Chapter 23 : Angry?

6.5K 331 5
                                    

"And I'm loving every second, minute, hour, bigger, better, stronger, power"

Playlist : Will.I.am featuring Justin Bieber - #that Power

Happy Reading Guys 💕💕💕

Jangan lupa vote ya🙏

❄❄❄❄❄

Christine sudah berada di apartemen Lexy sejak beberapa saat yang lalu. Ia mencurahkan segala kekesalannya pada sahabatnya itu, tapi Lexy hanya menanggapi kekesalan Christine dengan tertawa.

"Apa kau sadar kalau kalian seperti anak kecil? Sampah daur ulang? Apa-apaan itu?" Ucap Lexy kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Berhentilah tertawa! Aku sangat kesal sekarang!" ucap Christine kesal.

"Baiklah-baiklah, aku akan berhenti tertawa. Aku hanya bingung, kalian seperti anak kecil yang sedang memperebutkan permen saat halloween"

"Aku tahu, hanya saja tadi aku benar-benar tidak tahan dengan ucapan jalang itu!" ucap Christine membela dirinya.

"Sudahlah, apa kau sudah memberitahukan pada Peter mengenai perbuatan Caroline padamu?" tanya Lexy, yang hanya dijawab dengan gelengan oleh Christine

"Kenapa kau tidak mengatakannya? Bagaimanapun juga Peter harus tahu, agar ia bisa memberi pelajaran pada Caroline dan para cecunguknya itu"

"Ehtahlah, aku bahkan tidak mengangkat panggilannya dari dua hari terakhir," ucap Christine kecil.

"Kenapa?" tanya Lexy mengernyit.

"Entahlah, aku hanya masih ragu," balas Christine sambil mengedikkan bahunya.

Ponsel Christine berdering, tertera nama Peter di sana. Tapi Christine tidak mengangkat panggilan itu sampai panggilan itu berhenti sendiri.

"Sampai kapan kau akan mengabaikannya? Bahkan sepertinya dia tidak tahu kenapa kau menghiraukannya, sama sepertiku yang juga tidak mengerti apa alasanmu,"

Kalimat ith membuat Christine menutup mata dan menghirup napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ia lalu menatap Lexy.

Mengatakan apa alasannya.

______________

Sebuah mobil cadillac hitam menembus jalanan kota Manhattan dengan kecepatan tinggi. Beberapa orang yang sedang berjalan di trotoar maupun orang yang tengah duduk santai di kursi-kursi yang ada di depan kafe-kafe, menoleh ketika mobil itu melesat cepat.

Mobil itu berhenti tepat di lobby sebuah gedung pencakar langit. Pengemudi mobil itu keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa, dia berjalan lurus melewati setiap pegawai dan karyawan dan menghiraukan sapaan dari mereka semua. Dan semua karyawan dan pegawai itu tahu kalau saat ini, calon pewaris perusahaan tempat mereka bekerja itu sedang marah.

Beberapa dari mereka terlihat sangat takut begitu melihat raut wajah calon bos itu yang menyeramkan. Biasanya tidak seperti itu, calon bos besar mereka itu adalah orang yang santai, dan tidak mudah terbawa suasana membuat semua karyawan menyukainya.

Bagaimana tidak menyukainya, setiap kali rapat dengan Peter, mereka hanya membutuhkan waktu 15-30 menit saja. Paling lambat juga hanya satu jam.

Namun berbeda lagi kalau calon bosnya itu marah. Sudahlah mereka rasa tidak ada seorangpun yang akan berani mendekat bahkan radius 10 meter sekalipun. Ditatap lebih dari 5 detik saja sudah membuat mereka langsung memutar otak mengingat kembali apa kesalahan yang telah mereka perbuat.

Peter berjalan menuju ruangannya dengan kesal. Bagaimana tidak kesal, ayahnya Josh mengatakan kalau Kevin si kakak kesayangan kekasihnya berencana akan segera menjodohkan Christine dengan salah satu temannya.

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang