"Kemana kita akan pergi?"
Pertanyaan itu yang pertama kali diucapkan Taehyung kepada Jihyun, saat mereka sudah meninggalkan halte yang mereka tempati sebelumnya.
Jihyun hanya terdiam, ia bahkan lebih terlihat berpikir. Seperti biasanya, cara Jihyun berpikir selalu membuat Taehyung menyunggingkan senyumannya.
Bagaimana Taehyung tidak tersenyum, jika Jihyun terbiasa menggigit bibir bawahnya dan juga mendongakkan kepalanya ke atas. Dan hal itu, termasuk sesuatu yang cukup menggemaskan baginya.
"Bagaimana denganmu? Kita mau kemana?" tanya Jihyun kembali pada akhirnya, yang membuat Taehyung berdecak candaan.
Kini, Taehyung mengubah posisi tangannya. Yang semula ia kaitkan pada jemari Jihyun, kemudian ia rubah dengan mengaitkan tangannya pada bahu Jihyun. "Kau 'kan yang mengajakku. Jadi, kau yang membuat jadwalnya," ucap Taehyung.
Gadis itu terdiam sejenak, lalu menjentikkan jarinya. "Kita akan makan, kemudian pergi ke Namsan Tower. Bagaimana?"
Taehyung mengernyit, "Makan? Apa yang kau pikirkan hanya makan?"
Alih-alih membantah, Jihyun malah mengangguk dengan polosnya. Namun, tak berselang lama. Ia mengecek sebuah jam yang melingkar pada pergelangan tangannya, lalu berseru. "Ah ani, kita akan langsung pergi ke Namsan Tower saja." (Tidak)
Lelaki tersebut hanya dapat terkekeh. Kemudian, ia berpose seperti seorang pangeran yang mempersilahkan kekasihnya untuk bergandengan tangan. "Seperti keinginanmu, tuan putri," ucapnya.
Jihyun tersenyum. "Terima kasih," jawabnya dengan suaranya yang ia beratkan, sambil menjawab tangan Taehyung tersebut.
Perjalanan mereka tidak begitu lama untuk mencapai tempat yang mereka tuju. Waktu nyata maupun waktu yang terasa. Karena, di sepanjang jalan yang mereka tempuh. Hanya ada tawa dan kebahagiaan saja.
"Mau jalan kaki?" tanya Taehyung kepada gadis di sampingnya.
Gadis itu terlihat berpikir sejenak, lalu menjawab. "Kalau jalan kaki, kau harus siap menggendongku."
Taehyung terkekeh mendengar jawaban kekasihnya itu, "Kalau kugendong, berarti itu namanya bukan jalan kaki," jawab Taehyung asal saja.
Jihyun menyipitkan matanya menatap tajam ke arah Taehyung, "Berarti aku akan terbang," seru Jihyun sambil mengembangkan senyumannya, yang membuat gigi kelincinya terekspos.
Dan Taehyung, ia tak begitu menanggapi sang gadis. Ia hanya berjalan melewati kekasihnya itu dan berniat untuk menggunakan cable car. Karena, Taehyung tau dengan sangat jelas. Bahwa Jihyun tidak begitu menyukai jalan kaki.
Setelah mencapai tempat yang mereka tuju, Jihyun terlihat berjalan lebih cepat dari pada Taehyung. Bahkan, gadis itu lebih terkesan tidak dapat mengontrol rasa gugupnya.
Saat Taehyung menyadari ada sesuatu yang aneh dengan kekasihnya, ia menggapai lengan Jihyun seraya berkata, "Kau ini kenapa? Mau ke museum dulu?"
Pada Namsan tower, terdapat sebuah museum boneka beruang. Yang biasanya banyak digemari anak-anak dan juga kaum hawa.
Jihyun menggeleng, "Aku tidak suka boneka."
Jawaban Jihyun membuat Taehyung mengernyitkan dahinya, "Lalu kenapa kau tampak gelisah? Ada yang kau pikirkan?"
Jihyun terdiam sejenak, dan ekspresinya menunjukkan dirinya tengah berpikir keras. "Ada," jawabnya.
Taehyung hanya terdiam, menunggu Jihyun melanjutkan kalimatnya. Dan tiba-tiba, "Ya! Seharusnya kau bertanya. 'Memangnya apa?', begitu," seru Jihyun dengan bibirnya yang cemberut, dan itu terlihat semakin menggemaskan saja. (Hei)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]
FanficIni adalah cerita tentang seorang gadis yang memperjuangkan orang-orang yang ia miliki di dalam hidupnya; keluarga; sahabat dan; cinta. Akankah ia berhasil dalam memperjuangkan semuanya? Atau mungkin ia akan kehilangan salah satunya? Hal terburuknya...