Dimana Filla?

1.1K 57 5
                                    

Pagi ini Gustav benar-benar menjemput Vinka. Sudah lebih dari lima belas menit ia menunggu Vinka di ruang tamu sambil mengobrol dengan Kenzo.

Saat jam menunjukan pukul setengah tujuh tepat, Vinka pun keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah. Ia cukup kaget karna ternyata Gustav sudah datang menunggunya. Ia pikir Gustav belum datang karna biasanya Gustav selalu berangkat agak siang.

Vinka menghampiri Gustav lalu mereka pun berangkat. Gustav memboncengkan Vinka dengan menggunakan motor maticnya yang berwarna merah hitam. Saat sampai di depan rumah Filla, Vinka menangkap sosok Bram yang baru saja keluar dari dalam rumah. Cowok itu juga menatap Vinka, lagi, selalu dengan tatapan aneh.

Tak mau lama-lama Vinka langsung mengalihkan pandanganya dari Bram. Ia melingkarkan tanganya ke perut Gustav dan menyandarkan kepalanya ke punggung Gustav. Niatnya yang sebenarnya adalah untuk meyakinkan Bram lagi kalau ia bukanlah pacar Filla tapi pacar Gustav. Gustav yang masih fokus ke depan itu menyunggingkan senyuman bahagia karna akhirnya Vinka berubah dan semakin dekat denganya.

Aku harap perasaan kamu secepatnya berubah buat aku, Vin. Batin Gustav. Sejujurnya ia juga masih memikirkan kejadian semalam yang benar-benar membuatnya bingung dengan sikap Vinka yang sangat aneh ketika di Park Cafe. Tapi ia tetap positif thinking dengan Vinka sampai sekarang.

Lo baik Gustav, nggak seharusnya lo sama gue. Lo pantes dapetin yang lebih baik dari gue.

Tak butuh waktu lama akhirnya motor Gustav berhenti di parkiran sekolah. Tidak sedikit anak-anak yang memberikan tatapan mereka ke arah Vinka dan Gustav. Mungkin karna Vinka yang memeluk Gustav seperti itu. Anggapan mereka tentang Vinka yang selalu bergonta ganti pacar sudah mulai hilang karna sudah cukup lama Vinka berpacaran dengan Gustav dan tidak suka berganti lagi. Ya walaupun masih ada beberapa yang tidak terima kalau Vinka berpacaran dengan Gustav yang sejak dulu tidak pernah pacaran dan dia masuk kategori cowok idaman.

Sampai Gustav melepas helm dan mematikan mesin motornya pun Vinka masih belum melepas peganganya. Matanya masih terpejam dan pikiranya masih berkutat seputar Gustav dan Filla semalam.

"Vin, udah nyampe." ujar lembut Gustav sembari menepuk pelan punggung tangan Vinka yang melingkar di perutnya. Ia tak bisa menyembunyikan perasaan senangnya sebenarnya, namun karna sekarang berada di area sekolah, lebih baik kalau tidak. Ia harus tetap menjaga image Vinka di sekolah.

Vinka membuka matanya dan buru-buru melepas peganganya dari perut Gustav. Ia merutuki dirinya sendiri karna bisa-bisanya tidak sadar kalau motor Gustav sudah berhenti di sekolah. Ia pun turun dari motor Gustav, begitupun Gustav. Cowok itu malah terkekeh melihat Vinka yang kaget.

"Maaf," kata Vinka dengan memasang wajah tidak enak.

Gustav masih terkekeh.

"Jangan diketawain!" celetuk kesal Vinka.

"Kamu ngantuk?" tanya Gustav.

Vinka menggelengkan kepalanya cepat-cepat. "Enggak,"

"Oh, kalau gitu kamu emang nyaman peluk-peluk aku kayak gitu," ujar Gustav dengan gaya pede.

"BERAQ!" ujar Vinka. Ia malah jadi suka mengatakan kata itu ketika kesal dengan Gustav. Bibirnya yang manyun malah membuat Gustav gemas dan langsung menepuk puncak kepala Vinka.

"Gak sopan,"

"Daripada aku cium?" ujar Gustav dengan membungkuk dan memajukan wajahnya ke dekat Vinka. Reflek Vinka langsung menjauhkan wajahnya dari Gustav karna kaget. Matanya membulat kaget dengan tindakan Gustav. Dan lagi-lagi bayangan wajah Bram beberapa hari yang lalu melintas di pikiranya. Vinka diam, matanya mengerjap beberapa kali dengan nafas dan jantung yang menderu hebat.

The Truth About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang