Chapter 38 : Be Patient

4.4K 248 6
                                    

"You're the drug that I'm addicted to and I want you so bad"

Playlist : Alan Walker - All Falls Down (ft. Noah Cyrus)

Peter up ❤️❤️

Happy reading guys 💕😍

Jangan lupa klik 🌟, atau komen kalau ada saran.

Thank you ❤️

❄️❄️❄️❄️❄️

Raja Ampat, Papua, Indonesia.

Peter baru saja selesai mendiskusikan sebuah proyek baru untuk perusahaanya, namun kali ini berbeda dengan perusahaanya yang milik ayahnya. Ia mencoba untuk membuat sebuah resort di Raja Ampat.

Peter memang memilih ke Raja Ampat untuk memenuhi kesepakatannya dengan Kevin yang menyuruhnya 'liburan' dadakan di luar benua Amerika.

Dan di sinilah dia, Raja Ampat, Papua, Indonesia. Tapi yang terpenting, tempat ini berada di Asia dan cukup jauh dari benua Amerika.

Peter menghela napas panjang, sudah dua hari ia berada di tempat ini. Ia memang langsung pergi setelah ia menyetujui kesepakatan itu.

Sudah dua hari ia tidak mendengar kabar Christine, ia bahkan jarang sekali mengecek ponselnya karena tempat yang saat ini ia datangi sangat minim sinyal, dan hanya terdapat di beberapa tempat saja yang bisa mengakses sinyal.

Tempat ini membuat Peter menjadi lebih dekat dengan alam, membuat ia bisa berpikir dengan jernih, membuat ia bisa memastikan dengan jelas.

Dan membuat ia semakin yakin tanpa ada keraguan bahwa iaa mencintai Christine. Bahkan sangat mencintai perempuan itu. Dan saat ini, ia sudah sangat merindukan gadisnya itu sampai rasanya ia ingin mati saja. Semua ini membuatnya hampir gila karena tidak menerima kabar dari Christine sama sekali.

Ini baru dua hari tapi ia sudah merasa seakan ia sudah melewati waktu selama dua abad. Tidak ada gunanya mempunyai ponsel, laptop dan lain sebagainya di tempat ini. Semuanya percuma karena tempat ini sangat susah sinyal. Hanya ada tv sedangkan Peter sendiri tidak terlalu suka menonton TV.

Kegiatan yang dilakukannya pun sangat monoton. Muali dari pagi hari ia bangun tidur, kemudian olahraga, lalu sarapan, lalu pergi berenang. Setelah pagi selesai, siangnya ia pergi makan siang, lalu tidur siang, bangun di sore hari, menikmati sunset, seelah itu mandi lalu makan malam kemudian tidur lagi. Dan rutinitas ini berlanjut sudah dua hari, dan Peter sangat bosan.

Peter tidak bisa menikmati 'liburan'nya ini dengan tenang. Ia merasa kalau ia sedang berada di luar angkasa ataupun di pulau yang tak berpenghuni, semuanya terasa hambar.

Tapi yang lebih menyakitkan lagi adalah ia merasa hampa.

Peter masih termenung di balkon tempat ia menginap, ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya. Peter berjalan keluar dan mendapati seorang pelayan hotel sudah berdiri di depan pintu.

"Whats wrong?" tanya Peter

"Someone named Mary calling you in receptionist sir"

"Ok" ucap Peter kemudian langsung mengikuti pelayan lelaki itu setelah sebelumnya menutup pintu kamarnya, dan tak lupa ia membawa ponselnya meskipun juga tidak ada gunanya.

"Ada apa Mary?" tanya Peter begitu ia sudah sampai di meja resepsionis.

"Sir, apakah liburan anda menyenangkan?" ujar Mary berbasa-basi

"Kau meneleponku hanya untuk bertanya itu?"

"Ah tidak sir, saya hanya ingin menyampaikan kalau rumah yang anda menangkan di tender beberapa waktu yang lalu akan mulai di renovasi besok. Dan ehm Tuan Josh beberapa kali meminta saya untuk memberitahukan pada anda kalau beliau benar-benar menginginkan rumah itu."

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang