Chapter 24.5 : Explanation

5.1K 306 4
                                    

"You know I know you know I remember you and I know you know I hope you remember how we dance"

🎵 Playlist : One Direction - Best Song Ever

Happy reading 💕
Jangan lupa klik 🌟 dulu ya 🙏

❄❄❄❄❄

Christine mengarahkan pandangannya mencari orang yang sudah dirindukannya. Tidak butuh waktu lama untuk Christine bisa menemukan seseorang yang dia cari. Ia melihat Peter sedang duduk termenung dengan tangan kanannya ada di bibir cangkir yang ada di hadapannya. Ia duduk di sofa yang ada di pojok cafe dekat kaca. Lelaki itu sedang memikirkan sesuatu.

Christine mendekat dan langsung duduk di depan Peter dan meraih tangan Peter yang sedang bermain di cangkir yang berisi cappucino latte. Sentuhan itu membuat lelaki itu mendongak dan langsung tersenyum lembut ke arah Christine, yang dibalas dengan senyuman yang sama juga oleh Christine.

Tanpa melepas tangan Christine, Peter bangkit berdiri dan berjalan ke arah Christine. Christine yang mengerti maksud Peter langsung menggeser duduknya dan memberi tempat untuk Peter duduk di sebelahnya.

Peter langsung memeluk Christine dengan erat. "Aku hampir gila karena merindukanmu," ucap Peter lembut.

Christine yang mendengar kalimat yang baru saja Peter ucapkan tersenyum dan mengeratkan pelukannya "Aku juga merindukanmu," ucapnya kemudian tersenyum lagi.

Mendengar ucapan Christine barusan, Peter melonggarkan pelukannya sambil memegang bahu Christine, menatap mata cantik gadisnya dengan dalam mencoba untuk menahan emosinya,

"Lalu kenapa kau mengabaikan ku selama beberapa hari belakangan ini, babe?"

Christine menatap manik mata Peter dalam, mereka memang sangat suka menatap mata satu sama lain, tempat di mana tidak akan ada kebohongan yang bisa disembunyikan, dan Christine melihat kegelisahan di mata Peter.

Christine tersenyum mengelus rahang Peter dengan lembut, "Bukan hal penting Peter, aku saja yang terlalu berpikir keras sehingga mengabaikanmu"

"Memangnya apa yang membuatmu berpikir keras itu?" tanya Peter ingin tahu, sesuatu hal yang tidak penting dan membuat Christine berpikir keras sekaligus mengabaikannya.

"Hanya sebuah pertanyaan dari Allen, atau mungkin bisa juga menjadi sebuah penyataan," ucap Christine santai, namun berbeda dengan Peter yang semakin terlihat ingin tahu.

Jadi bukan masalah perjodohan sialan yang direncanakan Kevin yang membuat Christine mengabaikannya, tapi apa yang Allen katakan sehingga membuat Christine berpikir keras dan mengabaikannya, membuat hubungan mereka merenggang selama hampir seminggu. Allen sialan!

Sebelum Peter bertanya lagi, Christine mengangkat tangannya membuat seorang pelayan cafe berjalan menuju ke arahnya, menyerahkan buku menu kepada Christine. Pandangan Peter tidak lepas dari Christine barang sedetikpun, ia memperhatikan gerak-gerik Christine dengan tersenyum.

Namun, berbeda dengan pelayan cafe itu yang tidak lepas memandang Peter. Cukup membuat Christine risih dengan pelayan wanita itu yang terlihat sangat jelas menginginkan Peter.

Christine butuh beberapa waktu untuk menyadarkan pelayan cafe itu untuk menulis pesanan Christine. Namun berbeda dengan Peter yang terlihat tidak peduli dengan pelayan cafe itu, selama ia bisa melihat Christine, Peter tidak mempedulikan orang lain.

Setelah pelayan cafe itu pergi, Christine kembali menatap mata.

"Jadi apa?" tanya Peter masih tetap menatap lekat mata Christine.

Christine mengernyit "'apa' apanya?"

"Jadi apa yang dikatakan Allen padamu?"

"Eh,.." Christine tergagap dan sedikit gelisah bahkan ia sudah mengalihkan pandangannya dari mata Peter ke arah cangkir milik Peter tadi.

"Christine, cangkir itu tidak lebih tampan dariku," ucap Peter menarik wajah Christine agar kembali menatapnya.

Christine menghirup napas lalu mengeluarkannya dengan pelan menenangkan dirinya sebentar kemudian menatap mata Peter, "Allen bertanya apakah kakakku tahu mengenai hubungan kita," ucapan Christine berhenti, ia menatap ke arah pelayan cafe yang datang mengantarkan pesanan Christine tadi kemudian meminum mocachino latte pesanannya lalu kembali menatap Peter namun lelaki itu terlihat biasa saja.

"Lalu?" tanya Peter ingin mendengar lanjutan kalimat Christine tapi setelah melihat Christine sudah meminum minumannya.

"Lalu apa? Sudah hanya itu saja." ucap Christine datar

"Apa?! Hanya karena pertanyaan itu kau mengabaikan ku?!" tanya Peter tidak tahu harus menanggapi bagaimana. Ia bingung dan sangat tidak mengerti, Christine cukup terkejut karena sentakannya barusan, dan Peter berusaha kembali untuk mengendalikan emosinya.

"Iya, dan pertanyaan itu cukup menggangguku," ucap Christine lemah.

"Dan apa kata Kevin mengenai hubungan kita?" tanya Peter datar setelah berhasil mengendalikan emosinya. Namun sepertinya pengendaliannya tidak bertahan lama setelah mendengar jawaban yang keluar dari bibir Christine.

"Kakak masih belum mengetahui tentang hubungan kita," ucap Christine ragu, ia tidak berani menatap mata Peter lagi.

Mata peter menggelap, rahang lelaki itu mengeras ia berusaha berbicara sedatar yang ia bisa disaat emosinya sudah di ubun-ubun. "

Sampai kapan kau akan merahasiakan hubungan kita dari keluargamu?!" geramnya tertahan.

"Aku masih belum tahu," ucap Christine pelan sambil menunduk. Sejujurnya ia cukup takut saat ini, apalagi Peter yang sudah menahan emosinya.

"Ku harap kita tidak akan berpisah," ucap Peter datar, ia cukup lelah dan kesal.

Christine yang mendengar kalimat yang baru saja Peter ucapkan sontak langsung mendongak menatap mata yang berwarna abu-abu milik Peter dengan dalam.

"Apa maksudmu?" tanya Christine tergagap mendengar kata berpisah dari Peter.

"Siapa tahu kau sengaja merahasiakan hubungan kita dan menerima perjodohan dari kakakmu," desis Peter dingin.

"A-apa m-maksudmu? Perjodohan apa?" mata Christine sudah berkaca-kaca hendak menangis.

Peter menatap manik mata Christine dengan intens, "apa kau tidak tahu kalau Kevin mau menjodohkan mu?"

Christine menggeleng dengan cepat.

Peter menghela napas panjang, lalu menatap Christine dengan lembut, "Kevin ingin menjodohkan mu dengan temannya, aku benar-benar berharap kalau kau tidak akan menerima perjodohan itu Christine,"

Christine langsung menggeleng dengan cepat dan menatap Peter lembut membuat lelaki itu sedikit tenang.

"Tidak, aku tidak akan menerima perjodohan itu untukmu, aku mencintaimu."

Peter tersenyum mendengar kalimat Christine "Aku juga mencintaimu, sangat."

*****

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang