17.Desire

241 43 9
                                    

   Seorang gadis tengah berkutat dengan laptopnya, matanya fokus ke arah benda di depannya itu tanpa melirik kepada yang lain. Sudah hampir dua jam ia mengerjakan tugasnya itu, sesekali ia akan bertanya kepada seseorang yang tengah bersamanya.

   Ya, gadis itu tengah bersama seseorang sekarang. Seorang lelaki yang rela meluangkan waktunya dan juga menyalurkan pengetahuannya kepada gadis itu. Sebenarnya, alasan pertama lelaki itu membantu gadis itu adalah karena ia merasa iba.

   Namun, waktu berlalu begitu cepat. Hingga ia merasa dengan senang hati membantu gadis itu, karena ia menganggapnya sebagai seorang teman. Sudah beberapa hari ini ia menghabiskan waktunya bersama gadis tersebut. Walaupun ia hanya dapat menghabiskan waktunya dalam beberapa jam saja. Namun, ia sudah sangat senang. Karena sudah sekian lama, ia merindukan kehadiran seorang teman.

   "Taehyung-ah, apa menurutmu ini perlu kutambahkan?" tanya gadis itu kepada lelaki yang tengah bersamanya. Lelaki itu yang awalnya tengah fokus pada tontonan ponselnya, kini berpaling pada gadis tersebut.

   Matanya menyipit fokus dan menelaah apa yang ditunjukkan gadis tersebut, kemudian ia mengangguk dan kembali fokus pada tontonannya. Mendapatkan persetujuan, sang gadis dengan sigap menambahkan apa yang ia inginkan tadi.

   Di tengah kegiatannya mengerjakan, gadis itu mendengar suara deheman dari sebelahnya. Kemudian ia memutar kepala dan menemukan lelaki itu tengah memandangnya. Gadis itu hanya kembali menatapnya dan menunjukkan ekspresi seperti, "Apa".

   "Apa kau sudah selesai dengan itu?" tanya Taehyung sambil mengangkat dagunya menunjuk sesuatu yang ia maksud. Gadis itu menolehkan kepalanya pada arah dagu Taehyung, lalu menggelengkan kepalanya. "Belum, tapi tinggal sedikit. Memangnya kenapa?"

   Taehyung mengangguk paham lalu berkata, "Aku ada urusan sekarang, apa tidak papa?"

   "Tentu, tapi apa boleh aku sendiri di sini?" tanya gadis itu yang membuat Taehyung menatapnya bingung. Seakan memahami ekspresi Taehyung, gadis itu melanjutkan, "Maksudku, ini 'kan apartementmu. Tidak baik jika aku di tempat orang lain seperti ini."

   Mendengar penjabarannya, Taehyung hanya tersenyum sambil berdiri dari duduknya. Lalu ia melangkahkan kakinya sambil berkata, "Kita teman, 'kan? Rasanya kecewa saat mendengarmu mengatakan aku seperti orang asing."

   Gadis itu menggeleng cepat yang pasti tidak diketahui oleh Taehyung, "Bukan begitu, tentu saja kita teman. Tapi aku ...." Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Taehyung memotongnya. "Jungkook di kamarnya, kau tidak sendirian."

   "Jungkook-ah, aku mau pergi," teriak Taehyung sebelum menutup pintu apartement dan berjalan pergi.

   Mendengar teriakan Taehyung, jantung gadis itu berdetak tak karuan. Pasalnya, di dalam kalimat Taehyung itu menyimpan kata "Jungkook". Bukankah itu artinya, lelaki itu benar-benar ada di sana.

   Suara pintu terbuka yang menggema di seluruh ruangan, mengejutkan gadis itu. Dengan cepat, ia merapikan seluruh barang-barangnya. Ia hanya berpikir untuk segera keluar dari tempat itu saja dari pada harus bertatapan dengan Jungkook, sungguh ia tidak siap.

   Karena perkataannya yang waktu itu membuat dirinya tak percaya diri untuk bertemu Jungkook. Presepsinya mengatakan bahwa mereka saling menyukai, tapi mungkin saja tidak.

   "Kenapa? Mau pergi, ya?" tanya Jungkook sambil duduk di sofa yang lain di sudut diagonal gadis tersebut. "Apa kau tidak suka saat aku di sini?" sambungnya.

   Gadis itu menggelengkan kepalanya sesuai irama. Namun, masih sama. Ia tak mengeluarkan satu kata pun. "Katakan sesuatu! Kau terlihat tidak hidup," ucap Jungkook lagi, dengan nada meremehkan.

The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang