Lembaran Baru

847 55 1
                                    

PREEETTTTTTTT

Sebuah terompet yang Kenzo tiup berhasil membuat Vinka yang tengah tertidur pulas terbangun. Suara terompet tersebut benar-benar mengganggu tidur Vinka, ia pun terbangun dengan kedua telapak tangan menutupi kedua telinganya.

"Arrghhh...." rengek Vinka dengan kedua mata yang masih tertutup rapat dan ekspresi super kesal karna ia memang paling tidak suka kalau ada yang mengganggu tidurnya.

"Selamat Ulang Tahun Ravinka Shabilla Hardiansyah."

Suara kompak yang terdengar jelas di telinga Vinka itu membuat Vinka langsung membuka matanya lebar-lebar. Ia melihat Kenzo, Deva, Laras, dan juga seorang laki-laki setengah tua yang merupakan kakeknya. Kakek Hardi. Laras membawa sebuah kue tar black forest dengan lilin berbentuk angka tujuh belas di atasnya.

Vinka terdiam menatap orang-orang yang tengah berada di kamarnya itu. Rasanya nyawanya belum terkumpul seluruhnya dan ia butuh waktu beberapa detik untuk mencerna apa yang kini terjadi di kamarnya.

"Selamat Ulang Tahun Vinka," kata kakek Hardi.

"Happy birthday to youu
  Happy birthday to youu
  Happy birthday happy birthday
Happy birthday Vinkaa,"

Mereka menyanyikan lagu ulang tahun untuk Vinka dengan kompak dan sangat ceria.
Vinka yang telah sadar dan memahami apa yang terjadi kini meneteskan air mata haru.

"Lhooh kok cucu kakek malah nangis?" ujar kakek Hardi yang kemudian duduk di samping Vinka.

"Makasih," ujar Vinka. Ia menghapus air matanya cepat-cepat.

"Ceilah adek gue udah gede sekarang. Abis ini bikin KTP. Haha," ujar Kenzo yang malah terdengar mengejek.

"Kenzo nyebelin!" rengek Vinka kesal.

"Vinka, ini ide Kenzo lho. Dia yang jemput kakek malem-malem tadi." ujar Deva.

"Tauk nih, gak berterimakasih sama gue." seloroh Kenzo.

"Ya abisnya Kenzo nyebelin Yah, masa iya bangunin Vinka pake terompet, emangnya tahun baru." protes Vinka.

"Ya gapapa lah, daripada pake peluit, lo kira gue tukang parkir?" protes Kenzo tidak terima.

"Kumat ini debatnya," kata Laras membuat Deva dan kakek Hardi terkekeh.

"Vinka, selamat ulang tahun ya sayang." kata Kakek Hardi.

"Aa kakek, Vinka kangen.." Vinka langsung mendekat ke kakeknya dan memeluknya.

"Vinka, tiup lilin dulu dong. Ini kue buatan mama lho." ujar Laras.

Vinka melepas pelukannya lalu turun dari atas kasur dan berdiri di depan mamanya.

Baru saja mengambil nafas untuk meniup lilin, Laras langsung menjauhkan kue tar tersebut dari Vinka.

"Make a wish dulu dong sayang," kata Deva.

Vinka terkekeh lalu ia menutup matanya dan berdoa.

"Vin, doa in gue cepet dapet pacar." kata Kenzo.

Setelah selesai Vinka membuka matanya dan langsung memberikan tatapan tajam untuk Kenzo.

"Lo aja sendiri berdoa kalo nanti lo ulang tahun." tutur Vinka.

"Sialan lo."

"Ayo tiup Vin," kata Kakek Hardi.

Vinka kembali mengambil nafas lalu ia meniup lilin yang ada di atas kue yang dibawa mamanya. Dengan satu tiupan saja Vinka berhasil membuat api di ujung lilin itu padam dan mendapat tepuk tangan dari Kenzo, Deva, dan kakeknya.

The Truth About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang