Chapter 46 : Oh my God!

4.7K 304 37
                                    

Holaaa ❤️

Peter up ❤️❤️

Jangan lupa VOTE dan KOMEN sebelum atau sesudah membaca yaaa ❤️❤️❤️

Happy reading guys 💕❤️❤️⚡

❄️❄️❄️❄️❄️

"You so f**king precious when you smile"

Playlist🎵 : Bazzi - Mine

❄️❄️❄️❄️❄️

Christine melirik jam tangannya, masih ada waktu sekitar satu jam lagi untuk makan siang. Seharusnya Peter masih bekerja saat ini. Christine berusaha meneguhkan kembali hatinya untuk menemui Peter.

Christine baru saja sampai di New York. Ia tidak langsung pulang menemui ayah maupun kakaknya, namun langsung melaju menuju kantor Peter.

Menurut beberapa majalah bisnis milik orang tua Alexa yang sempat dibacanya kala itu, Peter saat ini sudah dipindahkan ke New York. Majalah itu mengatakan kalau saat ini Peter sudah menggantikan posisi ayahnya dan tinggal di resmikan saja. Christine tersenyum membaca artikel itu. Peter-nya sudah semakin maju.

Begitu sampai di lobby kantor Peter, ia memasuki gedung yang tinggi itu dengan langkah mantap. Ia ingin bertemu dengan Peter. Ia benar-benar sudah merindukan lelaki itu dan ia tidak peduli jika seandainya Peter sudah melupakannya.

Christine berjalan ke arah resepsionis yang kebetulan atau bagaimana saat ini sedang menatapnya semangat.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" tanya salah satu resepsionis itu dengan sopan tanpa berusaha menyembunyikan senyum merekahnya.

"Aku ingin bertemu dengan paman Josh." ucap Christine bohong, Christine tahu jika ia tidak berbohong maka resepsionis ini tidak akan membiarkannya bertemu dengan Peter.

"Maaf nona tapi untuk saat ini tuan Josh tidak sedang berada di kantor." Ucap resepsionis itu masih dengan tersenyum lebar.

Christine pura-pura mengernyitkan keningnya agar aktingnya terlihat lebih natural.

"Bukannya ini kantor paman ya?"

"Iya benar nona, tapi saat ini hanya ada tuan Peter di ruangannya."

"Dimana ruangan sepupuku itu?" tanya Christine meyakinkan, dan resepsionis itu menatapnya geli. Atau itu hanya perasaanya saja?

"Ruangan tuan Peter ada di ruangan tuan Josh nona."

"Terima kasih kalau begitu."

Christine meninggalkan resepsionis ini dengan perasaan senang karena berhasil membohongi resepsionis itu. Walau Christine merasa ada yang aneh dengan resepsionis itu, tapi ia tidak peduli toh ia bisa segera menemui Peter.

Christine memasuki lift dan menekan tombol lantai ruangan Peter. Begitu liftnya berhenti, Christine langsung berjalan mendekati meja sekretaris Peter. Christine menatap sekretaris Peter, bukan seorang perempuan muda yang dikiranya pasti akan sangat seksi.

Dan perkiraannya salah, karena sekretaris Peter adalah seorang wanita paruh baya dengan cincin di jari manisnya. Dan wanita itu sedang fokus pada komputernya tanpa menyadari Christine.

"Permisi" tegur Christine.

Sekretaris Peter itu langsung mengalihkan pandangannya dari komputer ke arah Christine, dan seketika senyumnya merekah membuat Christine bingung. Sama seperti resepsionis yang bertugas di bawah tadi.

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang