Chapter 21 : Back Together

7.5K 409 4
                                    

"I didn't know that I was starving 'till I tasted you"

Playlist : Hailee steinfeld ft Zedd - Starving

Happy reading 💕 💕

Jangan lupa klik 🌟 di pojok kiri bawah yaa

❄❄❄❄❄

Mereka berjalan di pinggir taman. Peter selalu mencoba menggenggam tangan Christine agar mereka berjalan sejajar, namun apalah daya Christine selalu bergerak menjauh setiap kali Peter berusaha mendekat.

Setelah selesai makan tadi, Peter tetap tidak mau mengantar Christine pulang.

Lelaki itu selalu memiliki sejuta alasan untuk agar tetap bisa bersama Christine. Seperti alasan mengapa mereka berada di taman. Lelaki itu mengatakan kalau ia sangat ingin ke taman, walau hanya sebentar karena ia sangat merindukan taman yang berada di tengah kota New York ini.

Dan Christine juga selalu memiliki alasan untuk menolak ajakan Peter, namun apa daya Peter selalu berhasil membuatnya menuruti permintaan lelaki itu.

Christine berjalan mendahului Peter. Tidak ingin berjalan sejajar dengan lelaki itu. Sedangkan Peter sendiri selalu berusaha mengejar Christine dan berjalan sejajar. Namun naas, karena begitu Peter mendekat, maka Christine langsung mempercepat langkahnya. Alhasil lelaki tetap tidak bisa berjalan bersisian bersamanya.

“Christine sampai kapan kau akan berjalan seperti itu? Apa kau tidak lelah?” tanya Peter frustasi. Ia tidak bisa menyembunyikan kalau saat ini ia sudah jengkel dengan kelakuan Christine yang berjalan bersisian dengannya.

Seperti angin lalu, Christine tidak menanggapi ucapan Peter dan terus berjalan menjauhi Peter. Namun ia melihat bangku taman yang kosong, ia memutuskan langsung duduk di bangku itu dan menikmati matahari yang tenggelam di antara bangunan-bangunan tinggi.  Christine sendiri tidak sadar kalau Peter juga sudah duduk di sebelahnya ikut mengamati matahari tenggelam.

“Christine.” panggilnya lembut.

"Hmm?” Christine hanya menggumam. Ia bahkan tidak menoleh dan tetap menikmati indahnya senja saat ini.

Peter memutar tubuhnya menghadap Christine, sedangkan Christine masih tetap fokus menikmati senja yang kini sudah mulai menghilang. Sinar oranye dari senja itu membuat Christine terlihat sangat cantik di mata Peter.

“Apa kau marah padaku?” tanyanya masih dengan menatap wajah Christine.

Christine menoleh menatap Peter, yang juga terlihat tampan dengan siluet dari senja yang sudah nyaris hilang di antara-antara gedung tinggi perkantoran. “Kenapa memangnya?” tanyanya balik. Datar.

“Aku merasa kalau kau memang sengaja menjauhiku,” ucap Peter datar tanpa ekspresi. Sedangkan jantung Christine sudah mulai berpesta karena berdetak tak karuan. Posisi mereka saat ini juga sudah sangat dekat. Wajah Peter hanya berjarak beberapa senti dari wajah Christine. Hidung mereka nyaris bersentuhan.

“Christine,” panggil Peter serak, membuat Christine sedikit salah tingkah karena suara berat Peter tersebut.

Hmm” Christine menggumam tertahan. Ia sedikit berusaha untuk menjauh. Nalurinya juga berkata ‘ini berbahaya’ tapi entah kenapa ia tidak bisa bergerak. Seperti terhipnotis dengan tatapan Peter yang dalam dan intens . Jika sebuah jantung bisa meledak, maka sudah dipastikan kalau jantung Christine akan meledak saat ini juga.

“Apa kau membenciku?” tanya Peter lagi. Lelaki itu semakin mendekatkan wajahnya, kali ini ujung hidung mereka sudah berhasil bersentuhan.

"Apa menurutmu aku tidak membencimu? Aku mencoba dan aku berusaha membencimu, namun aku tidak bisa." ucap Christine sedih, ia memang tidak sanggup membenci Peter yang sudah menyakitinya.  Walau ia  sangat ingin membenci lelaki itu.

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang