Chapter 22 : Damn!

6.9K 304 9
                                    

Maaf baru update ya, aku buntu soalnya 🙏🙏🙏

"You say I'm crazy, cause you don't think I know what you've done"

🎵 Playlist : Sam Smith - I'm Not The Only One

Happy reading guys 💕💕
Jangan lupa klik 🌟 dulu yaa

❄❄❄❄❄

Christine menghela napas panjang. Beberapa hari ini ia tidak bisa fokus. Pertanyaan Allen beberapa hari yang lalu masih terngiang di kepalanya dan membuatnya bingung. Bagaimana ia akan mengatakan pada kakaknya kalau ia saat ini sudah berpacaran dengan Peter?

Kevin sendiri sampai saat ini masih belum mengetahui kalau ia sudah memiliki kekasih. Christine sendiri juga tidak tahu bagaimana caranya ia akan memberitahukan pada Kevin mengenai kekasihnya itu. Apalagi kekasihnya adalah Peter.

Sudah sangat jelas jika Kevin pasti akan sangat menentang hubungannya dengan Peter. Apalagi mengingat bagaimana marahnya dulu Kevin saat tahu kalau Peter, lelaki yang dijodohkan dengan Christine, mempermalukan adiknya itu dihadapan banyak orang. MEMPERMALUKAN Christine.

Keyakinan kalau Kevin tidak akan membiarkan Peter kembali pada Christine sudah sangat jelas. Bahkan dengan alasan apapun kakaknya itu tidak akan membiarkan ia kembali bersama dengan Peter.

Mengingat juga bagaimana Kevin mengetahui betapa pedihnya yang dirasakan oleh Christine saat itu. Kevin merasakan sesuatu yang berbeda saat Christine tiba-tiba pulang ke rumah dengan mata yang bengkak.

Christine masih terus termenung di dalam kamarnya lebih tepatnya di balkon kamarnya. Ia memikirkan cara agar bisa berbicara dengan Kevin mengenai Peter. Tapi otaknya seakan buntu dan tidak bekerja. Bagaimana ia harus berterus terang pada Kevin kalau begini terus?

Ketukan pintu yang cukup keras membuat Christine tersadar dan memaksanya mau tidak mau harus bangkit berdiri untuk membuka pintu.

"Ada apa kak? Tumben sekali kakak mengetuk pintu kamarku?" tanya Christine setelah membuka pintu dan melihat kalau Kevin lah yang sedang mengetuk pintu.

Kevin hanya tersenyum "Aku kan kakak yang baik, tidak sombong rajin menabung dan sayang orang tua serta menjadi contoh yang baik untuk adikku." ucapnya dengan nada sedikit menjijikkan membuat Christin langsung mendengus kesal

"Yang kakak ucapkan barusan sudah mencerminkan kalau kakak itu sombong!"

Kevin hanya nyengir mendengar ucapan Christine barusan, "Kau sedang apa?" tanyanya dengan nada santai.

"Tidak sedang apa-apa, memangnya ada apa? Tumben sekali kakak bertanya?" tanya Christie sambil menyipitkan matanya, ia dapat merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan kakaknya saat ini. Lebih tepatnya kakaknya menginginkan sesuatu darinya.

"Ah tidak, kakak hanya ingin melihatmu saja," ucap Kevin namun sebelum Kevin melanjutkan kalimatnya Christine sudah lebih dulu mendahului Kevin.

"Kalau kakak kesini ingin meminta sesuatu dariku ataupun kakak ingin mengajakku pergi, maka maafkanlah adikmu yang cantik dan imut ini karena tidak bisa memenuhi permintaan kakak tercintanya," ucap Christine sambil tersenyum polos namun sedikit menjengkelkan di mata Kevin.

"Adikku yang cantik dan imut tolonglah kakakmu yang tampan ini, temani kakak ke suatu tempat ya," pinta Kevin dengan memelas.

"Ah maaf kak, aku sedang tidak ingin keluar," ucap Christine dengan nada sedih. Kali ini ia serius sedang tidak ingin pergi kemana-mana, karena saat ini pikirannya sedang kemana-mana.

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang