Lupain aja lah

933 69 1
                                    

Teettt teettt teeettt

Bel istirahat sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu, namun Vinka tak berniat sama sekali mengalihkan pandangannya dari novel di atas mejanya yang sudah ia baca sejak jam pelajaran berakhir tadi. Saat ini ia berada di kelas sendirian karna teman-temanya pergi ke kantin semua.

"Vinka," panggil seorang cowok yang berdiri di ambang pintu masuk ruang kelas Vinka.

Mau tak mau Vinka pun menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya itu.

"Kak Alvaro?" pekik Vinka. Ia meletakan pembatas novelnya ke halaman terakhir yang ia baca lalu menutup novelnya dan menghampiri Alvaro yang masih berdiri di pintu masuk ruang kelasnya.

"Kak Alvaro ngapain di sini?" tanya Vinka.

"Gue mau nanya sesuatu sama lo Vin," ujar Alvaro.

"Apa?" tanya Vinka penasaran karna tidak biasanya Alvaro terlihat seserius ini.

"Lo dapet nomor Filla darimana?" tanya Alvaro serius.

Vinka diam. Ia malah bingung sekarang mengapa Alvaro tau kalau ia memiliki nomor Filla.

"Kak Alvaro tau darimana aku punya nomor Filla?" tanya balik Vinka.

"Jawab gue Vin!" ujar Alvaro setengah memaksa Vinka untuk menjawab pertanyaanya.

"Gustav," jawab Vinka jujur.

Alvaro mengingat sesuatu. Sore itu sepulang sekolah ia pergi bersama Gustav dan saat itu juga Gustav meminjam hpnya sementara ia pergi ke toilet sebuah cafe.

"Kak Alvaro tau darimana?" tanya Vinka mengulang pertanyaanya yang belum terjawab tadi.

"Gue minta lo jangan ganggu dia." kata Alvaro seenaknya.

"Maksud kak Alvaro apa?" tanya Vinka.

"Gue minta lo jangan hubungi dia lagi, jangan ganggu dia." ujar Alvaro memperjelas.

"Kenapa?"

"Please Vin, gue mohon sama lo. Jangan ganggu dia,"

"Sebenernya kak Alvaro kenapa? Kenapa selalu minta aku buat jauhin Filla, lupain Filla. Kenapa kak?!" tanya Vinka mulai kesal dengan sikap Alvaro.

"Aku nggak pernah berniat ganggu Filla kak! Aku suka sama Filla, aku pengen tau dimana Filla, aku pengen ketemu Filla. Apa menurut kakak aku itu ganggu Filla banget ya?"

"Lagian percuma aku punya nomor Filla, Filla sama sekali nggak mau ngomong sama aku. Satu jam lebih aku ngomong panjang lebar sama dia tapi aku nggak dapet respon apapun dari dia. Percuma kak!" ujar Vinka lalu langsung pergi meninggalkan Alvaro.

Kaki Vinka berjalan menuju ke arah rooftop sekolah. Di sana sepi. Ia duduk sendiri dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya. Rambutnya yang digerai itu berantakan karna diterpa angin dan menutupi sebagian wajahnya.

Tiba-tiba ia merasa ada yang menyibakan rambutnya ke belakang dan menjepitnya dengan penjepit rambut. Vinka menoleh ke samping kananya dan mendapati wajah Gustav. Cowok itu yang mengikatkan rambutnya ke belakang dengan penjepit rambut.

Gustav tersenyum.

"Udah, jangan dipikirin omonganya Alvaro." kata Gustav.

"Kenapa kak Alvaro ngomong gitu?" tanya Vinka.

"Ada satu hal penting yang nggak kamu tau dari Alvaro Vin," kata Gustav.

"Maksud kamu?" tanya Vinka.

"Alvaro itu anak dari kakak papanya Filla. Dia anak dari kakak Om Mahendra,"

Vinka benar-benar terkejut dengan apa yang ia dengar dari mulut Gustav.

The Truth About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang