31.Relationship Step

180 37 3
                                    

Jihyun's POV

   Pagi ini, aku berangkat ke kampus seperti biasa. Bedanya, aku tidak berangkat seorang diri hari ini. Melainkan bersama seseorang yang bersedia menemaniku.

   Setelah kejadian pagi tadi, kami-aku dan Taehyung-memutuskan untuk berangkat ke kampus bersama. Ia meminjamiku pakaian milik kakaknya dan juga sebuah buku dan pena. Dan aku juga baru tau, bahwa Taehyung memiliki seorang kakak perempuan.

   Di sepanjang perjalanan, kami hanya menghabiskan waktu untuk bermain dengan pikiran kami masing-masing. Karena, aku masih merasa canggung dengan semua kejadian pagi tadi. Dan untuk membuat diriku terbiasa, aku membutuhkan waktu juga.

   Kami berjalan dari tempat parkir menuju gedung kampus. Kelas kami berbeda. Jadi, akan tiba saatnya nanti aku lepas dari kecanggungan ini.

   Ini hanya perasaanku saja, atau langkah yang kami ambil terbilang cepat. Taehyung melakukan itu, jadi aku juga mengikutinya. Walaupun, sedikit sulit untuk mengimbangi langkah kakinya yang lebar.

   Di tengah perjalanan kami, Taehyung menyenggol pundakku. Yang membuatku menatapnya sambil memberikan ekspresi keingintauan. Ia memberiku kode, untuk menatap ke arah jam sembilan.

   Dan saat aku melakukannya, aku melihat Jimin dan Nara tengah menatap kami. Dan kurasa, mereka tau bahwa aku juga tengah menatap mereka sekarang.

   "Pergilah!" ucap Taehyung setengah bergumam sambil menatapku.

   Aku hanya bisa mengangguk dan berjalan menjahuinya. Jarakku dengan Jimin dan Nara tidak terlalu jauh. Jadi, aku dapat dengan mudah untuk mencapai tempat mereka.

   Mereka berdua memberiku tatapan, yang aku sendiri sulit untuk mengartikannya. "Aku dengar, semalam kau tak pulang. Kemana saja kau?" tanya Jimin, dengan menurunkan suaranya. Dan setiap kali Jimin melakukan itu, aku akan merasa gugup. Karena, itu artinya ia sedang ingin serius.

   Aku hanya diam, menatap mereka berdua. Karena untuk mengatakan bahwa semalam aku mabuk, mereka pasti akan marah besar padaku. Apalagi Jimin, ia baru saja mema'afkanku karena aku mabuk waktu  itu. Dan aku tak ingin membuatnya marah lagi.

   Jimin berdecak, "Kenapa diam saja?" Ia menghentikan kalimatnya sejenak, lalu melanjutkan. "Dan kenapa kau bisa bersama Taehyung? Apa kalian meghabiskan malam bersama?"

   Seketika, tanganku melayang begitu saja ke arah kepalanya. Jitakanku mendarat dengan sempurna di atas kepala itu. "Ya! Apa maksudmu dengan kami menghabiskan malam bersama?" (Hei)

  Jimin mengelus kepalanya yang aku jitak, sambil meringis kesakitan. "Kenapa kau menjitakku?"

   Nara berdecak, "Kalian bertengkar lagi?" ucapnya sambil memutar bola matanya malas. "Sudah!" serunya kemudian dengan meluruskan tangannya di depan wajahku dan juga Jimin.

   "Jawab aku! Kemana saja kau semalam? Kau membuat banyak orang khawatir," ujar Jimin dengan sedikit meninggikan suaranya.

   Seperti sebelumnya, aku hanya diam melihat Jimin yang sepertinya orang yang paling khawatir di sini. Dan di dalam hati, aku selalu meminta ma'af pada Jimin. Walaupun aku tau itu tidak ada gunanya. Namun, setidaknya aku sudah mencoba meminta ma'af.

   Tiba-tiba, Nara merangkulkan tangannya pada pundakku. Lalu tersenyum tulus menatapku, "Tidak penting ia pergi kemana semalam, yang penting ia tidak apa-apa."

  "Ah..." Nara menghentikan kalimatnya sesaat. "Aku mendapatkan kesempatan untuk mengikuti sayembara itu," sambungnya masih dengan senyuman yang bertengger pada bibirnya.

   Aku tidak begitu kaget mendengarkan cerita Nara, karena aku sudah menebak itu sejak awal. Pasti Nara akan diterima. Jika saja, dosenku bukanlah wanita lesbian itu. Aku yakin, aku akan mendapatkannya juga. Seperti yang pernah Taehyung katakan kepadaku.

The Wings [Jjk-Kth-Pjm FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang