23.Second

217 44 9
                                    

Author's POV

   Musim sudah menunjukkan keletihannya, dengan beberapa daun yang sudah mulai berjatuhan. Siang itu, udara cukup dingin. Dengan angin yang berhembus tidak begitu kencang. Namun, membawa hawa dingin yang cukup kuat.

   Di siang itu juga, Jihyun baru saja menyelesaikan mata kuliahnya. Biasanya, ia akan berkemas dan pulang ke asrama atau pergi berjalan-jalan mengelilingi Seoul jika mata kuliahnya berakhir. Namun, untuk saat ini tidak.

   Ia masih berada di kelas bersama beberapa temannya. Mereka sibuk memeriksa hasil sayembara masing-masing yang harus mereka sampaikan kepada sang dosen. Walaupun hari ini bukanlah hari di mana ia akan mendapatkan  pengumuman itu. Hanya saja, menemui dosennya dan harus menjelaskan sesuatu yang ia inginkan itu membuatnya sedikit gugup.

   Mengingat, ia tau benar bahwa dosennya itu tidak menyukainya. Mungkin lebih tepatnya sangat membencinya. Itu yang ia tau.

    "Kau tidak pulang?"

   Sebuah suara dari balik tubuh Jihyun membuatnya terkejut, lalu ia menghembuskan nafas berat dan kembali memeriksa pekerjaannya. "Aniyo, ini pemeriksaan pertamaku." (Tidak)

    "Benarkah? Kau tidak mengatakan padaku sebelumnya."

   Dengan tatapannya yang masih fokus ke arah layar yang berada di hadapannya, ia bergumam. "Kali ini, aku akan melakukannya sendiri. Ga! Aku tau kau memiliki urusan yang lain." (Pergilah)

   Seseorang itu, kali ini memposisikan dirinya duduk di samping gadis itu. Dengan memindahkan salah satu bangku yang berada di sana. "Aku akan menemanimu."

   Jihyun menghentikan aktivitasnya sesaat, lalu menatap sinis lelaki di sampingnya. "Apa kau sangat ingin berada di sini, Taehyung-sshi?"

   Taehyung mengangkat kedua bahunya, "Molla, geundae... aku tidak bisa menemanimu di pemeriksaan akhir nanti. Itu sebabnya, aku berada di sini sekarang," jawabnya. (Aku tidak tau, tapi)

   Alih-alih mendengarkan jawaban Taehyung, Jihyun lebih memilih untuk berkonsentrasi pada layar di hadapannya.

   "Jihyun-ah... mereka memanggil namamu!"

    Suara salah satu teman, membuyarkan konsentrasi Jihyun. Ia juga  semakin gugup karena itu. Ia mencoba untuk mengontrol dirinya dengan mengambil nafas panjang dan membuangnya berat. Setelah itu, ia baru berdiri dari duduknya.

   Ia menghentikan langkahnya setelah beberapa ubin ia pijaki, lalu ia berbalik dan menatap Taehyung yang masih terduduk di tempatnya. "Taehyung-ah, temani aku!" pintanya dengan memasang ekspresi membujuk.

   Tanpa berlama-lama, Taehyung berdiri dari duduknya dan berjalan mendahului Jihyun. Sikap Taehyung membuat Jihyun sedikit geram. Pasalnya, tujuannya adalah meminta Taehyung menemaninya. Tapi, ia tak menunjukkan sikap itu sama sekali.

   Sebelum Jihyun memasuki ruangan dosennya, seseorang membuatnya menghentikan langkahnya. Walaupun posisinya yang membelakangi sosok itu, namun ia tau benar siapa yang mengatakan itu.

   Suaranya yang terdengar seperti sedang melakukan aegyo, namun masih terkesan rendah. Tentu saja, Jimin.

   "Jika nanti ia macam-macam, teriakkan namaku! Arasseo?" (Mengerti)

   Jihyun tersenyum simpul dan membalikkan tubuhnya. Namun tidak seperti yang ia yakini sebelumnya, bahwa Jiminlah yang mengatakan itu. Namun, Taehyung yang mengatakannya.

   Sejak kapan suara Taehyung berubah, dan sejak kapan ia tau masalah itu.

   Jihyun mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu berjalan memasuki ruangan dosennya. Jantungnya berdegup kencang saat ia menginjakkan kakinya di dalam ruangan itu. Yang menampakkan sosok yang ia segani sekaligus ia benci.

The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang