Chapter 50 : Happiness (END)

9.2K 304 15
                                    

Pertama-tama aku ingin mengucapkan banyak banget terimakasih buat kalian yg setia baca cerita gaje ini.

Ya ampun aku ga nyangka kalo cerita gaje ini sudah sampai di part akhir ❤️❤️

Aku mulai nulis di bulan Mei dan baru selesai di September 😵😵

Lama banget ya? Wkwkwk

Anyway thank you so much guys ❤️❤️

Jangan lupa singgah ke cerita di sebelah ya judulnya 'Not Yet Yours' dan 'D E S T I N Y'

Happy reading guys
Jangan lupa vote dan komen ❤️⚡⚡⚡

*****

"Because I'm happy, clap along if you know what happiness is to you"

Playlist : Pharell Williams - Happy

❄️❄️❄️❄️❄️


Kevin menatap Christine dan Peter bergantian dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak. Ia dan Christine baru saja berbaikan.

Adiknya itu mengatakan kalau ia selalu menyayangi Kevin bahkan hingga detik ini. Kevin adalah satu-satunya kakak yang ia miliki dan ia menyayanginya, dan begitu juga dengannya. Kevin mengatakan kalau ia sangat menyesal pernah membuat Christine kecewa, Ia tidak pernah bermaksud membuat adiknya itu kecewa, tapi ternyata apa yang dia lakukan tidak selamanya sesuai dengan yang ia pikirkan.

Kevin menyadari kalau ia tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Christine. Ia tidak bisa mengubah takdir, seperti saat ini suasana haru yang terjadi beberapa saat yang lalu seolah lenyap dan tergantikan dengan suasana hening. Hening yang tidak diinginkan.

Raut wajah Kevin tidak bisa dibaca. Tatapannya juga sulit diartikan. Kevin menatap Christine dan Peter bergantian. Apa ia tidak salah dengar?

“Bisa kau ulangi yang baru saja kau katakan?” tanya Kevin sembari menatap Peter tajam. Namun Peter hanya terlihat biasa saja, berbeda dengan Christine yang sudah was-was.

“Kami ingin menikah, apa kau memberi restu?” tanyanya kembali dengan nada yang sama seperti sebelumnya, santai.

Kevin tersenyum miring, “menurutmu?”

“Aku tidak tahu.” ucap Peter tak acuh. Sebenarnya ia tidak peduli dengan restu dari Kevin, toh paman William merestui mereka. Lagipula yang mengantarkan Christine ke depan altar nanti juga bukan Kevin tapi paman William, ayah mereka.

Kevin menghela napas dalam. “Apa aku bisa menghentikannya?” tanyanya pasrah.

“Tentu saja kau tidak akan bisa.”

Kevin terkekeh kecil, “kalau begitu menikahlah,”

Seketika raut wajah cemas Christine langsung berubah menjadi raut terkejut. Dia tidak sedang salah dengar, Christine yakin pendengarannya masih sangat bagus. Tapi apa yang membuat kakaknya ini berubah pikiran? Seperti yang Peter katakan sebelumnya kalau kakaknya pasti memberi restu, dan itu benar!

“Apa kakak merestui kami?” tanya Christine pelan dan hati-hati. Nada terkejut sangat kentara di kalimat itu.

“Kakak tidak punya alasan lagi untuk memisahkan kalian, jadi lakukan yang ingin kalian lakukan. Belajarlah dari masa lalu kalian masing-masing.” ucap Kevin tersenyum.

Christine balas tersenyum lebar mendengar kalimat kakaknya barusan. Ia langsung berdiri dan mengambil tempat duduk tepat di sebelah Kevin, dan tanpa menunggu lagi ia langsung memeluk Kevin sangat erat.

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang