Chapter 28 : Meet Kevin soon

4.9K 270 9
                                    

"I've been thinking about it all day and I hope you feel the same way cause I want you bad, yeah I want you baby"

🎵 Playlist : Niall Horan - Slow hands

Happy reading guys 💕😍
Jangan lupa klik 🌟 dulu yaa ❤❤❤

❄❄❄❄❄

Kevin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata membelah jalanan New York yang terlihat sangat indah. Pencahayaan yang minim membuat jalanan itu temaram serta suasana yang menenangkan untuk mereka yang sedang stress karena pekerjaan.

Christine duduk disebelah Kevin tanpa mengeluarkan suara. Ia tidak tahu mengapa kakaknya itu hanya diam saja dari tadi, seakan Kevin hanya sendirian di mobil itu.

"Kak," panggil Christine pelan, tidak ada sahutan

"Ka...k" panggil Christine lagi cukup panjang namun pelan.

"Hmm," gumam Kevin.

"Apa kakak marah?"

"Hmm,"

"Apa kakak marah padaku?"

"Hmm,"

"Kak kau marah padaku?!"

Tidak ada sahutan dari Kevin membuat Christine jengkel.

"Jadi kau benar-benar marah padaku?!" tanya Christine tidak percaya

"Aku tidak marah Christine," ucap Kevin datar.

"Jadi kenapa kau mendiamkan ku kak?" tanya Christine kesal.

"Apa tadi dia ada di restoran itu juga?" bukannya menjawab pertanyaan Christine, Kevin malah kembali bertanya.

"Eh, Siapa?"

"Kekasihmu."

"Iya."

"Kenapa dia tidak menunjukkan dirinya? hanya berani melalui pesan instan saat menghubungimu," ucap Kevin datar.

Christine hanya diam saja, ia tidak tahu harus menjawab apa. Christine hanya melirik Kevin dan melihat kalau Kevin hanya menatap lurus ke jalanan seolah jalanan itu akan hilang jika tidak ditatap.

"Jadi siapa namanya?" tanya Kevin kembali datar,

"Eh?"

"Jadi siapa nama kekasihmu itu?" Kevin mengulangi pertanyaannya dengan lebih jelas.

"Ah, itu.. dia.. eumm," Christine langsung gugup, ia tampak berpikir lama dan ragu.

"Jadi siapa namanya?!" Tanya Kevin tak sabar.

"P-Peter kak"

"Peter? jangan katakan padaku kalau Peter ini adalah lelaki yang sama yang dijodohkan ayah padamu sebelumnya," ucap Kevin penasaran.

"I-Iya"

Kevin langsung meminggirkan mobilnya, mobil itu berhenti di tepi jalan raya dan menoleh menatap Christine sangat tajam.

"Peter yang sama dengan yang mempermalukan mu di hari wisudanya?" tanya Kevin dingin dan tajam dan Christine hanya menunduk membuat Kevin yakin kalau Peter yang mereka bahas saat ini adalah Peter Crouch, Peter Dave Crouch.

"Tinggalkan dia!" desis Kevin tidak suka, dan Christine menatap Kevin tidak percaya.

"Kak kenapa ha-"

"Kalau kau tidak mau meninggalkannya, maka suruh dia datang menemui ku," ucap Kevin dingin lalu kembali menjalankan mobilnya.

Christine kembali diam, ia menangis dalam diam. Tidak menyangka kalau kakaknya se-benci itu pada Peter.

'Apa yang harus aku lakukan, kakak tidak akan membiarkanku kembali pada Peter' Christine membatin dalam hati sambil terisak.

Mobil yang mereka tumpangi akhirnya masuk ke dalam pekarangan rumah mewah dan langsung berhenti di depan pintu masuk rumah itu.

Begitu mobil berhenti, Christine langsung turun dan berjalan menuju kamarnya, tapi sebelum ia menaiki tangga menuju kamarnya, ia kembali mendengar suara Kevin menginterupsinya.

"Suruh dia segera menemui ku, atau akan kuberi ia sedikit pelajaran agar tidak menjadi seorang pengecut," ucap Kevin dingin lalu meninggalkan Christine dan masuk ke kamarnya.

Setelah mendengar pintu kamar Kevin tertutup cukup kencang, Christine langsung menuju kamarnya dan menangis terisak.

Kevin tidak akan bermain-main dengan kata-kata yang baru saja ia ucapkan. Ia tahu kalau kakaknya itu marah, maka ia tidak akan pandang bulu. Mengingat bagaimana cara Kevin memberi pelajaran pada Caroline dulu, membuat perempuan itu bahkan tidak berani menatap Christine selama berminggu-minggu.

Tapi entah kenapa setelah Peter kembali, Caroline juga kembali berani padanya.

Christine mengambil ponselnya dan menekan nomor Peter. Terdengar beberapa kali deringan sampai seseorang menjawab panggilannya.

"Halo," jawab Peter dari seberang

"P-Peter" ucap Christine sambil terisak.

"Christine hey, ada apa sayang? Kenapa kau menangis?" Peter terdengar sedikit panik dan khawatir.

"Aku merindukanmu," ucap Christine lagi masih dengan terisak.

"Yeah I know, I miss you too." ucap Peter berusaha menenangkan Christine.

"I love you Peter, I love you so much," ucap Christine dan kembali terisak namun kali ini cukup kencang.

Peter tidak langsung membalas ucapan Christine tersebut, ia tahu kalau ada sesuatu yang tidak beres. Tapi Christine sampai mengucapkan kalimat sakral itu terlebih dahulu, membuat Peter yakin kalau saat ini ia akan memiliki masalah yang cukup berat.

"Yes I do love you too, You know my love bigger than you right?" ucap Peter kemudian terkekeh kecil, menunjukkan sikap santainya. Membuat Christine sedikit tenang karena mendengar kekehan Peter barusan lelaki itu sudah tidak panik.

"No, my love bigger than you," ucap Christine kemudian terkekeh kecil juga membuat Peter tersenyum di seberang sana, lalu ia memulai mencari tahu kenapa Christine menangis.

"So baby, can you tell me why are you crying?" tanya Peter.

"Peter," panggil Christine pelan.

"Yes baby?"

"K-kakak sudah tahu kalau kita berpacaran," ucap Christine pelan nyaris tak terdengar, tapi berbeda untuk Peter, lelaki itu bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

Untuk beberapa saat tidak ada tanggapan dari Peter, membuat Christine sedikit gelisah.

"Peter," panggil Christine lagi.

"Lalu apa kata kakakmu sayang?" tanya Peter santai mencoba memberi tahu Christine kalau dia baik-baik saja, walaupun sejujurnya dia tidak benar-benar baik.

"Kakak ingin kau menemuinya segera," ucap Christine pelan. Untuk beberapa saat Peter kembali tidak bersuara, tapi kemudian ia berkata,

"Okay, I'll going to meet him tomorrow," ucap Peter masih dengan nada santai membuat Christine sedikit tenang.

"Tapi Peter, kakak ta-"

"It's okay baby, aku akan menemuinya besok. Aku juga tidak ingin kau menyembunyikan hubungan kita lebih lama dari ini," ucap Peter meyakinkan.

"Baiklah aku akan menemanimu besok saat bertemu dengan kakak,"

"Baiklah, kalau begitu cepat tidur ini sudah malam."

"Iya kau juga cepat tidur, selamat malam Peter I love you,"

"Selamat malam juga sayang, I love you too." ucap Peter kemudian mematikan panggilannya dan mencoba menutup matanya.

Ia akan menemui Kevin besok.

*****

Jangan lupa Vote, Komen dan Share cerita ini yaaa ❣️

Sayang kalian 🖤

He Is My Jerk (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang