"Nih," ujar Eksal sembari menyodorkan sebotol minuman dingin untuk Filla yang barusaja menyelesaikan tradisinya. Yaah, dihukum.
"Thanks," sambut Filla. Ia menerima minuman dari Eksal dan langsung meneguknya dengan cepat.
Eksal yang kakinya belum sembuh betul itu bersusah payah duduk di sebelah Filla.
Filla melirik Eksal. "Kaki lo gimana?"
"Udah baikan, tenang aja. Bentar lagi juga bakal bisa lari." jawab Eksal yakin.
"Bagus deh. Kalo sampe lo kenapa-kenapa gue gabakal tinggal diam." kata Filla serius.
"Lo gak terima karna kaki gue atau lo emang sengaja pengen ngehajar Bram?" tanya Eksal dengan nada menggoda Filla. Ia tau betul bahwa temanya itu sangat membenci Bram.
Filla hanya tersenyum kecut.
"Elah Fil, udahlah jangan terlalu dendam. Bawa penyakit hati aja lo!" kata Eksal. Cowok yang satu ini memang tidak suka banyak tingkah. Baginya masuk Common hanyalah untuk kesenangan.
"Bodoamat lah! Urusan nanti,"
"Nanti kapan?"
"Kapan-kapan," jawab Filla ngasal.
Drrtt drrtt
Iphone hitam Filla yang tergeletak di atas meja kantin itu bergetar.
Filla meliriknya dan menemui nama.
Tuan Mahendra.
Filla bahkan tidak menamai nomor papanya dengan nama ayah, papa, papi, bapak, pipi, atau bahkan abah.
Filla menatapnya malas. Cowok itu meneguk ludahnya dan langsung melengos.
"Gue tebak. Bokap lo kan?" tebak tepat Eksal.
"Mau ngomong apa lagi coba? Pihak sekolah kebanyakan akal banget sih pake ngirim-ngirim SP gue ke bokap segala," gerutu Filla.
"Angkat!"
"Males,"
"Mau lo bokap lo makin marah? Bisa gak dianggep anak lo,"
"Bodoamat. Emangnya selama ini gue dianggep anak?" tanya balik Filla. Mengenaskan.
"Jangan gitu lah Fil, angkat. Bagaimanapun juga dia bokap lo," bujuk Eksal.
"Paling juga mau ngomel ini itu. Lagipula mau apa lagi dia? Semua fasilitas gue udah disita, mau apaan lagi? Gue udah gak punya apa-apa sekarang."
"Elah Fil, gitu amat lo sama bokap. Om Mahendra baik kok perasaan, mungkin karna terpengaruh sama istri barunya aja makanya jadi gitu." kata Eksal.
Filla hanya diam lalu ia meraih Iphonenya dan mengangkat telfon dari ayahnya itu.
"Halo," ucap Filla.
"Dimana kamu Filla?!" suara ayah Filla di seberang terdengar jelas dan kurang bersahabat.
"Sekolah lah, dimana lagi?" tanya balik Filla judes.
"Nanti langsung pulang ke rumah, papa mau ngomong,"
Filla tak menjawab apapun. Ia langsung menutup telfonya dan meletakan hpnya di meja kantin lagi dengan kasar.
"Kenapa?" tanya Eksal.
"Mau ngomong katanya nanti di rumah."
"Bokap ngomong didengerin Fil, masih mending lo punya bokap. Lah gue? Gak punya siapa-siapa selain Opa gue,"
"Sal, udahlah jangan sedih gitu. Opa lo baik banget sama lo, perduli sama lo. Sedangkan bokap gue?"
"Ya tapi rasanya beda Fil."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth About You (END)
Teen FictionVinka merupakan salah satu siswi di SMA Pandhawa yang memiliki dua image berbeda. Pertama,image buruknya sebagai cewek yang selalu gonta-ganti pacar dan hampir semua cowok most wanted sekolah sudah menyandang status sebagai mantanya. Dan yang kedua...