Uang Digital

81 0 0
                                    

"William, apa nama mata uang digital yang baru diluncurkan hari ini?" tanyaku pada rekan kantor di sampingku.

"Quadran dengan singkatan QDN."

"Terima kasih."

Aku membuka akunku dan masuk ke dalam pasar uang digital. Sebuah layar hitam putih segera mencuat keluar dengan banyak kolom dan baris berjejer dari atas sampai ke bawah. Meski sudah biasa aku melihatnya, aku tetap terkesima. Angka-angka pada layar itu bukan sekedar angka biasa, mereka menunjukkan harga uang digital saat ini, jumlah transaksi yang terjadi, serta bagaimana keadaan pasar. Inilah era informasi. Era di mana orang bisa memperoleh uang hanya dari berdagang uang tak berwujud.

Mataku segera melacak deretan nama uang digital mencari kata "Quadran/QDN" pada tabel pasar. Dan uang baru itu kutemukan di posisi dua terakhir dari belakang, berharga Rp.50. Aku menghembuskan napas.

"Tertarik?" tanya William, laki-laki bertubuh ramping bermata besar itu tersenyum sesuatu ke arahku. "Kalau kau beli, mungkin kau bisa untung besar."

Aku mengangkat bahu. "Mungkin. Bagaimana denganmu?"

"Uangku sudah habis beli uang digital yang lain," kata William, sedikit sesal. "Sedang rugi pula, jadi kubiarkan saja."

Memang perdagangan uang digital sangat beresiko tinggi. Meski bisa mendapatkan uang dua juta dari sepuluh juta yang dimodalkan, tergantung kepandaian bermain, bisa juga rugi dua juta jika gegabah. Semuanya ditentukan insting, prediksi, dan harapan pemain. Aku sendiri baru mengenal perdagangan uang digital, menurutku patut dicoba tapi perlu kutelaah lebih lanjut. Apalagi aku paling takut yang namanya resiko, jadi harus hati-hati.

"Aku tidak akan membelinya," ujarku setelah mempertimbangkan baik-baik. "Juga kemungkinan harga QDN akan naik berkali-kali lipat."

"Kenapa kau begitu yakin?" tanya William antusias.

"Harganya sangat murah dan masih baru."

"Tapi kan ada uang digital baru yang harganya mahal, tapi malah turun."

"Tentu saja. Orang pun ragu untuk membelinya sehingga harganya turun," kataku penuh keyakinan. "Jika aku saja bisa kepikiran untuk membelinya, yang lain pasti juga. Percayalah, harganya akan naik besok."

Benar saja perkiraanku, harga QDN naik pesat sampai menyentuh harga Rp.300. Dan masih terus naik. Andaikan aku beli semalam dan menjualnya pada harga puncak hari ini, tentu uangku berlipat 6 kali. Satu juta menjadi 6 juta, dikurangi 1 juta modal maka untung 5 juta. Sayang sekali! Aku senang perkiraanku benar, namun menyesal tidak berani mengambil resiko membelinya.

"Prediksimu benar, loh," kata William kepadaku. "Kalau saja kau membelinya semalam, kau pasti dapat untung besar."

Aku tahu, bisikku dalam hati. "Mau bagaimana lagi. Aku takut uangku ludes."

"Segalanya ada resiko, bukan? Jadi coba saja."

Satu kalimat William menyadarkanku. Kenapa tidak terpikirkan olehku selama ini? Andai saja aku tahu, mungkin aku telah membeli QDN sebelumnya. Namun semua sudah terjadi, pengalaman ini ke depan selalu mengingatkanku bahwa aku setidaknya perlu mencoba.

"You're always going miss your chance, if you never take a risk"

-Anonymously

Cerpen KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang