FILLA

1.4K 76 0
                                    

"FILLA!!!"

Suara teriakan menggelegar dari arah lantai bawah tak mampu membangunkan Filla yang masih terlelap tidur di atas kasurnya. Jam sudah menunjukan pukul enam lebih seperempat tapi cowok ini sama sekali belum mempersiapkan diri untuk sekolah.

Karna tak mendapat respon apapun akhirnya Damar naik ke lantai atas menuju ke kamar Filla. Cowok tampan dengan pakaian rapi sebuah kemeja biru, celana hitam, dan fantofel kulit berwarna hitam.

Brakk brakk braakk

"FILLA BUKA!!!" bentaknya sembari menggebrak keras pintu di depanya yang tak lain adalah pintu kamar adik kandungnya sendiri.

"FILLA!!"

Kreekk

Pintu terbuka. Terlihat seorang cowok dengan tampang acak acakan yang hanya mengenakan kaos oblong tanpa lengan dan celana selutut. Wajahnya menunjukan sekali kalau ia baru saja bangun dari tidurnya, ia terlihat diam tak merespon panggilan keras kakaknya yang berada di depan pintu kamarnya daritadi.

"Apa yang lo lakuin, Fil?!!" bentak Damar, kakaknya itu terlihat sangat marah.

"Apa?" tanyanya dengan wajah innocent. Ia mengucek matanya yang masih buram.

Damar langsung mendorong Filla masuk ke dalam kamarnya dengan kasar hingga cowok itu kehilangan keseimbangan dan tubuhnya limbung ke atas kasurnya yang sangat berantakan oleh baju-baju dan barang barang tidak jelasnya lagi.

"Apa apaan sih lo bang!?" tanya Filla tidak terima karna tiba-tiba kakaknya itu mendorongnya kasar. Nyawanya sudah benar benar terkumpul sekarang, dia bangkit dan berhadapan langsung dengan Damar.
Matanya yang tajam menatap mata Damar yang penuh amarah pagi ini.

"Apa?" tanya Damar sinis. "Gue yang harusnya tanya apa yang lo lakuin, Fil!!"

"Apa? Gue ngelakuin apalagi?"

"Lo tawuran sama anak Persada? Hah?!" bentak Damar.

"Iya." jawab Filla tegas.

"Lo jangan bawa nama sekolah cuman karna dendam lo sama dia, Fil. Lo ngerugiin banyak orang tau nggak?!!" bantah Damar. Ia tak suka dengan sikap adiknya yang melibatkan teman-teman sekolahnya itu untuk ikut tawuran hanya karna masalah pribadinya dengan salah satu siswa SMA Persada. Padahal kenyataanya tidak seperti itu, masalahnya adalah tentang Eksal.

"Lo salah! Gue gapernah ngerugiin siapapun! Gue gak minta mereka buat ikut campur sama urusan pribadi gue." terang Filla tajam.

"Lo kenapa sih gabisa akur sama dia? Bagaimanapun juga dia sekarang....."

"Jangan pernah lo ngomong hubungan gue sama dia bang!" sela Filla membentak.

"Tapi nyatanya kayak gitu, Fil! Bokap udah nikah sama mama Irene, lo kenapa nggak setuju sih? Lo ga seneng liat papa bahagia?"

"Lo manggil dia mama? Jijik gue dengernya bang! Perempuan murahan gitu gak pantes buat papa!"

"Atas dasar apa lo manggil dia murahan, Fil?!" tanya Damar geram. Ia selama ini memang setuju-setuju saja ayahnya menikah dengan seorang perempuan bernama Irene.

"Gue lebih tau tentang dia!"

"Setelah empat tahun papa nikah sama mama Irene lo masih belom bisa nerima dia jadi mama lo, Fil. Apa waktu selama itu lo gabisa ngurangin sedikit aja rasa benci lo?"

"Gabisa!" cetus yakin Filla.

"Lo liat dong bang! Papa jadi gaperduli sama gue semenjak dia nikah sama perempuan itu, papa lebih milih tinggal sama mereka dan ninggalin gue di rumah ini. Sendirian!!" lanjut Filla dengan menekankan pada kata 'sendirian'.

The Truth About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang