Chapter 27 : Don't Accept

5K 295 3
                                    

"Cause of we lost our mind and we took it way too far I know we'd be alright, I know we would be alright"

🎵 Playlist : Shawn Mendes - There's nothing holding me back

Happy reading guys 💕😍
Jangan lupa klik 🌟 dulu yaa ❤❤

❄❄❄❄❄

Peter menutup matanya, sejenak ia berpikir bagaimana caranya agar ia bisa mendapat restu dari Kevin.

Peter yakin kalau Kevin tidak akan dengan mudah memberinya restu, bahkan mungkin tidak akan pernah memberikannya restu.

Kevin satu-satunya penghalang agar ia bisa hidup bahagia dengan Christine di masa depan nanti.

'Ah, Christine. Kira-kira apa yang sedang dilakukan oleh wanita itu sekarang?' pikirnya.

Tadi siang setelah ia mengatakan kalau kakaknya Kevin akan menjodohkannya, Christine sudah tidak bisa fokus lagi. Gadisnya itu langsung meminta pulang dan Peter hanya bisa mengantarnya sampai gerbang depan rumah Christine karena gadisnya itu memintanya.

Peter mengambil ponselnya yang ada di atas meja lalu membawanya ke atas tempat tidurnya. Sambil berbaring, Peter memainkan ponselnya sejenak lalu menempelkannya ke telinganya.

Ia menunggu beberapa saat sampai seorang di seberang menerima panggilannya.

"Halo," jawab seseorang dari seberang,

"Christine," ucap Peter sambil memejamkan matanya lalu kembali berucap "Aku merindukanmu," ucapnya setengah merengek.

"Kita baru berpisah beberapa jam yang lalu," ucap Christine kemudian terkekeh kecil

"Memang, tapi aku sudah merindukanmu sekarang," ucap Peter tulus dan lembut

"Hmm dasar gombal," balas Christine lalu kembali terkekeh

"Aku tidak gombal sayang, aku benar-benar merindukanmu," sanggah Peter.

"Hmm baiklah, Kau sedang apa?" tanya Christine penasaran.

"Sedang menelepon mu," jawab Peter santai sambil terkekeh pelan.

"Sudah makan?" tanya Christine lagi

"Semua makanan terasa hambar kalau kau tidak menemaniku makan,".

"Yang penting kau sudah makan, masalah hambar atau tidak itu tidak penting," ucap Christine santai,

"Hmm ternyata kau tega sekali padaku," Peter merajuk namun hanya dibalas dengan kekehan geli dari seberang.

"Kau sendiri sudah makan?" tanya Peter lagi.

"Aku sedang dalam perjalanan menuju tempat makan," jawaban Christine membuat Peter langsung menegang.

"Dalam perjalanan? Kenapa tidak makan di rumah saja?" tanyany penasaran.

"Kakak mengajakku makan di luar bersama temannya,"

"Teman? Apa itu laki-laki yang akan dijodohkan denganmu?" tanya Peter dengan degupan jantung yang tidak karuan. Jangan sampai apa yang ada dipikirannya benar-benar terjadi. Tidak, tidak Peter benar-benar berharap kali ini. Namun sayangnya sepertinya harapan Peter tidak terjadi begitu iya mendengar gumaman sebagai jawaban dari Christine.

Wajah Peter langsung berubah dingin, "Di restoran mana?" tanyanya.

"Tidak usah menghawatirkanku, aku akan selalu untukmu," ucap Christine berusaha menenangkan Peter, ia tahu kalau lelaki itu sudah mulai marah. Ah, Peter memang mudah tersulut emosi.

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang