Kala itu aku sedang mengantri membeli makanan. Sangkin panjangnya, aku mulai menguap dan memperhatikan sekelilingku demi membuang jauh-jauh rasa bosan yang semakin menumpuk. Saat itulah aku melihat teman lamaku, Andre.
Aku langsung mengenalnya. Kulit putih khas orang Arab nya menyilaukan mataku, belum lagi mata bundar ala orang Jawa akan membuat siapapun melirik dan berkata dia itu manis. Orang-orang juga menyebutnya laki-laki cantik sebab berambut pirang sebahu, setidaknya masih ada kata 'laki-laki'.
"Hei, Andre!" seruku, berusaha menarik perhatian Andre sekaligus mengundang mata-mata penuh ingin tahu ke arahku. "White Arab Man!"
Awalnya Andre tak acuh. Namun sekilas mendengar julukan yang akrab di telinga, dia langsung tahu bahwa ada teman yang memanggilnya. Setelah celingak-celinguk sebentar, Andre mendapati diriku tengah mengangkat tangan kanan ke atas memberi tanda bahwa aku berada di sini. Senyum merekah ketika dia menghampiriku.
"Gimana kabarmu, sobat?" tanyaku.
"Bagus." Andre menepuk pundakku. "Kau sendiri?"
"Luar biasa," jawabku sambil menepuk balik. "Jadi, kau mau ke mana? Kulihat kau buru-buru."
Andre menunjukkan berkas-berkas dalam plastik kepadaku. Isinya adalah kertas-kertas tugas kuliah yang harus dikerjakan selama libur kuliah. Tetapi bukan itu masalahnya. Seingatku Andre kuliah di Pulau Jawa, lalu kenapa malah sekarang kuliah di Medan? Aku penasaran.
"Begini, aku kurang biaya kuliah ke sana," jelas Andre, membuatku mengangkat alis. "Selain itu jauh serta sendirian."
"Jika tahu begitu, kenapa kau ambil ujian masuk perguruan tinggi Jawa? Sia-sialah," ujarku, agak kecewa. "Kuliah sekarang ini tetap di perguruan tinggi negeri, kan?"
"Ya, tapi jalur mandiri. Aku harus bayar beberapa biaya lagi."
Aku menggeleng kepala. "Harusnya kau rencanakan dulu waktu ambil ujian masuk perguruan tinggi."
"Biarlah, sudah berlalu." Andre tersenyum optimis, meski aku tahu hatinya miris. "Eh, sebentar lagi giliranmu."
Aku menatap ke depan. Merasa heran akan antrian panjang tadi sudah berkurang hampir setengahnya. Ternyata pelanggan-pelanggan itu pergi, mungkin ada urusan. Rugi buat mereka, untung bagiku. Aku pun maju dan Andre segera pamit pergi. Katanya mau ke rumah teman untuk diskusi tugas-tugas kuliah.
Kalau saja Andre mempersiapkan rencananya matang-matang, dia tidak akan bersusah payah seperti ini dan menghabiskan banyak uang. Sayang sekali. Memang rencana harus ada agar yang dilakukan sesuai keinginan atau tujuan. Mengenai diriku, aku sedang kuliah di perguruan swasta dan sudah sesuai rencanaku.
"If your plan is for one year, plant rice.
If your plan is for ten years, plant trees.
If your plan is for one hundred years, educate children"
-Confucius
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen Kehidupan
General FictionDalam kehidupan, kita menjalani hari demi hari tanpa tahu setiap kejadian memiliki hikmat yang seringkali menentukan arah hidup kita. Contohnya seseorang hendak menerobos lampu merah, tapi teringat peraturan lalu lintas dan berhenti. Tiba-tiba dari...