Chapter 19.5 : Jodoh tertunda ?

7.5K 394 0
                                    

Playlist: David Guetta feat Justin Bieber - 2U

Happy Reading Loves 💕💕

❄❄❄❄❄

Peter melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata, membelah jalanan New York yang tidak pernah sepi. Kota ini juga sering disebut sebagai kota yang tidak pernah tidur. Bukan tanpa alasan orang-orang menyebut kota ini seperti itu. New York adalah pusat bisnis di Amerika, itu sebabnya kenapa kota ini akan selalu ramai meskipun itu malam hari. Selalu ada orang-orang yang berlalu lalang di jalanan seakan tidak ada waktu di kota itu baik pagi, siang, sore, malam, subuh dan kembali lagi ke pagi hari. Selalu sama, orang-orang tetap sibuk bekerja.

Peter berhenti saat lampu lalu lintas menyala berwarna merah, ia mengamati setiap orang yang menyeberang jalan dengan cepat, seakan mereka semua terburu-buru. Ia melirik jam rolex-nya, jarum pendek itu berada diantara angka satu dan dua. Setengah dua siang. Tapi semua orang berjalan seakan mereka takut terlambat datang ke tempat kerja.

Peter melajukan lagi mobilnya setelah lampu jalanan menyala berwarna hijau. Ia menepikan mobilnya di dekat toko bunga. Ia turun dari mobilnya dan berjalan ke dalam toko. Beberapa pegawai toko itu terpesona melihat lelaki tampan yang masih ber-stelan kantor memakai jas mahalnya namun tanpa dasi, membuatnya terlihat sedikit santai dan menggoda dengan satu kancing kemeja atas yang terbuka.

"A-ada yang bisa kami bantu sir?" tanya seorang pegawai toko, pegawai itu terlihat gugup namun ia juga senang karena bisa berbicara dengan lelaki tampan itu. Ditambah lagi lelaki itu juga tersenyum padanya.

"Aku ingin membeli bunga untuk kekasihku." ucap Peter dengan tersenyum manis pada pegawai perempuan itu.

Pegawai perempuan itu mengangguk mengerti kemudian mengambil sebuah bunga mawar dan menunjukkannya pada Peter.

"Ini adalah mawar merah sir, biasanya seseorang memberikan mawar merah kepada pasangannya untuk menunjukkan betapa pasangannya itu sangat berharga dan spesial untuknya. Mawar merah juga biasa diberikan sebagai tanda cinta pada pasangannya," ucap pegawai itu sambil tersenyum.

"hmmm, begitu ya? Berikan aku mawar ini seratus lima puluh tangkai." ucap peter tegas dan terkesan berkharisma.

"Baik sir, silahkan tunggu sebentar" ucap pegawai perempuan itu kemudian pergi dan menyiapkan pesanan Peter.

Peter berjalan-jalan melihat bunga-bunga yang bermekaran 'cantik' pikirnya, mungkin karena itu kenapa banyak sekali perempuan suka dengan benda hidup yang satu ini. Setelah puas melihat bunga-bunga yang cantik itu, Peter kemudian berjalan ke tepi toko yang terdapat tempat duduk. Ia memilih duduk sambil menunggu bunga pesanannya.
Beberapa saat setelah ia duduk, ponselnya bergetar. Ia membuka pesan yang masuk itu, dan sekilas terlihat sirat amarah di matanya. Pesan itu berisi gambar Christine sedang bercengkrama akrab dengan Max, ya Max sang mantan.

Jelas, seorang laki-laki tidak akan suka melihat gadis incarannya kembali dekat dengan mantan kekasihnya bukan. Meskipun mereka sudah selesai, tapi tetap saja lelaki itu pernah mengisi hari-hari calon gadisnya. Ditambah lagi, posisi Peter saat ini bisa dibilang tidak menguntungkan, karena gadisnya itu masih membencinya.

Pesan gambar itu dikirim oleh Allen, sedangkan Allen mendapatkan gambar itu dari Lexy. Ya bisa dikatakan kalau saat ini Lexy sudah mendukung Peter. Meskipin belum sepenuhnya mempercayai lelaki itu, bukan tidak mungkin lelaki itu akan kembali menyakiti sahabatnya lagi, hanya saja ia juga tahu kalau Christine masih mencintai Peter.

Setelah cukup lama menunggu, pegawai perempuan tadi menghampiri Peter dan mengatakan kalau pesanannya sudah siap. Peter menganggukkan kepalanya kemudian berjalan ke kasir membayar pesanannya sekaligus mengambilnya.
Peter kembali ke mobilnya dan mengemudikannya menuju kampus untuk bertemu gadisnya.

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang