Pelanggan Tetap

108 1 0
                                    

"Pak, aku pesan satu nasi ayam," kataku sambil menelunjukkan satu jari. "Jangan lupa taruh sambalnya."

Pak Owen tersenyum senang. "Ok, setelah pesanan ibu ini."

Aku mengalihkan pandanganku ke arah seorang wanita muda yang sedang menunggu. Mungkin dia yang dimaksud Pak Owen, karena dia menggandeng seorang anak kecil. Rupanya cantik dan manis sekali, layaknya gadis perawan. Tidak kelihatan dia sudah menikah. Hatiku sendiri terpesona.

Pak Owen melakukan tugasnnya dengan cekatan. Dia membuka penanak nasi, menggaruk nasi secukupnya memakai sebuah mangkuk kecil lalu mencetaknya di atas daun pisang beralaskan kertas minyak besar. Lauk pauk pun bergantian diletakkan, dimulai dari bawang goreng, dada ayam, telur, dan terakhir acar disertai kerupuk lalu dibungkus sedemikian rupa sehingga menjadi padat. Terakhir diikat menggunakan karet dan dimasukkan ke dalam plastik.

"Ini pesananmu." Pak Owen menyerahkan bungkusan tadi kepada ibu muda. "Semuanya dua belas ribu."

Ibu itu memberikan sejumlah uang dua ribuan dalam gulungan sebelum berlalu pergi. Tanpa merasa curiga, Pak Owen menerima uang tersebut dan langsung memasukkannya ke dalam laci. Kemudian beralih membuat pesananku.

Aku sedikit curiga. "Uang tadi tak di cek dulu pak?"

"Tak apa. Dia pelanggan tetap, aku tahu uangnya pasti pas."

"Oh." Aku mengangguk pelan. "Baiklah kalau begitu."

Bukan urusanku juga sih. Tapi sekembalinya aku beberapa hari kemudian untuk membeli nasi ayam, aku mendengar langsung dari Pak Owen kalau uang pemberian ibu muda tempo hari kurang enam ribu.

"Mungkin bapak sebaiknya minta sama ibu itu," saranku. "Bilang saja uangnya kurang."

"Masalahnya dia sudah menghilang entah ke mana. Dicari-cari pun tak ketemu," ujar Pak Owen, menggelengkan kepala. "Uang enam ribu pun mau dikorupsi. Susah memang jadi orang. Pokoknya ini jadi pelajaran untukku."

"Percaya boleh, tapi tetap harus hati-hati," ujarku simpatik.

"Kau benar." Pak Owen mendesah. "Sudahlah."

                                                    "We have to stay alert always."

                                               -Widdy, Author of Cerita Bijaksana

Cerpen KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang