Hari ini hari Minggu. Sudah dua minggu Filla tidak masuk sekolah dan Vinka masih menunggu kedatangan cowok itu. Ia jadi berpikir apakah saat itu ia salah dengar dengan hukuman skors Filla, apakah sebenarnya hukuman Filla adalah dua minggu? Atau tiga minggu?
Sementara itu hubungan Vinka dan Gustav masih stay seperti kemarin, tidak membaik dan juga tidak memburuk. Gustav selalu menghindari Vinka karna masih belum bisa mendengar kata putus dari Vinka, sedangkan Vinka yang masih perlu memikirkan lagi apakah perasaanya terhadap Gustav ini karna kasihan pada Gustav yang teramat baik padanya atau memang perasaanya memang sudah tumbuh menjadi rasa sayang pada Gustav.
Vinka dan Kenzo duduk di ruang makan dalam diam menanti Laras mamanya yang masih sibuk di dapur. Vinka bersandar di kursinya dengan kedua tangan terlipat di bawah dada dan tatapan kosong. Sementara Kenzo juga duduk bersandar dengan kedua tangan terlipat di bawah dada sedari tadi menatap Vinka yang tak kunjung sadar bahwa ia memperhatikanya.
Tidak lama kemudian Laras datang dan duduk di samping Kenzo, ia mengikuti tatapan Kenzo ke arah Vinka yang rupanya masih belum sadar.
"Adek kamu kenapa?" tanya Laras pada Kenzo. Ia juga jadi penasaran apa yang membuat putrinya jadi melamun seperti ini.
"Mungkin masalahnya sama Gustav, mah." jawab Kenzo.
"Mama jadi penasaran sama yang namanya Gustav sampai bisa membuat Vinka jatuh hati." kata Laras.
Kenzo menoleh ke arah Laras. Ia berniat menyalahkan ucapan mamanya tadi, dan membenarkan bahwa Vinka tak pernah menyukai Gustav sebenarnya. Namun, ia rasa ini bukanlah saat yang tepat.
"Vinkaa," panggil Laras.
Vinka tak merespon. Tatapanya kosong dan masih terarah ke jendela kaca yang terbuka di belakang Kenzo.
"Woy!!" ujar Kenzo sembari menendang pelan kaki Vinka yang ada di depan kakinya. Vinka reflek langsung mengarahkan tatapanya ke arah Kenzo dan Laras.
"Hah? Udah siap ya sarapanya? Yaudah yuk makan," kata Vinka gelagapan.
"Mama mau ketemu Gustav tuh, katanya penasaran." kata Kenzo.
"Apaan sih Ken, lo tau sendiri gimana hubungan gue sama dia." ujar Vinka lesu.
"Aaa, jadi anak mama lagi galau gara-gara berantem sama pacarnya." goda Laras.
"Mamaa," rengek Vinka tak bersemangat sama sekali.
"Kusut banget sih muka lo!" Kenzo berkomentar.
"Kenzo lo gak inget yang gue lakuin ke elo dua hari yang lalu?" tanya Vinka tajam.
Kenzo diam. Ia mengingat betul yang Vinka lakukan padanya dua hari yang lalu karna Nika yang mengadu pada Vinka tentang kenakalan Kenzo selama Vinka tidak ada dulu. Vinka menghukumnya berat, ia mencubit-cubit perut, tangan, dan kaki Kenzo lalu ia juga meminta Kenzo menyapu, mengepel, dan membersikan seisi rumah. Kenzo lelah, letih, capek, sesak, sumpek, semuanya jadi satu dan membuatnya jadi mumet alias pusing alias pening dan akhirnya ia terkapar tak bertenaga sama sekali di sofa ruang tamu. Semalaman ia tidur di ruang tamu karna Vinka menyita kamar Kenzo.
"Memangnya Kenzo kamu apain sih Vinka?" tanya Laras.
"Vinka ajarin caranya jadi bapak rumah tangga yang baik mah," jawab Vinka.
"Sialan lo Vin!" gerutu Kenzo. Jujur rasanya ia ingin memeluk Vinka erat-erat sampai Vinka tidak bisa bernapas saat ini juga.
"Oh iya daripada kalian gaada kerjaan di sini, mendingan kalian anterin hp ayah kalian yang ketinggalan di kamar, nanti kalau ada telfon penting kan repot." minta Laras.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth About You (END)
Teen FictionVinka merupakan salah satu siswi di SMA Pandhawa yang memiliki dua image berbeda. Pertama,image buruknya sebagai cewek yang selalu gonta-ganti pacar dan hampir semua cowok most wanted sekolah sudah menyandang status sebagai mantanya. Dan yang kedua...