Setelah Jihyun dan Jungkook sudah berjalan cukup jauh dari Taehyung, Jungkook menghentikan langkahnya. Dan menatap gadis di hadapannya itu dengan tatapan sedikit kecewa.
Mengetahui ekspresi Jungkook yang tidak seperti biasanya, Jihyun membuka suara. "Waeyo? Kau kenapa?" tanyanya sambil meletakkan tangannya pada pundak Jungkook. (Kenapa)
Tatapan Jungkook menajam, seakan dirinya ingin mengunci manik di depannya itu hanya untuk menatapnya. "Jika tadi aku tak mengajakmu pergi, apa saja yang ingin kau ucapkan pada Taehyung hyung?"
Jihyun terdiam, kemudian menurunkan tangannya. Pandangannya mengedar, ia juga menggigit bibir bawahnya. "Bisakah kau berhenti bertanya tentang apapun yang kulakukan?"
Ia menghembuskan napas berat, "Aku tidak suka," sambungnya.
Menyadari nada bicara Jihyun yang mulai berbeda, Jungkook mengambil jalan yang lebih aman. Ia tak ingin kehilangan orang yang sekarang sudah ia dapatkan. Dan keputusannya adalah, membiarkan Jihyun melakukan apapun yang ia inginkan.
Jungkook menyunggingkan senyumannya, "Mianhaeyo." (Ma'af)
Ia menatap Jihyun dengan senyumannya yang tak kunjung menghilang. Tatapan itu, lebih tepatnya adalah tatapan membujuk. Matanya berbinar, seperti mutiara yang indah.
Gadis di depannya itu ikut tersenyum, ia juga membalas tatapan tulus Jungkook. "Kau akan terlambat, jika terus menatapku," ucapnya.
Jihyun menurunkan pandangannya dan melihat jam yang ada pada ponselnya, "Sepuluh menit lagi busnya akan datang, jadi cepatlah!"
Jungkook mengangguk mengerti. Lalu berjalan meninggalkan Jihyun. Tapi, di tengah langkahnya ia berbalik. "Jihyunie noona, saranghaeyo," ucapnya sambil membuat bentuk hati menggunakan kedua tangannya. (I love you)
Jihyun yang melihat itu, hanya bisa tersenyum. Kemudian, melambaikan tangannya pada Jungkook. Setelah mendapatkan respon dari gadisnya, Jungkook baru kembali berjalan lagi.
Gadis itu menggelengkan kepalanya, merasa gemas dengan tingkah adik sekaligus calon tunangannya itu. Ia tak pernah menyangka, akan memiliki hubungan dengan lelaki yang lebih muda darinya. Namun, kenyataannya sekarang ia mendapatkan itu.
Lelaki yang lebih muda, namun banyak bertingkah dewasa. Hanya untuk dirinya.
**-**
Pagi itu, adalah pagi yang sangat dingin di Seoul. Karena salju yang berhasil menutupi seluruh tempat di Seoul, bahkan jalan-jalan pun tertutup oleh salju.
Pagi itu, juga pagi yang cukup mendebarkan bagi Jimin. Karena ia harus mengantarkan ibunya pergi ke pengadilan, untuk pertama kalinya. Dan yang paling membuatnya gugup adalah, karena Nara tidak bisa menemaninya kali ini.
Ibu Jimin datang ke Seoul kemarin. Setelah Jimin bertemu dengan Jihyun kemarin, ia langsung menjemput ibunya di stasiun. Dan untuk pertama kalinya, ia memperkenalkan Nara. Ia memperkenalnya sebagai sahabat sekaligus kekasihnya.
Ibu Jimin memberikan sapaan hangat kepada Nara. Tak jauh dari sifat anaknya, ibunya juga sama seperti Jimin. Berhati hangat dan sangat penyayang.
Jimin tidak membiarkan ibunya tinggal di rumah ayahnya, ketika ayahnya menawarkan ibunya untuk tinggal di sana. Karena, ia tidak mau ibunya akan semakin sakit. Saat ibu tirinya akan memamerkan kemesraan dengan ayahnya, di depan ibunya.
Jadi, ia menitipkan ibunya di apartemen milik Nara. Dan Nara juga sangat menyambut ibu Jimin di tempatnya itu, dengan alasan untuk lebih dekat dengan ibu mertua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]
FanfictionIni adalah cerita tentang seorang gadis yang memperjuangkan orang-orang yang ia miliki di dalam hidupnya; keluarga; sahabat dan; cinta. Akankah ia berhasil dalam memperjuangkan semuanya? Atau mungkin ia akan kehilangan salah satunya? Hal terburuknya...