Dua bulan berlalu dengan sangat cepat. Hari-hari Vinka tak pernah kosong karna selalu ada yang menemaninya. Tapi lama-kelamaan rasa bersalah mulai muncul dalam dirinya, selama ini ia membohongi tiga orang laki-laki yang sama-sama ia sayangi. Gustav, Yoel, juga Filla.
Selama di sekolah Vinka sering menghabiskan waktunya bersama Filla untuk sekedar berbagi cerita dan tak jarang juga mereka belajar bersama di perpustakaan.
Ketika sudah pulang sekolah Yoel yang selalu menemaninya, hampir setiap hari Yoel datang ke rumahnya untuk mengajaknya jalan-jalan keluar atau terkadang hanya untuk menemani Vinka belajar di rumah.
Ketika Vinka sendirian tidak bersama Filla ataupun Yoel, ia vidio call dengan Gustav dan dengan bahagia berbagi cerita dan bercanda.
Tak pernah ada penjelasan. Vinka tidak menjelaskan yang telah terjadi pada Gustav, ia juga tak pernah jujur pada Yoel bahwa ia sudah memiliki pacar lagi yaitu Gustav. Dan Filla, ia merasa nyaman dengan cowok itu tapi ia tak pernah menceritakan apapun pada Filla tentang hubungannya dengan Gustav ataupun Yoel. Entah mengapa Vinka tidak mau kehilangan salah satu dari mereka. Ia tau ia egois dengan sikapnya yang seperti ini, ia sudah tak tahan dengan semua kebohongannya tapi ia juga tidak tahu harus bagaimana.Dua hari lagi Vinka akan menghadapi Ujian Nasional. Ia benar-benar ekstra menjaga kesehatannya dan ia juga sudah mempersiapkan segalanya. Ia melupakan semua masalahnya untuk sejenak untuk memfokuskannya pada Ujian yang akan menentukan kelulusannya. Setelah ini pun ia sudah berencana untuk melanjutkan kuliah dan mengambil fakultas kedokteran.
"Udah siap belum?" tanya Gustav yang ada di layar hp Vinka.
"Siap nggak siap harus siap dong," ujar Vinka yakin.
Vinka menyandarkan hpnya pada kaca besar yang ada di kamarnya sementara ia menyisir rambutnya yang baru saja ia keramasi.
"Aku yakin kamu pasti berhasil."
"Jaga kesehatan,"
"Jangan mikir yang aneh-aneh, kamu harus fokus sama ujian kamu."
"Iya Gustav sayaang." sahut Vinka dengan senyuman manisnya.
"Yaudah aku ada kelas, aku berangkat dulu ya. Daaa," ujar Gustav.
Vinka melambaikan tangannya ke kamera sambil tersenyum. "Daaa. Semangat!"
Tak lama setelah Gustav mematikan video callnya, ada video call lagi yang masuk ke hp Vinka dengan nama Yoel terpampang di layar hp Vinka. Vinka pun langsung mengangkatnya.
"Sore Vinka," sapa Yoel di seberang dengan wajah sumringah. Cowok itu tengah berada dalam sebuah ruang kelas tempatnya kuliah.
"Sore," balas Vinka.
"Maaf ya beberapa hari ini aku gabisa main ke rumah kamu, jadwal kuliah sama tugas kuliah banyak banget."
"Iya gapapa,"
"Kamu semangat ya, bentar lagi kan mau Ujian. Pokoknya kamu harus fokus sama ujian kamu,"
"Iya Yo,"
Yoel di seberang tampak tersenyum.
"Yaudah dosen aku udah masuk, aku tutup ya. Daa,"
"Daa, semangat." kata Vinka.
Setelah Yoel menutup video callnya Vinka langsung membanting hpnya ke atas kasurnya. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal karna frustasi.
"Lo bener-bener murahan Vinka!" tutur Vinka merutuki dirinya sendiri.
"Lo mau siapa sebenernya?!!"
"Lo gila!"
Vinka terus merutuki dirinya sendiri karna ia kesal pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth About You (END)
Teen FictionVinka merupakan salah satu siswi di SMA Pandhawa yang memiliki dua image berbeda. Pertama,image buruknya sebagai cewek yang selalu gonta-ganti pacar dan hampir semua cowok most wanted sekolah sudah menyandang status sebagai mantanya. Dan yang kedua...