah menusuk kulit gadis itu. Karena setelan yang ia pakai. Ia hanya memakai T-shirt dengan celana jeans dan sepatu sneakers.

   Beberapa kali gadis itu menggosokkan tangannya untuk memberikan kehangatan pada dirinya, sesekali juga ia akan membuang napas dengan menutupkan tangannya di area mulutnya.

   "Kau terlihat kedinginan," ucap lelaki itu tiba-tiba. Sang gadis hanya tersenyum dan terus berjalan. "Hanya gadis aneh seperti dirimu yang merasa dingin di musim panas," tambahnya.

   "Aku memang aneh, kau puas?" jawab gadis itu dengan nada setengah kesal.

   "Tidak."

   "Eh!" Gadis itu tersontak kaget saat merasakan tangan lelaki itu tengah memasangkan jaket untuknya, jaket yang sebelumnya digunakan oleh lelaki itu.

   "Tidak perlu," ujar gadis tersebut sambil berusaha melepaskan jaket yang menempel pada pundaknya. Namun, usahanya gagal. Ketika dengan cepat lelaki itu menahan jaket tersebut agar tetap berada di pundak sang gadis. "Tetaplah seperti ini, dan jangan berpikir macam-macam! Aku hanya tidak suka melihat gadis yang kedinginan," ucap lelaki itu sambil melepaskan tangannya dari pundak gadis tersebut.

   "Taehyung-ah," panggil gadis itu kepada lelaki yang memasangkan jaket untuknya. "Terima kasih."

   Taehyung hanya terdiam dan terus melanjutkan perjalannya. Mereka kembali berada pada situasi yang sama seperti sebelumnya. Dua dinding yang dipertemukan, maka jadilah momen yang terjadi pada mereka saat itu.

   Gadis itu memikirkan waktunya untuk mengerjakan tugas miliknya hanya tinggal tiga hari lagi. Dan masih cukup banyak yang ia rasa kurang sempurna untuk ditunjukkan kepada dosen pembimbingnya. Apalagi saat mengingat bahwa dosennya itu sangat membencinya.

   "Besok, apakah kita bisa belajar?" tanya gadis itu kepada lelaki yang berjalan satu langkah di depannya.

   Lelaki itu tampak berpikir sejenak, lalu ia membuka suaranya. "Kita akan bertemu di kampus saja, lusa juga begitu."

   "Kau sibuk, ya?" tanya gadis itu kemudian.

   "Apa aku terlihat seperti itu, Jinhyunie?"

   "Aku tidak tau, tapi sepertinya iya."

   Taehyung tersenyum simpul mendengarkan jawaban dari Jihyun, tak ia kira. Gadis sepertinya bisa melihat orang yang sibuk dan tidak.

   Namun, senyum itu tak bertahan lama. Sampai sebuah kalimat dari Jihyun yang membuat otak Taehyung membatu seketika. "Kau tampak sangat terkekan, Taehyung-ah."

   Taehyung menahan napasnya sebentar. Ia bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia memang terlihat semenyedihkan itu. Apakah tekanan pada dirinya memunculkan jati dirinya, atau pada  keningnya memiliki tulisan "tertekan".

   "Mau pergi minum?" tanya gadis itu melanjutkan kalimat sebelumnya. Ia menampakkah raut wajah bahagia sambil mendongakkan kepalanya menatap Taehyung. Gadis itu mempertahankan posisinya, sampai ia menerima jawaban.

   Ia hanya berharap akan mendapat jawaban persetujuan. Karena ia sudah mendapat penolakan hari ini. Tidak tau kenapa ia ingin sekali minum soju, walaupun hanya segelas nantinya.

  "Kau minum juga?" tanya Taehyung dengan wajah yang sangat datar tanpa menatap ke arah gadis tersebut. Alih-alih menjawab dengan ucapan, Jihyun malah menjawabnya dengan anggukan saja. Karena jika ia menjawab dengan kalimat, maka akan cukup panjang. Karena ia tak ingin berbohong banyak saat tidak mengatakan semunya.

The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang