Chapter 37 : Reject

4.7K 253 5
                                    

Holaaa!!!
Peter up❤️❤️❤️

Maaf kalo banyak typo ☃️

Happy reading guys 💕😍😍

❄️❄️❄️❄️❄️

Christine memasuki rumahnya dengan langkah yang terburu-buru. Ia baru saja sampai setelah Erick mengantarnya lalu pamit pulang lebih dulu.

“Di mana kakakku?” tanya Christine pada salah seorang pelayan, begitu ia memasuki ruang tamu.

“Tuan ada di ruang kerjanya Nona,” jawab pelayan itu lalu undur diri dan berjalan ke arah dapur.

Mendengar itu, Christine langsung melangkah menuju ruang kerja Kevin dan mengetuk pintu. Christine menunggu cukup lama tapi tidak ada sahutan sama sekali sehingga membuatnya sedikit bingung.

“Apa kau yakin kakakku ada di dalam?” tanya Christine pada pelayan yang ia temui sebelumnya yang kebetulan berjalan melewati ruang kerja Kevin.

“Tuan ada di dalam Nona. Tadi beliau langsung masuk ke ruang kerja nya begitu sampai di rumah,” jawab pelayan itu lalu menunduk dan meninggalkan Christine yang masih berdiri di depan pintu ruang kerja Kevin.

Christine kembali mengetuk ruang kerja Kevin. Namun kali ini tanpa menunggu sahutan dari dalam, ia langsung saja membuka pintu itu dan berjalan masuk. Dan yang dilihat Christine ketika ia sudah di dalam ruang kerja itu adalah pemandangan di mana sang kakak  sedang termenung di meja kerjanya.

Pantas saja dari tadi ia mengetuk pintu tidak ada sahutan, ternyata kakaknya tidak mendengar karena sedang termenung, batin Christine. Kevin baru pulang hari ini setelah sudah tiga hari berada di Manhattan untuk menemui Peter. Itu adalah kesepakatan antara dirinya dengan sang kakak.

Christine melangkah mendekati Kevin, “Kak.” panggilnya pelan. Cukup lama ia menunggh tapi tidak ada sahutan.

“Kak!” panggilnya lagi, namun lagi-lagi sang kakak tetap diam seakan ia hanya berada seorang diri di ruangan itu.

“Kakak!!” sentak Christine sedikit berteriak, dan barulag ia mendapat  sahutan dari Kevin dan itu adalah teriakan kaget.

“Demi dewa Neptunus Christine, kau mengagetkanku!” sentak Kevin kesal.

“Aku sudah dari tadi memanggil kakak!” balas Christine tak kalah kesal.

“Kenapa tidak mengetuk pintu?”

“Aku sudah mengetuknya dari tadi sampai tanganku seakan tidak bertulang lagu tapi tetap tidak ada sahutan!” ucap Christine jengkel dan semakin jengkel ketika Kevin hanya tersenyum kecil.

“Ada apa?” tanya Kevin.

“Apa kakak bertemu Peter?” tanya Christine membuat Kevin kembali merasa bersalah, shit.

“Kakak tidak bertemu dengannya, ia sedang keluar negeri,” jawab Kevin bohong dan harus menelan pil pahit begitu melihat ekspresi sedih Christine. Double shit.

“Benarkah? Kemana?” tanya Christine penasaran.

“Ke tempat antah berantah yang bahkan tidak ada sinyal,” lagi-lagi Kevin harus berbohong dan kali ini ia harus melihat Christine meneteskan air mata. Tripple shit.

Kenapa adiknya ini sangat mencintai bajingan seperti Peter sih? batin Kevin jengkel.

“Sudahlah Christine, kau akan bertunangan dengan Erick hari sabtu nanti. Berhentilah memikirkan Peter, aku bahkan ragu kalau lelaki itu memikirkanmu saat ini.” Kevin merutuki dirinya karena harus berbohong lagi. Yang ada dalam benak Kevin sangat berbeda dengan yang dikatakan oleh mulutnya. Ia tahu betul kalau Peter si sialan itu, yang sayangnya juga mencintai adiknya itu, akan selalu memikirkan Christine.

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang